Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Sunat Militer

by Jonathan Mangiring


Seorang taruna akademi militer berciri : tanggap, tanggon dan trengginas. Seorang taruna adalah seorang laki-laki dan seorang militer. Di akademi militer (tidak perlu ditanyakan akademi militer apa dan di negara mana) kedua hal itu mempunyai persyaratan tertentu, seperti misalnya : "pria yang tidak berotot bukan laki-laki". Oleh karena itu semua taruna diharuskan (bahkan dipaksa) untuk latihan binaraga secara intensif. Sehingga semua truna bertubuh atletis, kekar dan berotot. Seorang pria adalah laki-laki jika dia sudah disunat. Jadi jika mau jadi tentara harus disunat, jika belum akan disunat atau dipaksa sunat secara militer tanpa anestesi. Seorang laki-laki adalah tentara jika dia sudah "dibentuk", artinya sudah dilatih dan mengalami proses pembentukan menjadi laki-laki yang tidak lain adalah melalui proses latihan militer dan melalui berbagai penyiksaan yang amat kejam dan sadis!. Pembentukan atau penyiksaan ini dianggap latihan mental. Waktu pembentukan digunakan "alat bantu" yang tidak lain adalah alat penyiksa, seperti : pecut, cambuk atau cemeti, besi yang dipanaskan (terkadang sampai membara), alat penyengat listrik, borgol dan rantai. Pada saat "dibentuk" taruna harus telanjang bulat, agar pelatih atau taruna senior dapat dengan mudah memilih bagian tubuh yang akan disiksa, seperti dicambuk, ditempeli besi panas atau diberi sengatan listrik. Pada waktu dibentuk taruna tidak boleh "berbunyi" atau bersuara apalagi mengaduh atau menjerit. Jika taruna berani berbunyi waktu disiksa, apakah sengaja atau refleks spontan, dia akan diberi hukuman berat. Berupa tambahan lecutan berlipat kali lebih banyak atau tempelan besi panas diperlama!. Pembentukan dilakukan demikian sadisnya, sehingga jika taruna tidak kuat fisik dan mental bisa pingsan atau semaput bahkan mengalami gangguan mental. Para pelatih adalah perwira muda yang juga tamatan akademi militer yang terpilih : fisik dan metalnya bagus (tinggi, besar, berotot), ganteng, bagus nilai akademiknya dan terutama harus sadis dan gemar menyiksa taruna!. Terkadang disediakan "pelatih tamu" dari kesatuan yang juga banyak menerapkan kekejaman dan kesadisan, seperti polisi militer (biasa menyiksa tahanan), marinir dan pasukan khusus. Perlakuan yang paling sadis diberikan pada masa capratar (calon prajurit taruna),yaitu 3 bulan pertama pendidikan. Untuk memulai masa yang paling kejam ini diadakan semacam Upacara Pembukaan. Waktu aku jadi capratar (sekarang aku sudah jadi perwira menengah yang gagah, atletis dan ganteng!) ada 100 orang capratar. Kami baru saja menyelesaikan "pendidikan peralihan" di asrama transito. Waktu akan pindah ke asrama pendidikan akdemi militer, seluruh pakaian seragam kami di asrama transito harus diserahkan ke gudang dalam kantong plastik yang disegel dan diberi label serta nomor capratar kami ( Sedangkan pakaian dan barang pribadi kami dan koper sudah sejak awal diserahkan ke akademi ).Ini berarti kami 100 orang - hari itu - harus bugil, telanjang bulat. Ini dimaksudkan untuk : (1)melatih rasa percaya diri dan keyakinan akan kelaki-lakian diri sendiri capratar. Sering melihat alat kelamin,, puting susu, ketiak dan rambut kemaluan, serta belahan atau lubang pantat sesama laki-laki, bahkan seluruh bagian tubuh sesama caparatar diharapkan (2) mengurangi sensitivitas atau rangsangan dan dorongan homoseksualitas atau biseksualitas di kalangan capratar. Penelanjangan ini juga bertujuan (3) menghilangkan rasa malu antar capratar sebagai sesama laki-laki. Karena kelak waktu pendidikan dan setelah jadi militer efektif, seorang tentara akan sering berada dalam suasana komunal baik di asrama, di tenda, di lapangan waktu operasi militer! Seperti harus mandi bersama atau harus berak dan kencing di tempat terbuka, di mana orang lain bisa melihat ketelanjangan mereka. Penelanjangan ini juga penting untuk (4) melatih ketahanan tubuh capratar terhadap tantangan alam : angin, panas, dingin, hujan, nyamuk. Yang juga penting adalah ketelanjangan capratar (5) memudahkan pelatih untuk memantau dan mengawasi pertumbuhan otot dan kebersihan tubuh capratar dari waktu ke waktu, serta memotivasi capratar untuk menjaga bentuk dan kebersihan tubuhnya, Yang juga penting adalah (6) memudahkan pelatih untuk memilih bagian yang akan disiksa waktu "membentuk" (menyiksa) capratar. Dalam keadaan telanjang bulat kami diangkut dengan bis ke asrama pendidikan sekitar pukul 05:30 pagi. Beberapa capratr tampak menggigil kedinginan dan batang kemaluannya menunduk layu! Sebagian capratar lainnya, terutama yang tubuhnya kekar dan berotot dan batangnya besar, malah tampak ereksi,menegang keras, sehingga kepala batangya merah-ungu berkilat. Capratar yang menegang batangnya tampak ada juga yang kemalu-maluan, karena tidak terbiasa ereksi dilihat orang. Tapi ada juga capratar yang ereksi tapi tenang-tenang saja, bahkan menikmatinya dengan menggeliatkan atau menegangkan tubuhnya yang telanjang bulat sambil mengelus-ngelus kedua puting susunya yang juga sedang melenting dan mengeras, sehingga aku terangsang melihatnya dan ikut-ikutan ereksi. Ketika tiba di asrama kami ditunggu oleh puluhan pelatih yang besar, kekar dan berotot. Mereka bersepatu lars dan bercelana militer dengan koppelriem dipinggang tapi bertelanjang dada. Umumnya mereka ganteng dan bertubuh atletis, lengan dan dada berotot dada menonjol serta perut yang rata berotot, terangsang aku melihat mereka!. Di koppelriem mereka tergantung gulungan cemeti ukur besar. Sebagian di antara pelatih itu, ujung cemetinya dipasangi logam. Bisa dibayangkan, jika cemeti itu dilecutkan ke tubuh capratar yang telanjang bulat oleh pelatih yang besar dan berotot itu, pasti hasilnya adalah luka lecet yang mengeluarkan darah segar!. Apalagi jika cemeti itu diayunkan dengan kekuatan otot sepenuhnya!. Sebagian capratar itu ada yang shock menggigil ketakutan atau keluar keringat dingin. Bahkan ada yang demikian stressnya sehingga terpancar air maninya, tentu saja ia menjadi salah tingkah dan kemalu-maluan, karena eyakulasi dilihat orang!.

###

14 Gay Erotic Stories from Jonathan Mangiring

Bentrokan Di Malam Minggu Yang Membawa Nikmat

Pada suatu malam minggu telah terjadi bentrokan di muka markas kesatuan kami - suatu kesatuan militer dari suatu negara. Entah apa alasannya maka terjadi bentrokan itu, yang pasti sebagai seorang perwira yang bertanggungjawab di bidang kepolisian militer (PM) aku segera dilapori. Segera aku meluncur ke markas dan setibanya di sana aku dapati 14 pemuda remaja sudah dimasukkan tahanan

Cerdas Cermat

Cerdas Cermat adalah acara yang paling digemari oleh para pelatih dan taruna senior di Akademi Militer (tidak penting di kota mana atau di negara mana), tetapi paling ditakuti oleh taruna yunior yang dipanggil Calon Prajurit Taruna (Capratar). Masa Capratar berlangsung pada 3 bulan pertama di awal pendidikan Akademi Militer. Pada masa itu Capratar nyaris dianggap setengah manusia atau

Dibentuk Jadi Laki-laki

Sekarang aku sudah jadi perwira menengah, akan tetapi pengalaman sadis sebagai taruna akademi militer tidak dapat kulupakan begitu saja. Aku baru berumur 18 tahun waktu diterima jadi calon taruna. Tidak usah kusebutkan akademi militer apa dan dimana, bahkan di negara mana, karena aku terikat sumpah untuk tidak cerita. Waktu itu ada sekitar 100 orang calon taruna baru dan kami yang

Jadi Tahanan Polisi Militer

Aku seorang bintara (tidak perlu kusebut dari angkatan mana dan di negara mana). Tampangku cukup ganteng dan tubuhku atletis. Sebetulnya aku punya ijazah sarjana (S1), tapi karena susah cari kerja aku masuk sekolah bintara dan berhasil lulus. Walaupun aku cukup senang dengan tugas dan pekerjaan di kesatuanku, tapi karena terlalu senjang dengan pendidikanku setelah 2 tahun aku bosan.

Jason Minta Supaya Aku Mau Dientot Tapi Kutolak

Jason adalah seorang bule yang sudah lama berada di negeri ku. Tidak heran jika dia tahu bahasa yang dipakai orang di negeriku. Tidak mudah untuk mendekati Jason, karena dia sibuk. Dia bekerja di suatu stasiun TV di negeriku sebagai penyiar. Keadaan negeriku jauh berbeda dengan di negerinya. Jason berasal dari suatu negara barat dan dia berkulit putih. Dia lumayan tinggi besar seperti

Kamar Siksa

Apakah hal seperti ini masih terjadi sekarang, aku tidak tahu. Tapi aku ingin menceritakan apa yang aku alami waktu aku mengikuti pendidikan militer sesudah tamat sekolah menengah. Nama asli institusi pendidikan militer itu bukan "sekolah" tapi disini aku sebut saja sekolah dan nama jabatan pimpinannya juga bukan "komandan" tapi aku sebut saja di sini komandan. Demikian pula sebutan

Manuver Rantai

Hobby dan dorongan menyiksa (bernuansa seksual) secara sadis di kalangan pelatih militer banyak aku temui selama aku mengikuti pendidikan militer (di suatu negara yang tak perlu aku sebut namanya). Siswa di akademi militer disebut Kadet atau dalam bahasa Indonesia : Taruna.Sebelum dilantik jadi Taruna, pada 3 bulan pertama Taruna-baru disebut Calon Prajurit Taruna atau Capratar. Capratar

Menyiksa Alex dengan kejam sebelum dinikmati.

Waktu aku masih bertugas di polisi militer aku punya anak buah bernama Alex. Dia berpangkat Sertu (sersan satu), umurnya sekitar 25 tahun. Seperti umumnya anggota polisi militer, Alex orangnya tinggi ramping, sekitar 170 cm dengan berat 60 kg. Tubuhnya kelihatan ramping, tapi kalau bajunya dilepas maka tampak tubuhnya yang atletis, berotot ketat dengan otot dada yang sangat menonjol

Olahraga Khas Taruna

Apa yang terjadi di dalam barak-barak akademi militer dan gedung olahraga akademi militer (tidak perlu disebut dimana atau di negara mana)adalah suatu misteri yang unik tapi kejam, sadis dan jantan! Aku teringat masa tarunaku, ketika aku masih berumur antara 18 - 20 tahun. Salah satu yang paling berkesan adalah waktu mengikuti acara olahraga khas taruna. Olahraga ini sering dilakukan

Penerapan kekejaman di pendidikan calon perwira.

Baru-baru ini diberitakan tentang penyiksaan yang dilakukan dalam pendidikan calon perwira di Peru. Penyiksaan ini dila-kukan oleh para senior terhadap yunior,yaitu siswa baru. Di layar TV ditayangkan hasil rekaman yang antara lain menun-jukkan seorang pemuda remaja berseragam tentara digantung di bawah pohon dan perutnya ditonjok oleh seniornya sampai muntah dan pingsan. Tayangan lain

Sang Komandan

Setelah 3 tahun bertugas di suatu kesatuan militer aku ditempatkan di kesatuan lain. Tak perlu kubilang nama kesatuannya atau di angkatan mana atau pun di negara mana. Aku tamatan suatu akademi militer dan saat kejadian ini sudah berpangkat kapten. Kesatuanku yang baru adalah kesatuan tempur yang prestijius. Tidak heran jika anggotanya orang pilihan. Kata orang aku termasuk pinter dan

Singgah di Puncak

Sudah 5 tahun aku bekerja di kantor itu. Bos-ku seorang pria eksekutif muda dari keluarga kaya. Tidak heran dia tamatan luar negeri dan punya isteri cantik yang juga wanita karir. Mereka punya 2 anak laki-laki yang manis-manis dan berbakat ganteng seperti bapakya. Waktu kejadian ini umur Mas Rudi baru 30 tahun, 5 tahun lebih tua dari aku. Aku kagum pada Mas Rudi, seakan-akan dia

Sunat Militer

Seorang taruna akademi militer berciri : tanggap, tanggon dan trengginas. Seorang taruna adalah seorang laki-laki dan seorang militer. Di akademi militer (tidak perlu ditanyakan akademi militer apa dan di negara mana) kedua hal itu mempunyai persyaratan tertentu, seperti misalnya : "pria yang tidak berotot bukan laki-laki". Oleh karena itu semua taruna diharuskan (bahkan dipaksa) untuk

Taruna Dijadikan Lelaki Sempurna

Tahun pertama pendidikan di akademi militer, enam bulan sesudah aku jadi taruna, aku bersama 19 orang taruna lainnya dipanggil Bagian Kesehatan Akademi. Di Klinik Akademi kami semua disuruh telanjang bulat. Rupanya akademi mempunyai catatan tentang taruna yang belum sunat. Karena itu kami diperiksa lagi untuk mengkonfirmasikannya. Kami berdiri bertelanjang bulat, berbaris 3 syaf. Seorang

###
Popular Blogs From MenOnTheNet.com

Please support our sponsors to keep MenOnTheNet.com free.

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story