Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Singgah di Puncak

by Jonathan Mangiring


Sudah 5 tahun aku bekerja di kantor itu. Bos-ku seorang pria eksekutif muda dari keluarga kaya. Tidak heran dia tamatan luar negeri dan punya isteri cantik yang juga wanita karir. Mereka punya 2 anak laki-laki yang manis-manis dan berbakat ganteng seperti bapakya. Waktu kejadian ini umur Mas Rudi baru 30 tahun, 5 tahun lebih tua dari aku. Aku kagum pada Mas Rudi, seakan-akan dia diberkahi dengan semua kebaikan seorang anak manusia : berpendidikan tinggi, bergaji besar dan berkedudukan lumayan, berasal dari keluarga kaya, rumah tangganya bahagia, wajahnya ganteng, orangnya ramah dan periang, sehat dan bersih, tubuhnya tinggi besar dan atletis. Mas Rudi juga seorang olahragawan, dari golf, tenis, squash, sampai sepak bola. Dia juga karateka ban hitam. Coba apalagi? Sedangkan aku biasa-biasa saja. Tapi ada juga yang mengatakan aku ganteng. Yang jelas aku rajin fitness, karena itu tubuhku lumayan, walaupun yang tahu cuma kau sendiri. Hubunganku dengan Mas Rudi biasa saja.Hanya aku merasa Mas Rudi sering betah ngobrol dengan aku, mungkin karena aku punya wawasan cukup luas. Kami tingal dan bekerja di Jakarta. Suatu hari Mas Rudi mengajak aku dinas ke Bandung naik mobil yang dikemudikan oleh supirnya Munir. Sebetulnya Munir juga ganteng, tapi aku tidak terlalu kenal dengan supir bosku ini. Di Bandung kami hanya sebentar saja, sekitar 2 - 3 jam. Setelah Munir cukup istirahat, Mas Rudi mengajak pulang ke Jakarta dengan pesan mampir di villanya di Puncak. Sebetulnya aku tidak suka mampir di rumah orang, tapi aku tidak bisa menolak undangan bos-ku. Sesampainya di Puncak, Munir disuruh pulang ke Jakarta, karena isteri Munir baru seminggu sebelumnya melahirkan, jadi perlu ditemani. Mas Rudi minta aku menemaninya mneginap dan istirahat semalam di Puncak, alasannya dia perlu istirahat di Puncak. Aku tak bisa menolak. Setelah Munir pulang Mas Rudi mengajak makan siang. Munir tidak mau makan siang karena ingin cepat-cepat pulang. Rupanya villa itu dijaga oleh seorang pegawai yang tinggal di rumah sebelahnya, yang juga bertugas membersihkan rumah, mencuci pakaian dan bisa masak. Selesai makan Mas Rudi masuk kamar ganti baju. Waktu keluar dia hanya mengenakan celana pendek bertelanjang dada. Aku bilang :"Nggak dingin Mas?". Dia bilang "Nggak, udah biasa". Di situ lah pertama kali aku melihat tubuh Mas Rudi yang sangat bagus. Kulitnya terang dan halus. Kedua belah otot dadanya menonjol ke depan dengan 2 puting susu yang aduhai, perutnya yang rata dan berotot, lalu bisepnya, trisepnya, bahunya, kakinya, semua serba indah!.Aku jadi salah tingkah dipameri tubuh indah bos-ku sendiri. Waktu tanpa sengaja dia mengangkat lengannya, tampak ketiaknya yang hanya ditumbuhi rambut ringan yang tumbuh bagai sebuah garis. Seakan-akan rambut ketiak itu sekedar bukti kedewasaan dan kelaki-lakiannya yang sempurna. Dalam keadaan begitu dia duduk di sampingku sambil menyetel TV. Aku jadi kelicutan. Walaupun dia baru dari perjalanan jauh tapi tak sedikitpun tercium bau badannya. Bahkan samar-samar aku mencium bau parfum yang segar dan ringan.Baru beberapa menit kami nonton TV, tiba-tiba dia mulai memelukku. Aku kaget dan salah tingkah, gayanya seperti seorang sahabat, tapi belaiannya seperti seorang kekasih . Dan itulah pertama kali dia berlaku begitu padaku. Selanjutnya, tanpa aku sadar ia sudah lebih jauh berbuat!. Menciumiku, mencipokku di bibir dan akhirnya mulai menelanjangiku. Aku pasrah, pasrah pada Mas Rudi-ku, Bos-ku yang sebetulnya jauh di lubuk hatiku sudah lama aku sayang dan jatuh cinta padanya. Kuberikan semua yang dia minta dariku, dia jamah, dia remas, dia raba. Dan ketika dia "minta" apapun kuberi. Tiba-tiba aku merasa ingin jadi budak-belian Mas Rudi, ingin bersatu dengan tubuh dan jiwa Mas Rudiku. Hampir 2 jam kami bergumul, ber-foreplay sampai akhirnya Mas Rudi memutuskan untuk "menuntaskan" hasrat homoseksualnya sepuas-puasnya dan kuberikan servis yang sebaik-baiknya untuk bos-ku denagn mulut, tangan dan pantat-ku. Kiuberikan badan dan jiwaku padanya, kujilati keringat yang mengucur di tubuhnya dan kuhisap air mani yang terpancar dari batang kelaki-lakiannya. Hari makin sore dan makin dingin, tapi ruangan itu dihangatkan oleh panasnya tungku dan membaranya cinta. Tubuh-tubuh kami jadi basah oleh keringat. Aku bahagia karena bisa memuaskan nafsu Mas Rudi-ku dan bersatu-badan dengan bos-ku. Tapi aku juga kecewa karena bos-ku, Mas Rudi-ku ternyata tak lebih dari seorang pria biseksual yang doyan lelaki dan perempuan. Setelah kejadian itu Mas Rudi tidak pernah membicarakannya. Suatu hari aku dipanggil, ternyata ia dan keluarga akan segera akan ber-imigrasi ke Australia. Diberinya aku hadiah, diberinya aku deposito, di berinya aku mobil dan rumah, dan diberinya aku pelukan serta ciuman sayang terakhir. Matanya berkaca-kaca dan aku meneteskan air mata. Aku merasa badan dan jiwaku tinggal sebelah. Belahan jiwaku lepas, lenyap dan hilang tak berbekas. Aku tak punya Mas Rudi lagi!

###

Popular Blogs From MenOnTheNet.com

Please support our sponsors to keep MenOnTheNet.com free.

14 Gay Erotic Stories from Jonathan Mangiring

Bentrokan Di Malam Minggu Yang Membawa Nikmat

Pada suatu malam minggu telah terjadi bentrokan di muka markas kesatuan kami - suatu kesatuan militer dari suatu negara. Entah apa alasannya maka terjadi bentrokan itu, yang pasti sebagai seorang perwira yang bertanggungjawab di bidang kepolisian militer (PM) aku segera dilapori. Segera aku meluncur ke markas dan setibanya di sana aku dapati 14 pemuda remaja sudah dimasukkan tahanan

Cerdas Cermat

Cerdas Cermat adalah acara yang paling digemari oleh para pelatih dan taruna senior di Akademi Militer (tidak penting di kota mana atau di negara mana), tetapi paling ditakuti oleh taruna yunior yang dipanggil Calon Prajurit Taruna (Capratar). Masa Capratar berlangsung pada 3 bulan pertama di awal pendidikan Akademi Militer. Pada masa itu Capratar nyaris dianggap setengah manusia atau

Dibentuk Jadi Laki-laki

Sekarang aku sudah jadi perwira menengah, akan tetapi pengalaman sadis sebagai taruna akademi militer tidak dapat kulupakan begitu saja. Aku baru berumur 18 tahun waktu diterima jadi calon taruna. Tidak usah kusebutkan akademi militer apa dan dimana, bahkan di negara mana, karena aku terikat sumpah untuk tidak cerita. Waktu itu ada sekitar 100 orang calon taruna baru dan kami yang

Jadi Tahanan Polisi Militer

Aku seorang bintara (tidak perlu kusebut dari angkatan mana dan di negara mana). Tampangku cukup ganteng dan tubuhku atletis. Sebetulnya aku punya ijazah sarjana (S1), tapi karena susah cari kerja aku masuk sekolah bintara dan berhasil lulus. Walaupun aku cukup senang dengan tugas dan pekerjaan di kesatuanku, tapi karena terlalu senjang dengan pendidikanku setelah 2 tahun aku bosan.

Jason Minta Supaya Aku Mau Dientot Tapi Kutolak

Jason adalah seorang bule yang sudah lama berada di negeri ku. Tidak heran jika dia tahu bahasa yang dipakai orang di negeriku. Tidak mudah untuk mendekati Jason, karena dia sibuk. Dia bekerja di suatu stasiun TV di negeriku sebagai penyiar. Keadaan negeriku jauh berbeda dengan di negerinya. Jason berasal dari suatu negara barat dan dia berkulit putih. Dia lumayan tinggi besar seperti

Kamar Siksa

Apakah hal seperti ini masih terjadi sekarang, aku tidak tahu. Tapi aku ingin menceritakan apa yang aku alami waktu aku mengikuti pendidikan militer sesudah tamat sekolah menengah. Nama asli institusi pendidikan militer itu bukan "sekolah" tapi disini aku sebut saja sekolah dan nama jabatan pimpinannya juga bukan "komandan" tapi aku sebut saja di sini komandan. Demikian pula sebutan

Manuver Rantai

Hobby dan dorongan menyiksa (bernuansa seksual) secara sadis di kalangan pelatih militer banyak aku temui selama aku mengikuti pendidikan militer (di suatu negara yang tak perlu aku sebut namanya). Siswa di akademi militer disebut Kadet atau dalam bahasa Indonesia : Taruna.Sebelum dilantik jadi Taruna, pada 3 bulan pertama Taruna-baru disebut Calon Prajurit Taruna atau Capratar. Capratar

Menyiksa Alex dengan kejam sebelum dinikmati.

Waktu aku masih bertugas di polisi militer aku punya anak buah bernama Alex. Dia berpangkat Sertu (sersan satu), umurnya sekitar 25 tahun. Seperti umumnya anggota polisi militer, Alex orangnya tinggi ramping, sekitar 170 cm dengan berat 60 kg. Tubuhnya kelihatan ramping, tapi kalau bajunya dilepas maka tampak tubuhnya yang atletis, berotot ketat dengan otot dada yang sangat menonjol

Olahraga Khas Taruna

Apa yang terjadi di dalam barak-barak akademi militer dan gedung olahraga akademi militer (tidak perlu disebut dimana atau di negara mana)adalah suatu misteri yang unik tapi kejam, sadis dan jantan! Aku teringat masa tarunaku, ketika aku masih berumur antara 18 - 20 tahun. Salah satu yang paling berkesan adalah waktu mengikuti acara olahraga khas taruna. Olahraga ini sering dilakukan

Penerapan kekejaman di pendidikan calon perwira.

Baru-baru ini diberitakan tentang penyiksaan yang dilakukan dalam pendidikan calon perwira di Peru. Penyiksaan ini dila-kukan oleh para senior terhadap yunior,yaitu siswa baru. Di layar TV ditayangkan hasil rekaman yang antara lain menun-jukkan seorang pemuda remaja berseragam tentara digantung di bawah pohon dan perutnya ditonjok oleh seniornya sampai muntah dan pingsan. Tayangan lain

Sang Komandan

Setelah 3 tahun bertugas di suatu kesatuan militer aku ditempatkan di kesatuan lain. Tak perlu kubilang nama kesatuannya atau di angkatan mana atau pun di negara mana. Aku tamatan suatu akademi militer dan saat kejadian ini sudah berpangkat kapten. Kesatuanku yang baru adalah kesatuan tempur yang prestijius. Tidak heran jika anggotanya orang pilihan. Kata orang aku termasuk pinter dan

Singgah di Puncak

Sudah 5 tahun aku bekerja di kantor itu. Bos-ku seorang pria eksekutif muda dari keluarga kaya. Tidak heran dia tamatan luar negeri dan punya isteri cantik yang juga wanita karir. Mereka punya 2 anak laki-laki yang manis-manis dan berbakat ganteng seperti bapakya. Waktu kejadian ini umur Mas Rudi baru 30 tahun, 5 tahun lebih tua dari aku. Aku kagum pada Mas Rudi, seakan-akan dia

Sunat Militer

Seorang taruna akademi militer berciri : tanggap, tanggon dan trengginas. Seorang taruna adalah seorang laki-laki dan seorang militer. Di akademi militer (tidak perlu ditanyakan akademi militer apa dan di negara mana) kedua hal itu mempunyai persyaratan tertentu, seperti misalnya : "pria yang tidak berotot bukan laki-laki". Oleh karena itu semua taruna diharuskan (bahkan dipaksa) untuk

Taruna Dijadikan Lelaki Sempurna

Tahun pertama pendidikan di akademi militer, enam bulan sesudah aku jadi taruna, aku bersama 19 orang taruna lainnya dipanggil Bagian Kesehatan Akademi. Di Klinik Akademi kami semua disuruh telanjang bulat. Rupanya akademi mempunyai catatan tentang taruna yang belum sunat. Karena itu kami diperiksa lagi untuk mengkonfirmasikannya. Kami berdiri bertelanjang bulat, berbaris 3 syaf. Seorang

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story