Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Penerapan kekejaman di pendidikan calon perwira.

by Jonathan Mangiring


Baru-baru ini diberitakan tentang penyiksaan yang dilakukan dalam pendidikan calon perwira di Peru. Penyiksaan ini dila-kukan oleh para senior terhadap yunior,yaitu siswa baru. Di layar TV ditayangkan hasil rekaman yang antara lain menun-jukkan seorang pemuda remaja berseragam tentara digantung di bawah pohon dan perutnya ditonjok oleh seniornya sampai muntah dan pingsan. Tayangan lain menunjukkan seorang siswa yang berseragam ten-tara disuruh menelungkup kemudian tangan dan kakinya diikat kemudian disengat dengan listrik sehingga menggelinjang dan menjerit AGGH..AGGH..AGGH kesakitan. Berita lain melaporkan 5 siswa calon perwira yang mati karena dilakukan penyik-saan yang kebablasan. Diketahui pula bahwa cara-cara penyiksaan di luar batas perikemanusiaan di institusi pendidikancalon perwira di Peru sudah berlangsung sejak lama. Seperti umumnya pria Latinos (Peru), pemuda-pemuda itu ber-wajah tampan meskipun biasanya kontolnya tidak disunat. Sua-tu pemandangan yang indah dan nikmat untuk dilihat para homoseks yang doyan S/M. Penyiksaan terhadap siswa calon perwira atau siswa dalam pendidikan ketentaraan merupakan hal yang sangat umum dilakukan di seluruh dunia dan sejak zaman Yunani kuno. Di negara Sparta (Yunani Kuno) tentara atau pemuda secara sistematis disiksa agar menjadi tanggap, tanggon dan trengginas dalam peperangan seperti Taruna Akmil. Upacara penghajaran pemuda dengan cemeti dilakukan setiap tahun untuk menguji kekuatan fisik pemuda itu. Tidak jarang pencambukan yang dilakukan dengan kejam itu berakibat kematian. Cara-cara yang kejam dan sadis ini masih terus dipraktek-kan dengan senang hati di berbagai negara di dunia. Di Korea Selatan setiap tahun 1000 orang anggota tentara mati karena dihajar atasannya, baik dengan alasan penghukuman atau pendisiplinan. Di Canada, para calon tentara elite harus me-ngalami masa inisiasi (perpeloncoan) yang kejam sehingga be-rita ini dibocorkan wartawan, peristiwa ini menjadi blunder Menteri Pertahanan. Para calon tentara elite itu bahkan di-paksa untuk saling menghisap kontol temannya sampai terbit air mani mereka. Di pendidikan perwira West Point, Amerika Serikat, penyiksaan terhadap siswa yunior oleh senior bukan rahasia lagi. Apa pun alasannya, penyiksaan terhadap sesama lelaki apala-gi dalam usia remaja 18 - 20 tahun di lingkungan pendidikan militer PASTI berlatar belakang dorongan homoseksual. Mes-kipun bukan semua calon perwira homoseks murni tetapi kegemaran menyiksa lelaki merupakan indikasi bahwa sebagian be- sar calon perwira itu pernah atau secara menetap mempunyai dorongan seksual sesama jenis. Bukan rahasia lagi bahwa semua Taruna Senior di Akmil yang terkenal kejam dan sadis pasti pernah kedapatan melakukan pengobokan seksual. Yaitu menjamah tubuh yuniornya, di alat kelamin atau di bagian lain dari tubuh yuniornya atau bahkan pernah menyodomi yu-nior atau juga memaksa yunior unuk menghisap kontol senior sampai terpancar pejuhnya. Aku sendiri waktu jadi Taruna kenyang jadi obyek penyiksaan senior. Apalagi aku bekas pesenam. Tidak heran jika tubuhku sangat atletis dan berotot. Dadaku menonjol ke depan dengan dua puting susu yang melenting ketat dan nikmat, otot perut-ku rata dan otot biseps trisepsku tumbuh sempurna.Waktu aku melihat tayangan TV tentang penyiksaan kadet di akademi mi-liter Peru, aku teringat akan apa yang aku alami sendiri. Bedanya kami selalu disiksa dalam keadaan telanjang bulat. Tidak pernah dalam keadaan berpakaian sergam lapangan leng-kap seperti kadet di Peru. Tubuhku yang atletis, ketat dan berotot jelas membangkitkan selera homoseksual para senior. Aku segera saja ditunjuk jadi komandan calon taruna ketika itu. Oleh karena itu akulah yang harus mewakili teman seangkatanku menerima lecutan per-tama atau penghajaran kehormatan dari Gubernur Akademi Mili-ter. Itulah pertama kali aku "menikmati" dihajar dengan ce-meti. Pedih, pegal, panas demikianlah kombinasi rasa gado-gado yang aku rasakan ketika cemeti dihunjamkan dengan ga-nas ke punggung, bokong, paha dan betisku.Sementara itu aku digantung di tiang penyiksaan dalam keadaan telanjang bu-lat. Kedua lenganku tergantung ke atas pada borgol dan ran-tai yang mencengkeram pergelangan tanganku yang membikin pe-gal dan nyeri. Karena kedua pergelangan tanganku harus me-nyangga seluruh berat tubuhku yang ketat, nikmat dalam kea-daan telanjang bulat!. Bagian tubuhku yang telanjang bulat dengan lengan ke atas dihadapkan kepada barisan Calon Taruna yang sedang apel. Rasa malu-ku bertelanjang bulat seakan luntur dan larut setelah cambuk dihajarkan kepunggung-ku yang rata dan kekar. Rasa malu berganti dengan rasa pa-nas, pedih dan nyeri di berbagi bagian tubuhku. Penghajaran dengan cambuk yang tersedia di podium saat itu diteruskan dengan penghajaran oleh tamu-tamu yang hadir. Untungnya mereka diizinkan mengahjar bagian man pun dari badanku yang ketat dan telanjang bulat itu kecuali wajah dan kontol-ku. Ada sekitar lima orang pejabat akademi militer yang bermi-nat memanfaatkan kesempatan sadis itu. Selama dihajar aku dilarang berbunyi, tapi aku boleh menyeringai (menarik wa-jah) kesakitan. Rata-rata mereka menghajarkan cemetinya ke bagian belakang tubuhku ,tapi dua orang tidak membiarkan bagian depan tubuhku tidak dihiasi lecet berdarah. Puting susuku kiriku pecah luka dan berdarah kena hajar lecutan keras se-oramg kolonel yang ganteng dan kekar. Ia dengan sengaja me-ngarahkan ayunan cemetinya ke puting susuku. Se- mua siksaan kejam itu dilakukan dengan senyuman simpatik. Dia tidak menghajar kontol atau biji pelerku,tapi dengan sengaja ia mengarahkan ayunan pecutnya ke bagian bawah perut-ku yang ditumbuhi jembut. sehingga bagian itu lecet dan berdarah.Tubuhku sudah penuh bilur, lecet, lebam berkilat. Setelah penghajaran dianggap cukup, para tamu meninggalkan aku di podium dan barisan calon taruna yang sudah resmi jadi calon taruna dan sudah boleh dihajar semaunya oleh senior.

###

14 Gay Erotic Stories from Jonathan Mangiring

Bentrokan Di Malam Minggu Yang Membawa Nikmat

Pada suatu malam minggu telah terjadi bentrokan di muka markas kesatuan kami - suatu kesatuan militer dari suatu negara. Entah apa alasannya maka terjadi bentrokan itu, yang pasti sebagai seorang perwira yang bertanggungjawab di bidang kepolisian militer (PM) aku segera dilapori. Segera aku meluncur ke markas dan setibanya di sana aku dapati 14 pemuda remaja sudah dimasukkan tahanan

Cerdas Cermat

Cerdas Cermat adalah acara yang paling digemari oleh para pelatih dan taruna senior di Akademi Militer (tidak penting di kota mana atau di negara mana), tetapi paling ditakuti oleh taruna yunior yang dipanggil Calon Prajurit Taruna (Capratar). Masa Capratar berlangsung pada 3 bulan pertama di awal pendidikan Akademi Militer. Pada masa itu Capratar nyaris dianggap setengah manusia atau

Dibentuk Jadi Laki-laki

Sekarang aku sudah jadi perwira menengah, akan tetapi pengalaman sadis sebagai taruna akademi militer tidak dapat kulupakan begitu saja. Aku baru berumur 18 tahun waktu diterima jadi calon taruna. Tidak usah kusebutkan akademi militer apa dan dimana, bahkan di negara mana, karena aku terikat sumpah untuk tidak cerita. Waktu itu ada sekitar 100 orang calon taruna baru dan kami yang

Jadi Tahanan Polisi Militer

Aku seorang bintara (tidak perlu kusebut dari angkatan mana dan di negara mana). Tampangku cukup ganteng dan tubuhku atletis. Sebetulnya aku punya ijazah sarjana (S1), tapi karena susah cari kerja aku masuk sekolah bintara dan berhasil lulus. Walaupun aku cukup senang dengan tugas dan pekerjaan di kesatuanku, tapi karena terlalu senjang dengan pendidikanku setelah 2 tahun aku bosan.

Jason Minta Supaya Aku Mau Dientot Tapi Kutolak

Jason adalah seorang bule yang sudah lama berada di negeri ku. Tidak heran jika dia tahu bahasa yang dipakai orang di negeriku. Tidak mudah untuk mendekati Jason, karena dia sibuk. Dia bekerja di suatu stasiun TV di negeriku sebagai penyiar. Keadaan negeriku jauh berbeda dengan di negerinya. Jason berasal dari suatu negara barat dan dia berkulit putih. Dia lumayan tinggi besar seperti

Kamar Siksa

Apakah hal seperti ini masih terjadi sekarang, aku tidak tahu. Tapi aku ingin menceritakan apa yang aku alami waktu aku mengikuti pendidikan militer sesudah tamat sekolah menengah. Nama asli institusi pendidikan militer itu bukan "sekolah" tapi disini aku sebut saja sekolah dan nama jabatan pimpinannya juga bukan "komandan" tapi aku sebut saja di sini komandan. Demikian pula sebutan

Manuver Rantai

Hobby dan dorongan menyiksa (bernuansa seksual) secara sadis di kalangan pelatih militer banyak aku temui selama aku mengikuti pendidikan militer (di suatu negara yang tak perlu aku sebut namanya). Siswa di akademi militer disebut Kadet atau dalam bahasa Indonesia : Taruna.Sebelum dilantik jadi Taruna, pada 3 bulan pertama Taruna-baru disebut Calon Prajurit Taruna atau Capratar. Capratar

Menyiksa Alex dengan kejam sebelum dinikmati.

Waktu aku masih bertugas di polisi militer aku punya anak buah bernama Alex. Dia berpangkat Sertu (sersan satu), umurnya sekitar 25 tahun. Seperti umumnya anggota polisi militer, Alex orangnya tinggi ramping, sekitar 170 cm dengan berat 60 kg. Tubuhnya kelihatan ramping, tapi kalau bajunya dilepas maka tampak tubuhnya yang atletis, berotot ketat dengan otot dada yang sangat menonjol

Olahraga Khas Taruna

Apa yang terjadi di dalam barak-barak akademi militer dan gedung olahraga akademi militer (tidak perlu disebut dimana atau di negara mana)adalah suatu misteri yang unik tapi kejam, sadis dan jantan! Aku teringat masa tarunaku, ketika aku masih berumur antara 18 - 20 tahun. Salah satu yang paling berkesan adalah waktu mengikuti acara olahraga khas taruna. Olahraga ini sering dilakukan

Penerapan kekejaman di pendidikan calon perwira.

Baru-baru ini diberitakan tentang penyiksaan yang dilakukan dalam pendidikan calon perwira di Peru. Penyiksaan ini dila-kukan oleh para senior terhadap yunior,yaitu siswa baru. Di layar TV ditayangkan hasil rekaman yang antara lain menun-jukkan seorang pemuda remaja berseragam tentara digantung di bawah pohon dan perutnya ditonjok oleh seniornya sampai muntah dan pingsan. Tayangan lain

Sang Komandan

Setelah 3 tahun bertugas di suatu kesatuan militer aku ditempatkan di kesatuan lain. Tak perlu kubilang nama kesatuannya atau di angkatan mana atau pun di negara mana. Aku tamatan suatu akademi militer dan saat kejadian ini sudah berpangkat kapten. Kesatuanku yang baru adalah kesatuan tempur yang prestijius. Tidak heran jika anggotanya orang pilihan. Kata orang aku termasuk pinter dan

Singgah di Puncak

Sudah 5 tahun aku bekerja di kantor itu. Bos-ku seorang pria eksekutif muda dari keluarga kaya. Tidak heran dia tamatan luar negeri dan punya isteri cantik yang juga wanita karir. Mereka punya 2 anak laki-laki yang manis-manis dan berbakat ganteng seperti bapakya. Waktu kejadian ini umur Mas Rudi baru 30 tahun, 5 tahun lebih tua dari aku. Aku kagum pada Mas Rudi, seakan-akan dia

Sunat Militer

Seorang taruna akademi militer berciri : tanggap, tanggon dan trengginas. Seorang taruna adalah seorang laki-laki dan seorang militer. Di akademi militer (tidak perlu ditanyakan akademi militer apa dan di negara mana) kedua hal itu mempunyai persyaratan tertentu, seperti misalnya : "pria yang tidak berotot bukan laki-laki". Oleh karena itu semua taruna diharuskan (bahkan dipaksa) untuk

Taruna Dijadikan Lelaki Sempurna

Tahun pertama pendidikan di akademi militer, enam bulan sesudah aku jadi taruna, aku bersama 19 orang taruna lainnya dipanggil Bagian Kesehatan Akademi. Di Klinik Akademi kami semua disuruh telanjang bulat. Rupanya akademi mempunyai catatan tentang taruna yang belum sunat. Karena itu kami diperiksa lagi untuk mengkonfirmasikannya. Kami berdiri bertelanjang bulat, berbaris 3 syaf. Seorang

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story