Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Manuver Rantai

by Jonathan Mangiring


Hobby dan dorongan menyiksa (bernuansa seksual) secara sadis di kalangan pelatih militer banyak aku temui selama aku mengikuti pendidikan militer (di suatu negara yang tak perlu aku sebut namanya). Siswa di akademi militer disebut Kadet atau dalam bahasa Indonesia : Taruna.Sebelum dilantik jadi Taruna, pada 3 bulan pertama Taruna-baru disebut Calon Prajurit Taruna atau Capratar. Capratar ini merupakan sasaran empuk untuk mempraktekkan ide-ide para pelatih yang kejam, sadis, tapi sangat jantan dan kelaki-lakian.Salah satu cara "membentuk" (eufemisme untuk kata : menyiksa) Capratar adalah Manuver Rantai yang digolongkan olahraga atau permainan khas untuk Capratar. Peserta Manuver Rantai paling kurang 3 orang Capratar dengan satu Motivator yang biasanya Pelatih atau Taruna Senior. Tugas Motivator adalah "membantu" atau "memotivasi" peserta dengan menggunakan alat bantu yang khas bagi Capratar, yaitu cambuk atau pecut alias cemeti!. Jika peserta hanya satu tim maka yang diukur adalah kecepatan tim dalam menempuh suatu jarak. Jika tim lebih dari satu maka kecepatan itu dipertandingkan, tim yang tercepat yang menang. Tempat kegiatan yang dipilih bisa : lapangan rumput (paling ringan), tempat parkir yang diaspal atau jalanan yang penuh lubang dan berbatu tajam (paling sadis!). Tempat parkir beraspal dapat jadi pilihan tersadis jika kegiatan dilakukan di musim kemarau pada jam panas terik sekitar pukul 14:00. Waktu itu aspal terasa amat panas dan bahkan dapat menimbulkan luka bakar jika tertempel kulit dalam waktu tertentu. Capratar peserta Manuver Rantai pasti harus telanjang bulat (semua siksaan untuk Capratar harus dialami mereka dalam keadaan telanjang bulat). Sedangkan pelatih yang jadi Motivator biasanya hanya mengenakan supporter atau kancut atau bercelana panjang. Yang pasti harus telanjang dada. Mula-mula peserta disuruh berbaring berbanjar dan telentang di tanah atau di lantai dalam keadaan bertelanjang bulat. Dalam posisi itu Motivator memasangkan borgol. Jika peserta 3 orang maka tangan kanan peserta nomor 1 diborgol dengan tangan kiri peserta no 2, tangan kanan peserta nomor 2 diborgol dengan tangan kiri peserta nomor 3. Tangan peserta yang terborgol diposisikan di sekitar daerah yang ditumbuhi rambut kemaluan atau di sekitar kemaluan. Tangan kiri peserta nomor satu dan tangan kiri peserta nomor 3 bebas tidak diborgol. Setelah siap, maka ketiganya disuruh berbalik menelungkup. Suatu pekerjaan yang tidak mudah. Jika mereka dirasa kurang cepat membalik badan, Motivator bisa :"membantu" dengan mencambuki punggung, bokong, paha atau betis mereka! Jika perlu bagian dada dan perut juga dihajar dengan cemeti. Sehingga, tampak peserta kelojotan karena merasa kaget oleh rasa perih dan pegal yang tiba-tiba terasa akibat hajaran dan lecutan keras oleh motivator yang kejam sadis dan akan terdengar bunyi ayunan cemeti :"CETARR, CETARR!". Jika peserta berhasil membalik badan maka tangan yang terborgol masuk melalui belahan paha ke pantat dan kemaluan terus ke arah perut. Jika posisi-telungkup para peserta sudah lurus, maka Motivator memberi isyarat "maju jalan!" dengan teriakan "MAJUUU!" diikurti suara "CETARR!!" akibat cemeti dilecutkan ke udara, ke lantai, ke tembok, atau boleh juga ke tubuh peserta!. Dalam posisi demikian, rantai Capratar itu akan susah payah bergerak maju, maka Motivator akan dengan suka hati "membantu" dengan cara menghajarkan lecutan sekeras-kerasnya dan sepuas-puasnya ke tubuh-tubuh peserta. Untuk bergerak dalam jarak 5 meter saja sudah cukup membuat tubuh-tubuh peserta babak belur berlumuran darah segar dan berhiaskan lecet berdarah dimana-mana, akibat lecutan yang terus menerus dihajarkan Motivator dengan kekuatan penuh, sekeras-kerasnya! Jika acara dilakukan di jalanan yang rusak, maka selesai acara bukan hanya punggung peserta yang babak belur, tetapi juga perut dan dadanya, bahkan kemaluannya, akibat gesekan dan bilur oleh kerikil, batu dan aspal yang rusak. Sehingga luka-luka bagian depan akan bercampur antara darah, tanah, keringat dan lumpur. Pemanadangan seperti itu akan terasa sangat indah, jantan, dan SADIS SEKALI!. Kadang-kadang Motivator memaksa peserta saling kocok kemaluan dulu, sehingga sebelum mereka bergerak maju, semuanya sudah lemas duluan. Karena baru saja memancarkan air mani yang kental dalam jumlah cukup banyak. Jika Motivator cukup sadis, dia tidak mau ketinggalan bertelanajang bulat dan akan tampak batang kemaluannya terangsang waktu mencambuki Capratar. Jika demikian, maka terbukti bahwa si Motivator juga seorang penggemar S/M bahkan mungkin seorang homoseksual. Aku sendiri sangat hobby ikut Manuver Rantai (jadi peserta) karena bisa merasakan kocokan nikmat dan cambukan pedih sekaligus dari pelatih atau taruna senior yang ganteng, kekar, berotot dan SADIS!

###

Popular Blogs From MenOnTheNet.com

Please support our sponsors to keep MenOnTheNet.com free.

14 Gay Erotic Stories from Jonathan Mangiring

Bentrokan Di Malam Minggu Yang Membawa Nikmat

Pada suatu malam minggu telah terjadi bentrokan di muka markas kesatuan kami - suatu kesatuan militer dari suatu negara. Entah apa alasannya maka terjadi bentrokan itu, yang pasti sebagai seorang perwira yang bertanggungjawab di bidang kepolisian militer (PM) aku segera dilapori. Segera aku meluncur ke markas dan setibanya di sana aku dapati 14 pemuda remaja sudah dimasukkan tahanan

Cerdas Cermat

Cerdas Cermat adalah acara yang paling digemari oleh para pelatih dan taruna senior di Akademi Militer (tidak penting di kota mana atau di negara mana), tetapi paling ditakuti oleh taruna yunior yang dipanggil Calon Prajurit Taruna (Capratar). Masa Capratar berlangsung pada 3 bulan pertama di awal pendidikan Akademi Militer. Pada masa itu Capratar nyaris dianggap setengah manusia atau

Dibentuk Jadi Laki-laki

Sekarang aku sudah jadi perwira menengah, akan tetapi pengalaman sadis sebagai taruna akademi militer tidak dapat kulupakan begitu saja. Aku baru berumur 18 tahun waktu diterima jadi calon taruna. Tidak usah kusebutkan akademi militer apa dan dimana, bahkan di negara mana, karena aku terikat sumpah untuk tidak cerita. Waktu itu ada sekitar 100 orang calon taruna baru dan kami yang

Jadi Tahanan Polisi Militer

Aku seorang bintara (tidak perlu kusebut dari angkatan mana dan di negara mana). Tampangku cukup ganteng dan tubuhku atletis. Sebetulnya aku punya ijazah sarjana (S1), tapi karena susah cari kerja aku masuk sekolah bintara dan berhasil lulus. Walaupun aku cukup senang dengan tugas dan pekerjaan di kesatuanku, tapi karena terlalu senjang dengan pendidikanku setelah 2 tahun aku bosan.

Jason Minta Supaya Aku Mau Dientot Tapi Kutolak

Jason adalah seorang bule yang sudah lama berada di negeri ku. Tidak heran jika dia tahu bahasa yang dipakai orang di negeriku. Tidak mudah untuk mendekati Jason, karena dia sibuk. Dia bekerja di suatu stasiun TV di negeriku sebagai penyiar. Keadaan negeriku jauh berbeda dengan di negerinya. Jason berasal dari suatu negara barat dan dia berkulit putih. Dia lumayan tinggi besar seperti

Kamar Siksa

Apakah hal seperti ini masih terjadi sekarang, aku tidak tahu. Tapi aku ingin menceritakan apa yang aku alami waktu aku mengikuti pendidikan militer sesudah tamat sekolah menengah. Nama asli institusi pendidikan militer itu bukan "sekolah" tapi disini aku sebut saja sekolah dan nama jabatan pimpinannya juga bukan "komandan" tapi aku sebut saja di sini komandan. Demikian pula sebutan

Manuver Rantai

Hobby dan dorongan menyiksa (bernuansa seksual) secara sadis di kalangan pelatih militer banyak aku temui selama aku mengikuti pendidikan militer (di suatu negara yang tak perlu aku sebut namanya). Siswa di akademi militer disebut Kadet atau dalam bahasa Indonesia : Taruna.Sebelum dilantik jadi Taruna, pada 3 bulan pertama Taruna-baru disebut Calon Prajurit Taruna atau Capratar. Capratar

Menyiksa Alex dengan kejam sebelum dinikmati.

Waktu aku masih bertugas di polisi militer aku punya anak buah bernama Alex. Dia berpangkat Sertu (sersan satu), umurnya sekitar 25 tahun. Seperti umumnya anggota polisi militer, Alex orangnya tinggi ramping, sekitar 170 cm dengan berat 60 kg. Tubuhnya kelihatan ramping, tapi kalau bajunya dilepas maka tampak tubuhnya yang atletis, berotot ketat dengan otot dada yang sangat menonjol

Olahraga Khas Taruna

Apa yang terjadi di dalam barak-barak akademi militer dan gedung olahraga akademi militer (tidak perlu disebut dimana atau di negara mana)adalah suatu misteri yang unik tapi kejam, sadis dan jantan! Aku teringat masa tarunaku, ketika aku masih berumur antara 18 - 20 tahun. Salah satu yang paling berkesan adalah waktu mengikuti acara olahraga khas taruna. Olahraga ini sering dilakukan

Penerapan kekejaman di pendidikan calon perwira.

Baru-baru ini diberitakan tentang penyiksaan yang dilakukan dalam pendidikan calon perwira di Peru. Penyiksaan ini dila-kukan oleh para senior terhadap yunior,yaitu siswa baru. Di layar TV ditayangkan hasil rekaman yang antara lain menun-jukkan seorang pemuda remaja berseragam tentara digantung di bawah pohon dan perutnya ditonjok oleh seniornya sampai muntah dan pingsan. Tayangan lain

Sang Komandan

Setelah 3 tahun bertugas di suatu kesatuan militer aku ditempatkan di kesatuan lain. Tak perlu kubilang nama kesatuannya atau di angkatan mana atau pun di negara mana. Aku tamatan suatu akademi militer dan saat kejadian ini sudah berpangkat kapten. Kesatuanku yang baru adalah kesatuan tempur yang prestijius. Tidak heran jika anggotanya orang pilihan. Kata orang aku termasuk pinter dan

Singgah di Puncak

Sudah 5 tahun aku bekerja di kantor itu. Bos-ku seorang pria eksekutif muda dari keluarga kaya. Tidak heran dia tamatan luar negeri dan punya isteri cantik yang juga wanita karir. Mereka punya 2 anak laki-laki yang manis-manis dan berbakat ganteng seperti bapakya. Waktu kejadian ini umur Mas Rudi baru 30 tahun, 5 tahun lebih tua dari aku. Aku kagum pada Mas Rudi, seakan-akan dia

Sunat Militer

Seorang taruna akademi militer berciri : tanggap, tanggon dan trengginas. Seorang taruna adalah seorang laki-laki dan seorang militer. Di akademi militer (tidak perlu ditanyakan akademi militer apa dan di negara mana) kedua hal itu mempunyai persyaratan tertentu, seperti misalnya : "pria yang tidak berotot bukan laki-laki". Oleh karena itu semua taruna diharuskan (bahkan dipaksa) untuk

Taruna Dijadikan Lelaki Sempurna

Tahun pertama pendidikan di akademi militer, enam bulan sesudah aku jadi taruna, aku bersama 19 orang taruna lainnya dipanggil Bagian Kesehatan Akademi. Di Klinik Akademi kami semua disuruh telanjang bulat. Rupanya akademi mempunyai catatan tentang taruna yang belum sunat. Karena itu kami diperiksa lagi untuk mengkonfirmasikannya. Kami berdiri bertelanjang bulat, berbaris 3 syaf. Seorang

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story