Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Jason Minta Supaya Aku Mau Dientot Tapi Kutolak

by Jonathan Mangiring


Jason adalah seorang bule yang sudah lama berada di negeri ku. Tidak heran jika dia tahu bahasa yang dipakai orang di negeriku. Tidak mudah untuk mendekati Jason, karena dia sibuk. Dia bekerja di suatu stasiun TV di negeriku sebagai penyiar. Keadaan negeriku jauh berbeda dengan di negerinya. Jason berasal dari suatu negara barat dan dia berkulit putih. Dia lumayan tinggi besar seperti umumnya pria kulit putih. Dia juga berbulu badannya. Kontolnya lumayan besar karena proporsional dengan badannya. Untung dia sudah sunat gaya Amerika (tinggi dan ketat atau "high and tight" cara menggunting kulupnya, jadi lumayan enak dilihat kontolnya. Kalau dia sedang telanjang bulat, aku juga tak perlu harus tercium bau tai kulatnya alias smegmanya. Banyak lelaki kulit putih kalau sedang telanjang bulat bau ketek dan bau tai kulat, jadi walaupun mereka ganteng aku sering enggan bersetubuh dengan pria kulit putih. Apalagi mereka jarang mandi dan tidak pernah cebok pakai air. Sebetulnya tampang Jason tidak setampan kalau di layar kaca. Tapi bagiku itu tidak apa-apa, karena aku sayang pada Jason. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Karena itu aku bersusah payah untuk "mendapatkannya". Setelah dengan sabar mengamati Jason seperti seorang paparazzi akhirnya aku berhasil berkenalan dan makin lama hubunganku makin dekat dengan Jason-ku. Seluruh proses untuk mendekati Jason hampir berlangsung satu tahun. Setelah berteman denga Jason juga aku tidak bisa langsung "coming out" sebagai seorang gay. Tetapi harus jadi orang "normal" dulu. Bahkan setelah jadi teman baik Jason, aku masih harus melatihnya agar dia mau cebok dengan air setiap kali berak, juga membasuh ujung kontolnya setiap kali habis kencing. Mula-mula aku harus rela menceboki pantat Jason dengan tanganku setiap kali di baru berak. Tapi bagiku tak apa-apa karena aku sayang pada Jason. Beruntung, Jason sekarang sudah mau cebok. Hanya kadang-kadang dia minta aku ceboki pantatnya dengan air. Bahkan setiap kali dia habis kencing, aku harus membasuh ujung kontolnya dengan air. Aku juga mengajari Jason (Tedjasukmana) untuk mandi setiap kali habis ngecret, apakah ngecret akibat onani, ngecret mimpi basah, maupun ngecret habis ngentot dengan sesama lelaki atau dengan lawan jenis. Kalau habis onani, dia juga hanya mau mandi kalau aku bersedia memandikan. Kalau aku tidak mau, dia tidak mandi dan tidak cebok. Pokoknya harus telaten mengurus Jason-ku sayang. Jadi setiap hari aku punya tugas ekstra memandikan dan menceboki Jason-ku. Aku juga berusaha dengan telaten mencukur bulu keteknya dan merapikan jembutnya. Sekarang, Jason sudah lumayan. Sudah mau cebok sehabis kencing dan berak, mandi sesudah ngecret, mandi dua kali sehari, merapikan jembut dan mencukur bulu keteknya sampai ketiaknya gundul. Kadang-kadang dia minta dihisap kontolnya, tapi tidak selalu aku kabulkan. Demikian juga keinginnanya mencabuli lobang pantatku tidak aku layani, sampai dia uring-uringan. Kalau sudah begitu aku harus mau memijit badannya. Dia suka pijitanku. Tapi setiap habis dipijit atau diurut, biasanya dia terangsang, ngaceng sampai kontolnya merah berkilat, sehingga dia harus merelaksasi kontolnya dengan onani alias coli, ngocok atau masturbasi. Kalau di rumah, Jason selalu bertelanjang bulat dengan alasan hawa tropis terlalu panas buat dia. Jika pulang dari mana-mana, begitu sampai di rumah (di apartemennya) semua penutup badannya dilepas dan dia telanjang bulat sepanjang hari. Sebetulnya alasannya bukan panas, tapi hiperseks. Dia maunya ngaceeeeng sajaa, sampai lemess karena kebanyakan onani! Karena dia hobby sekali onani maka aku harus menjaga staminanya dan produksi pejuhnya di dalam biji pelernya. Setiap hari dia makan madu, telor, dan merica dengan garam. Aku juga selalu menyediakan buat Jason : jamu tongkat Ali, jamu tongkat wasiat Madura, pasak bumi, kapsul Kuku Bima, Irex. Secara teratur aku juga mengajak jogging, angkat berat, dan fitness supaya badannya tetap ketat. Jadi kalau berpelukan dengan Jason terasa badannya keras dan enak, bikin gemes dan bikin kontol jadi ngaceng saja. Pernah suatu kali aku diminta mengisap kontol Jason yang besar dan leddzzattt itu. Waktu dia makin gelisah karena sudah kepengin pancut alias mejuh (eyakulasi), aku lepas sedotan-ku. dalam keadaan demikian di ngocrot atau moncrot pejuhnya, CRROTT..CRROTT..CRROTT berkali-kali, tampak pejuhnya muncrat cukup jauh dan banyak, juga kental. Jadi, aku yakin Jason pasti ampuh kontolnya! Puting susunya juga bagus, ketat dan melenting (erektil, alias : "ngerek itil"). Aku senang mengelus puting susunya, juga menjilatinya. Untung Jason tidak keberatan. Kalau sedang suntuk, aku biasanya minta izin menjilati badannya dengan lidah dan ludahku. Enak juga mencicipi badan bule yang berbulu tapi lumayan ketat itu!

###

14 Gay Erotic Stories from Jonathan Mangiring

Bentrokan Di Malam Minggu Yang Membawa Nikmat

Pada suatu malam minggu telah terjadi bentrokan di muka markas kesatuan kami - suatu kesatuan militer dari suatu negara. Entah apa alasannya maka terjadi bentrokan itu, yang pasti sebagai seorang perwira yang bertanggungjawab di bidang kepolisian militer (PM) aku segera dilapori. Segera aku meluncur ke markas dan setibanya di sana aku dapati 14 pemuda remaja sudah dimasukkan tahanan

Cerdas Cermat

Cerdas Cermat adalah acara yang paling digemari oleh para pelatih dan taruna senior di Akademi Militer (tidak penting di kota mana atau di negara mana), tetapi paling ditakuti oleh taruna yunior yang dipanggil Calon Prajurit Taruna (Capratar). Masa Capratar berlangsung pada 3 bulan pertama di awal pendidikan Akademi Militer. Pada masa itu Capratar nyaris dianggap setengah manusia atau

Dibentuk Jadi Laki-laki

Sekarang aku sudah jadi perwira menengah, akan tetapi pengalaman sadis sebagai taruna akademi militer tidak dapat kulupakan begitu saja. Aku baru berumur 18 tahun waktu diterima jadi calon taruna. Tidak usah kusebutkan akademi militer apa dan dimana, bahkan di negara mana, karena aku terikat sumpah untuk tidak cerita. Waktu itu ada sekitar 100 orang calon taruna baru dan kami yang

Jadi Tahanan Polisi Militer

Aku seorang bintara (tidak perlu kusebut dari angkatan mana dan di negara mana). Tampangku cukup ganteng dan tubuhku atletis. Sebetulnya aku punya ijazah sarjana (S1), tapi karena susah cari kerja aku masuk sekolah bintara dan berhasil lulus. Walaupun aku cukup senang dengan tugas dan pekerjaan di kesatuanku, tapi karena terlalu senjang dengan pendidikanku setelah 2 tahun aku bosan.

Jason Minta Supaya Aku Mau Dientot Tapi Kutolak

Jason adalah seorang bule yang sudah lama berada di negeri ku. Tidak heran jika dia tahu bahasa yang dipakai orang di negeriku. Tidak mudah untuk mendekati Jason, karena dia sibuk. Dia bekerja di suatu stasiun TV di negeriku sebagai penyiar. Keadaan negeriku jauh berbeda dengan di negerinya. Jason berasal dari suatu negara barat dan dia berkulit putih. Dia lumayan tinggi besar seperti

Kamar Siksa

Apakah hal seperti ini masih terjadi sekarang, aku tidak tahu. Tapi aku ingin menceritakan apa yang aku alami waktu aku mengikuti pendidikan militer sesudah tamat sekolah menengah. Nama asli institusi pendidikan militer itu bukan "sekolah" tapi disini aku sebut saja sekolah dan nama jabatan pimpinannya juga bukan "komandan" tapi aku sebut saja di sini komandan. Demikian pula sebutan

Manuver Rantai

Hobby dan dorongan menyiksa (bernuansa seksual) secara sadis di kalangan pelatih militer banyak aku temui selama aku mengikuti pendidikan militer (di suatu negara yang tak perlu aku sebut namanya). Siswa di akademi militer disebut Kadet atau dalam bahasa Indonesia : Taruna.Sebelum dilantik jadi Taruna, pada 3 bulan pertama Taruna-baru disebut Calon Prajurit Taruna atau Capratar. Capratar

Menyiksa Alex dengan kejam sebelum dinikmati.

Waktu aku masih bertugas di polisi militer aku punya anak buah bernama Alex. Dia berpangkat Sertu (sersan satu), umurnya sekitar 25 tahun. Seperti umumnya anggota polisi militer, Alex orangnya tinggi ramping, sekitar 170 cm dengan berat 60 kg. Tubuhnya kelihatan ramping, tapi kalau bajunya dilepas maka tampak tubuhnya yang atletis, berotot ketat dengan otot dada yang sangat menonjol

Olahraga Khas Taruna

Apa yang terjadi di dalam barak-barak akademi militer dan gedung olahraga akademi militer (tidak perlu disebut dimana atau di negara mana)adalah suatu misteri yang unik tapi kejam, sadis dan jantan! Aku teringat masa tarunaku, ketika aku masih berumur antara 18 - 20 tahun. Salah satu yang paling berkesan adalah waktu mengikuti acara olahraga khas taruna. Olahraga ini sering dilakukan

Penerapan kekejaman di pendidikan calon perwira.

Baru-baru ini diberitakan tentang penyiksaan yang dilakukan dalam pendidikan calon perwira di Peru. Penyiksaan ini dila-kukan oleh para senior terhadap yunior,yaitu siswa baru. Di layar TV ditayangkan hasil rekaman yang antara lain menun-jukkan seorang pemuda remaja berseragam tentara digantung di bawah pohon dan perutnya ditonjok oleh seniornya sampai muntah dan pingsan. Tayangan lain

Sang Komandan

Setelah 3 tahun bertugas di suatu kesatuan militer aku ditempatkan di kesatuan lain. Tak perlu kubilang nama kesatuannya atau di angkatan mana atau pun di negara mana. Aku tamatan suatu akademi militer dan saat kejadian ini sudah berpangkat kapten. Kesatuanku yang baru adalah kesatuan tempur yang prestijius. Tidak heran jika anggotanya orang pilihan. Kata orang aku termasuk pinter dan

Singgah di Puncak

Sudah 5 tahun aku bekerja di kantor itu. Bos-ku seorang pria eksekutif muda dari keluarga kaya. Tidak heran dia tamatan luar negeri dan punya isteri cantik yang juga wanita karir. Mereka punya 2 anak laki-laki yang manis-manis dan berbakat ganteng seperti bapakya. Waktu kejadian ini umur Mas Rudi baru 30 tahun, 5 tahun lebih tua dari aku. Aku kagum pada Mas Rudi, seakan-akan dia

Sunat Militer

Seorang taruna akademi militer berciri : tanggap, tanggon dan trengginas. Seorang taruna adalah seorang laki-laki dan seorang militer. Di akademi militer (tidak perlu ditanyakan akademi militer apa dan di negara mana) kedua hal itu mempunyai persyaratan tertentu, seperti misalnya : "pria yang tidak berotot bukan laki-laki". Oleh karena itu semua taruna diharuskan (bahkan dipaksa) untuk

Taruna Dijadikan Lelaki Sempurna

Tahun pertama pendidikan di akademi militer, enam bulan sesudah aku jadi taruna, aku bersama 19 orang taruna lainnya dipanggil Bagian Kesehatan Akademi. Di Klinik Akademi kami semua disuruh telanjang bulat. Rupanya akademi mempunyai catatan tentang taruna yang belum sunat. Karena itu kami diperiksa lagi untuk mengkonfirmasikannya. Kami berdiri bertelanjang bulat, berbaris 3 syaf. Seorang

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story