Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Dibentuk Jadi Laki-laki

by Jonathan Mangiring


Sekarang aku sudah jadi perwira menengah, akan tetapi pengalaman sadis sebagai taruna akademi militer tidak dapat kulupakan begitu saja. Aku baru berumur 18 tahun waktu diterima jadi calon taruna. Tidak usah kusebutkan akademi militer apa dan dimana, bahkan di negara mana, karena aku terikat sumpah untuk tidak cerita. Waktu itu ada sekitar 100 orang calon taruna baru dan kami yang diterima untuk tahun itu diharuskan mendaftar di suatu kota. Sebelumnya kami sudah diseleksi baik tes akademik, kesemaptaan, fisik, mental, psikologi maupun penampilan lahiriah. Dari kota itu kami dibawa ke suatu asrama yang disebut asrama transito dan kami tinggal 2 minggu di situ. Di asrama transito kami mendapatkan pendidikan awal. Tahap ini merupakan tahap peralihan dari suasana sipil ke suasana pendidikan militer yang ternyata bukan hanya keras tetapi juga dan sadis. Tahap peralihan ini sangat penting untuk mencegah drop out calon taruna akibat mental breakdown karena shock tiba-tiba menghadapi kekejaman yang luar biasa. Di asrama transito itu kami mulai dilatih disiplin, baris berbaris, dan bersikap secara militer. Dalam dua minggu itu pendidikan diatur makin hari makin keras dan makin kejam. Kami diberi seragam pra-catar (pra calon taruna)dua setel dengan 3 buah supporter, kaos kaki 2 pasang dan sepasang sepatu lars militer. Supporter yang diberikan dirancang kuat untuk mencegah hernia. Tapi, karena ketatnya, kadang-kadang terasa sakit dan membuat batang kemaluan menjadi tegang. Waktu seragam dibagikan, kami harus menyerahkan semua barang pribadi termasuk pakaian dan tas, sehingga kami telanjang bulat semua. Ketika barang-barang diserahkan, seragam tidak segera dibagi. Kami meyerahkan barang-barang pukul 08:00 pagi, tetap seragam baru diberikan malam hari pukul 20:00. Sehingga ke-100 orang bertelanjang bulat sepanjang hari. Meskipun demikian kegiatan hari itu tetap dilaksanakan, baik kegiatan di kelas maupun di lapangan. Untuk pertama kali itu aku merasakan melakukan kegiatan bertelanjang bulat sehari penuh. Setelah seragam dibagikan, kami hanya mengenakan baju pada apel pagi dan sore. Di luar apel, kami tidak diizinkan mengenakan baju, bertelanjang dada. Pada waktu tidur, kami semua diharuskan bertelanjang bulat. pada minggu ke-dua pelatih yang sangar mulai masuk. Semuanya bertubuh kekar dan berotot. Umumnya mereka gagah dan ganteng. tapi sikapnya kejam dan sadis. Pada waktu memberikan latihan atau pelajaran mereka selalu memegang pecut atau cemeti. Jika kami, capratar berbuat kesalahan sedikit saja maka kesempatan mereka mengayunkan pecutnya dengan sekuat tenaga ke tubuh kami yang bertelanjang dada. Biasanya ke punggung, tetapi tidak jarang ke lengan atau dada. karena kuatnya lecutan meninggalkan bilur dan lecet di tubuh kami dan kadang-kadang mengeluarkan darah segar. Jika dihajar dengan cemeti kami tidak boleh mengaduh atau 'berbunyi' apa pun, tapi boleh menggeliat atau menyeringai (nyegir) kesakitan. Banyak teman kami yang mulai shock karena diperlakukan demikian. tetapi aku sangat menikmati. Karena kebetulan aku gay dan suka S/M, kadang-kadang aku sengaja berbuat kesalahan jika pelatihnya ganteng. Sehingga kau dilecut habis-habisan. tapi aku menjadi terangsang dan sangat menikmatinya. Waktu mandi,luka lecutan teras perih tapi justru membuat aku ereksi!. Masa pendidikan berikutnya terasa lebih keras dan kejam, bahkan ada acara 'pembentukan' yang tidak lain adalah penyiksaan dan ada latihan jadi tawanan. taruan pura-pura jadi tawanan dan diberi pesan rahasia. Lalu pelatih atau taruna senior berusaha mengorek rahasia itu dengan interogasi dan siksaan-siksaan.Kalau taruna tidak tahan, rahasia bocor dan ia tidak lulus. Dia harus mengulangi lagi latihan itu pada kesempatan berikutnya sampai lulus.Kalau tidak lulus, tidak naik tingkat. Waktu aku latihan jadi tawanan, pelatihku ganteng tapi sadis bukan main. Waktu rahasia tidak terkorek, ia mengambil besi panas dan ditempelkan ke paha-ku. Aku menggelinjang dan menyeringai kesakitan tapi tidak berani 'berbunyi'. Melihat aku tersiksa ia makin menikmati dan memperlama tempelan besi panasnya. hasilnya adalah luka lepuh yang berkibat parut kehitaman di paha kiriku sampai sekarang. Itu 'hadiah' pelatih ganteng yang sekarang sudah perwira tinggi. Seorang temanku yang belum sunat, bahkan disunat tanpa anestesi sebagai siksaan. Hampir saja ia pingsan kesakitan.

###

14 Gay Erotic Stories from Jonathan Mangiring

Bentrokan Di Malam Minggu Yang Membawa Nikmat

Pada suatu malam minggu telah terjadi bentrokan di muka markas kesatuan kami - suatu kesatuan militer dari suatu negara. Entah apa alasannya maka terjadi bentrokan itu, yang pasti sebagai seorang perwira yang bertanggungjawab di bidang kepolisian militer (PM) aku segera dilapori. Segera aku meluncur ke markas dan setibanya di sana aku dapati 14 pemuda remaja sudah dimasukkan tahanan

Cerdas Cermat

Cerdas Cermat adalah acara yang paling digemari oleh para pelatih dan taruna senior di Akademi Militer (tidak penting di kota mana atau di negara mana), tetapi paling ditakuti oleh taruna yunior yang dipanggil Calon Prajurit Taruna (Capratar). Masa Capratar berlangsung pada 3 bulan pertama di awal pendidikan Akademi Militer. Pada masa itu Capratar nyaris dianggap setengah manusia atau

Dibentuk Jadi Laki-laki

Sekarang aku sudah jadi perwira menengah, akan tetapi pengalaman sadis sebagai taruna akademi militer tidak dapat kulupakan begitu saja. Aku baru berumur 18 tahun waktu diterima jadi calon taruna. Tidak usah kusebutkan akademi militer apa dan dimana, bahkan di negara mana, karena aku terikat sumpah untuk tidak cerita. Waktu itu ada sekitar 100 orang calon taruna baru dan kami yang

Jadi Tahanan Polisi Militer

Aku seorang bintara (tidak perlu kusebut dari angkatan mana dan di negara mana). Tampangku cukup ganteng dan tubuhku atletis. Sebetulnya aku punya ijazah sarjana (S1), tapi karena susah cari kerja aku masuk sekolah bintara dan berhasil lulus. Walaupun aku cukup senang dengan tugas dan pekerjaan di kesatuanku, tapi karena terlalu senjang dengan pendidikanku setelah 2 tahun aku bosan.

Jason Minta Supaya Aku Mau Dientot Tapi Kutolak

Jason adalah seorang bule yang sudah lama berada di negeri ku. Tidak heran jika dia tahu bahasa yang dipakai orang di negeriku. Tidak mudah untuk mendekati Jason, karena dia sibuk. Dia bekerja di suatu stasiun TV di negeriku sebagai penyiar. Keadaan negeriku jauh berbeda dengan di negerinya. Jason berasal dari suatu negara barat dan dia berkulit putih. Dia lumayan tinggi besar seperti

Kamar Siksa

Apakah hal seperti ini masih terjadi sekarang, aku tidak tahu. Tapi aku ingin menceritakan apa yang aku alami waktu aku mengikuti pendidikan militer sesudah tamat sekolah menengah. Nama asli institusi pendidikan militer itu bukan "sekolah" tapi disini aku sebut saja sekolah dan nama jabatan pimpinannya juga bukan "komandan" tapi aku sebut saja di sini komandan. Demikian pula sebutan

Manuver Rantai

Hobby dan dorongan menyiksa (bernuansa seksual) secara sadis di kalangan pelatih militer banyak aku temui selama aku mengikuti pendidikan militer (di suatu negara yang tak perlu aku sebut namanya). Siswa di akademi militer disebut Kadet atau dalam bahasa Indonesia : Taruna.Sebelum dilantik jadi Taruna, pada 3 bulan pertama Taruna-baru disebut Calon Prajurit Taruna atau Capratar. Capratar

Menyiksa Alex dengan kejam sebelum dinikmati.

Waktu aku masih bertugas di polisi militer aku punya anak buah bernama Alex. Dia berpangkat Sertu (sersan satu), umurnya sekitar 25 tahun. Seperti umumnya anggota polisi militer, Alex orangnya tinggi ramping, sekitar 170 cm dengan berat 60 kg. Tubuhnya kelihatan ramping, tapi kalau bajunya dilepas maka tampak tubuhnya yang atletis, berotot ketat dengan otot dada yang sangat menonjol

Olahraga Khas Taruna

Apa yang terjadi di dalam barak-barak akademi militer dan gedung olahraga akademi militer (tidak perlu disebut dimana atau di negara mana)adalah suatu misteri yang unik tapi kejam, sadis dan jantan! Aku teringat masa tarunaku, ketika aku masih berumur antara 18 - 20 tahun. Salah satu yang paling berkesan adalah waktu mengikuti acara olahraga khas taruna. Olahraga ini sering dilakukan

Penerapan kekejaman di pendidikan calon perwira.

Baru-baru ini diberitakan tentang penyiksaan yang dilakukan dalam pendidikan calon perwira di Peru. Penyiksaan ini dila-kukan oleh para senior terhadap yunior,yaitu siswa baru. Di layar TV ditayangkan hasil rekaman yang antara lain menun-jukkan seorang pemuda remaja berseragam tentara digantung di bawah pohon dan perutnya ditonjok oleh seniornya sampai muntah dan pingsan. Tayangan lain

Sang Komandan

Setelah 3 tahun bertugas di suatu kesatuan militer aku ditempatkan di kesatuan lain. Tak perlu kubilang nama kesatuannya atau di angkatan mana atau pun di negara mana. Aku tamatan suatu akademi militer dan saat kejadian ini sudah berpangkat kapten. Kesatuanku yang baru adalah kesatuan tempur yang prestijius. Tidak heran jika anggotanya orang pilihan. Kata orang aku termasuk pinter dan

Singgah di Puncak

Sudah 5 tahun aku bekerja di kantor itu. Bos-ku seorang pria eksekutif muda dari keluarga kaya. Tidak heran dia tamatan luar negeri dan punya isteri cantik yang juga wanita karir. Mereka punya 2 anak laki-laki yang manis-manis dan berbakat ganteng seperti bapakya. Waktu kejadian ini umur Mas Rudi baru 30 tahun, 5 tahun lebih tua dari aku. Aku kagum pada Mas Rudi, seakan-akan dia

Sunat Militer

Seorang taruna akademi militer berciri : tanggap, tanggon dan trengginas. Seorang taruna adalah seorang laki-laki dan seorang militer. Di akademi militer (tidak perlu ditanyakan akademi militer apa dan di negara mana) kedua hal itu mempunyai persyaratan tertentu, seperti misalnya : "pria yang tidak berotot bukan laki-laki". Oleh karena itu semua taruna diharuskan (bahkan dipaksa) untuk

Taruna Dijadikan Lelaki Sempurna

Tahun pertama pendidikan di akademi militer, enam bulan sesudah aku jadi taruna, aku bersama 19 orang taruna lainnya dipanggil Bagian Kesehatan Akademi. Di Klinik Akademi kami semua disuruh telanjang bulat. Rupanya akademi mempunyai catatan tentang taruna yang belum sunat. Karena itu kami diperiksa lagi untuk mengkonfirmasikannya. Kami berdiri bertelanjang bulat, berbaris 3 syaf. Seorang

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story