Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Jadi Tahanan Polisi Militer

by Jonathan Mangiring


Aku seorang bintara (tidak perlu kusebut dari angkatan mana dan di negara mana). Tampangku cukup ganteng dan tubuhku atletis. Sebetulnya aku punya ijazah sarjana (S1), tapi karena susah cari kerja aku masuk sekolah bintara dan berhasil lulus. Walaupun aku cukup senang dengan tugas dan pekerjaan di kesatuanku, tapi karena terlalu senjang dengan pendidikanku setelah 2 tahun aku bosan. Aku nekat kabur dan desersi. Karena malas menyamar terus, akhirnya setelah 3 bulan aku tertangkap dan ditahan di tahanan Polisi Militer (PM). Tahanan PM terkenal sebagai tempat penyiksaan yang sadis. Begitu sampai di tempat tahanan, aku langsung disuruh telanjang bulat. Pakaianku dirampas dan dimasukkan dalam ruang tahanan. Dalam ruang tahanan yang agak luas itu kulihat semua tahanan telanjang bulat. Setelah basa basi dan berkenalan, ternyata bahwa banyak di antara mereka yang sudah berbulan-bulan ditahan dan tidak pernah diizinkan berpakaian selembar benang pun. Hampir semuanya yang aada di ruangan itu ditahan karena melanggar hukum disiplin militer. Mereka mengatakan bahwa hari pada hari kedua aku akan diperiksa dan diinterogasi. Tetapi biasanya PM sendiri yang mengarang berita acara. Sedangkan tahanan selama pemeriksaan hanya akan disiksa saja untuk memuaskan nafsu sadis oknum-oknum di situ. Para tahanan itu menunjukkan bekas siksaan disekujur tubuh mereka yang telanjang bulat. Ada parut bekas luka cemeti, besi panas, dan ada yang mengaku disunat tanpa anestesi. Anehnya semua tahanan bertubuh atletis dan berotot. Rupanya setiap hari mereka digiring ke tempat latihan binaraga dan dipaksa untuk latihan dengan diselingi lecutan cemeti para penjaga yang sadis. Penjaga mentargetkan jumlah gerakan. Misalnya 100 kali angkatan barbel. Jika seorang tahanan hanya kuat 50 kali maka harus ditebus dengan 50 lecutan cemeti yang akan diayunkan dengan senang hati dan kekuatan penuh oleh penjaga. Para tahanan itu juga sering tanpa alasan diseret ke kamar siksa untuk disiksa oleh Komandan yang tinggi, besar, berotot, berkumis dan ganteng tapi ternyata sangat sadis dan hobby menyiksa. Semua tahanan di situ sebelah pergelangan tangan dan kakinya diborgol. Kuncinya dipegang penjaga. Katanya borgol itu dipasangkan dikedua belah pergelangan tangan dan kaki jika Komandan atau penjaga akan menyiksa. Kadang-kadang penyiksaan dilakukan di ruang tahanan disaksikan oleh semua tahanan yang ada. Di dalam ruang tahanan juga tersedia tiang pencambukan dan atau rantai penggantung. Biasanya tahanan digantung lalu Komandan menyiksanya sepuas-puasnya sampai tahanan semaput pingsan.Keesokan harinya, aku benar-benar dipanggil ke ruang interogasi. Sebelum aku meninggalkan ruang tahanan aku dipasangi borgol tangan dan kaki lalu disuruh merayap telungkup dan bertelanjang bulat ke arah kamar siksa. Selama aku susah payah merayap, penjaga mencambuki punggung, bokong dan betisku sampai babak belur dan berdarah -darah. sekali-sekali dia menyundutkan api rokok yang sedang diisapnya ke pinggang atau lenganku, sehingga aku menggelinjang kesakitan. Tidak lupa dia meneteskan lilin panas dan sekali-sekali menempelkan besi panas ke paha ku, samapai aku menjerit karena nyerinya ditempeli besi setengah membara. Penjaga memaksa aku menuruni tangga dengan merayap. Karena anggota gerak terborgol aku jadi sukar bergerak. Kesempatan ini dijadikan alasan Penjaga untuk mencambuki aku sepuas-puasnya dengan alasan membantu mempercepat! Tapi sebagai seorang Gay yang S/M aku sangat menikmati siksaan kejam itu !

###

14 Gay Erotic Stories from Jonathan Mangiring

Bentrokan Di Malam Minggu Yang Membawa Nikmat

Pada suatu malam minggu telah terjadi bentrokan di muka markas kesatuan kami - suatu kesatuan militer dari suatu negara. Entah apa alasannya maka terjadi bentrokan itu, yang pasti sebagai seorang perwira yang bertanggungjawab di bidang kepolisian militer (PM) aku segera dilapori. Segera aku meluncur ke markas dan setibanya di sana aku dapati 14 pemuda remaja sudah dimasukkan tahanan

Cerdas Cermat

Cerdas Cermat adalah acara yang paling digemari oleh para pelatih dan taruna senior di Akademi Militer (tidak penting di kota mana atau di negara mana), tetapi paling ditakuti oleh taruna yunior yang dipanggil Calon Prajurit Taruna (Capratar). Masa Capratar berlangsung pada 3 bulan pertama di awal pendidikan Akademi Militer. Pada masa itu Capratar nyaris dianggap setengah manusia atau

Dibentuk Jadi Laki-laki

Sekarang aku sudah jadi perwira menengah, akan tetapi pengalaman sadis sebagai taruna akademi militer tidak dapat kulupakan begitu saja. Aku baru berumur 18 tahun waktu diterima jadi calon taruna. Tidak usah kusebutkan akademi militer apa dan dimana, bahkan di negara mana, karena aku terikat sumpah untuk tidak cerita. Waktu itu ada sekitar 100 orang calon taruna baru dan kami yang

Jadi Tahanan Polisi Militer

Aku seorang bintara (tidak perlu kusebut dari angkatan mana dan di negara mana). Tampangku cukup ganteng dan tubuhku atletis. Sebetulnya aku punya ijazah sarjana (S1), tapi karena susah cari kerja aku masuk sekolah bintara dan berhasil lulus. Walaupun aku cukup senang dengan tugas dan pekerjaan di kesatuanku, tapi karena terlalu senjang dengan pendidikanku setelah 2 tahun aku bosan.

Jason Minta Supaya Aku Mau Dientot Tapi Kutolak

Jason adalah seorang bule yang sudah lama berada di negeri ku. Tidak heran jika dia tahu bahasa yang dipakai orang di negeriku. Tidak mudah untuk mendekati Jason, karena dia sibuk. Dia bekerja di suatu stasiun TV di negeriku sebagai penyiar. Keadaan negeriku jauh berbeda dengan di negerinya. Jason berasal dari suatu negara barat dan dia berkulit putih. Dia lumayan tinggi besar seperti

Kamar Siksa

Apakah hal seperti ini masih terjadi sekarang, aku tidak tahu. Tapi aku ingin menceritakan apa yang aku alami waktu aku mengikuti pendidikan militer sesudah tamat sekolah menengah. Nama asli institusi pendidikan militer itu bukan "sekolah" tapi disini aku sebut saja sekolah dan nama jabatan pimpinannya juga bukan "komandan" tapi aku sebut saja di sini komandan. Demikian pula sebutan

Manuver Rantai

Hobby dan dorongan menyiksa (bernuansa seksual) secara sadis di kalangan pelatih militer banyak aku temui selama aku mengikuti pendidikan militer (di suatu negara yang tak perlu aku sebut namanya). Siswa di akademi militer disebut Kadet atau dalam bahasa Indonesia : Taruna.Sebelum dilantik jadi Taruna, pada 3 bulan pertama Taruna-baru disebut Calon Prajurit Taruna atau Capratar. Capratar

Menyiksa Alex dengan kejam sebelum dinikmati.

Waktu aku masih bertugas di polisi militer aku punya anak buah bernama Alex. Dia berpangkat Sertu (sersan satu), umurnya sekitar 25 tahun. Seperti umumnya anggota polisi militer, Alex orangnya tinggi ramping, sekitar 170 cm dengan berat 60 kg. Tubuhnya kelihatan ramping, tapi kalau bajunya dilepas maka tampak tubuhnya yang atletis, berotot ketat dengan otot dada yang sangat menonjol

Olahraga Khas Taruna

Apa yang terjadi di dalam barak-barak akademi militer dan gedung olahraga akademi militer (tidak perlu disebut dimana atau di negara mana)adalah suatu misteri yang unik tapi kejam, sadis dan jantan! Aku teringat masa tarunaku, ketika aku masih berumur antara 18 - 20 tahun. Salah satu yang paling berkesan adalah waktu mengikuti acara olahraga khas taruna. Olahraga ini sering dilakukan

Penerapan kekejaman di pendidikan calon perwira.

Baru-baru ini diberitakan tentang penyiksaan yang dilakukan dalam pendidikan calon perwira di Peru. Penyiksaan ini dila-kukan oleh para senior terhadap yunior,yaitu siswa baru. Di layar TV ditayangkan hasil rekaman yang antara lain menun-jukkan seorang pemuda remaja berseragam tentara digantung di bawah pohon dan perutnya ditonjok oleh seniornya sampai muntah dan pingsan. Tayangan lain

Sang Komandan

Setelah 3 tahun bertugas di suatu kesatuan militer aku ditempatkan di kesatuan lain. Tak perlu kubilang nama kesatuannya atau di angkatan mana atau pun di negara mana. Aku tamatan suatu akademi militer dan saat kejadian ini sudah berpangkat kapten. Kesatuanku yang baru adalah kesatuan tempur yang prestijius. Tidak heran jika anggotanya orang pilihan. Kata orang aku termasuk pinter dan

Singgah di Puncak

Sudah 5 tahun aku bekerja di kantor itu. Bos-ku seorang pria eksekutif muda dari keluarga kaya. Tidak heran dia tamatan luar negeri dan punya isteri cantik yang juga wanita karir. Mereka punya 2 anak laki-laki yang manis-manis dan berbakat ganteng seperti bapakya. Waktu kejadian ini umur Mas Rudi baru 30 tahun, 5 tahun lebih tua dari aku. Aku kagum pada Mas Rudi, seakan-akan dia

Sunat Militer

Seorang taruna akademi militer berciri : tanggap, tanggon dan trengginas. Seorang taruna adalah seorang laki-laki dan seorang militer. Di akademi militer (tidak perlu ditanyakan akademi militer apa dan di negara mana) kedua hal itu mempunyai persyaratan tertentu, seperti misalnya : "pria yang tidak berotot bukan laki-laki". Oleh karena itu semua taruna diharuskan (bahkan dipaksa) untuk

Taruna Dijadikan Lelaki Sempurna

Tahun pertama pendidikan di akademi militer, enam bulan sesudah aku jadi taruna, aku bersama 19 orang taruna lainnya dipanggil Bagian Kesehatan Akademi. Di Klinik Akademi kami semua disuruh telanjang bulat. Rupanya akademi mempunyai catatan tentang taruna yang belum sunat. Karena itu kami diperiksa lagi untuk mengkonfirmasikannya. Kami berdiri bertelanjang bulat, berbaris 3 syaf. Seorang

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story