Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Harry Fucker dan Ruang Ganti Rahasia (1)

by Rangga


Kereta api sihir yang berangkat dari peron 9 ½ di London akhirnya tiba di Hogwart. Suaranya desis kereta yang keras dan nyaring tak mampu mengalahkan nyaringnya celotehan para murid di tingkat kedua sekolah sihir itu. Bertemu kembali dengan teman sekamar di asrama rupanya membuat mereka tak sabar untuk saling bercerita tentang pengalaman liburan masing-masing.

Harry tersenyum-senyum melihat tingkah adik-adik kelasnya itu. Tingkah polah mereka benar-benar mirip dengannya dulu. Kembali bersekolah di tahun kedua memang penuh semangat. Perasaan rindu untuk kembali ke Hogwart dan bertemu teman setelah liburan memang sangat menggebu-gebu. Harry jadi teringat saat ia berangkat kembali ke Hogwart pada tahun kedua. Tersenyum-senyum ia mengenang bagaimana serunya dirinya bersama Ron berangkat menuju Hogwart dengan mengendarai mobil terbang milik keluarga Weasley. Sedemikian nekatnya mereka waktu itu. Sehingga tidak memperdulikan konskwensi dari kenekatan mereka waktu itu. Dengan sukses foto mobil terbang yang mereka kendarai di atas kota London, nangkring di halaman pertama surat kabar penyihir.

Ah, tak terasa. Ini adalah tahun keenam untuk Harry. Hogwart tak banyak berubah. Secara umum kondisinya masih tetap sama seperti ketika Harry pertama kali menjejakkan kakinya disini. Yang berubah tentu saja penghuninya: Harry, teman-temannya, dan para guru. Harry sudah berumur enam belas tahun. Tubuhnya semakin tinggi menjulang dengan body yang tetap langsing dibalut kulitnya yang putih bersih. Ketampanan semakin terpancar di wajahnya yang dihiasi kacamata berbingkai bulat itu.

Para guru tentu saja semakin tua. Pun begitu dengan Hagrid, sang penjaga sekolah, yang sangat disayangi oleh Harry.

“Selamat datang kembali di Hogwart, Harry,” sapa Hagrid degan suara bassnya. “Setiap tahun bertemu denganmu, kulihat tubuhmu semakin tinggi saja, Nak. Aku tak perlu harus menunduk lagi melihatmu kini. Kurasa, bila kita bertemu lagi tahun depan, aku yang terpaksa harus mendongak melihatmu,” sambungnya. Harry tersenyum riang mendengar kata-kata Hagrid.

“Ah, Hagrid, betapa senangnya aku bertemu denganmu lagi,” sahut Harry. Dirangkulnya erat tubuh Hagrid yang tinggi besar itu. Harry memang sangat menyayangi Hagrid. Terlalu banyak ia berhutang budi pada penjaga sekolah yang wajahnya penuh dengan kumis dan cambang lebat itu.

“Apakah kau akan berkata seperti itu juga bila nanti bertemu dengan Cho Cang?” goda Hagrid. Godaan Hagrid tak urung membuat remaja tampan itu tersipu malu. Harry melepaskan pelukannya dari Hagrid.

“Apakah kau sudah melihatnya?” tanya Harry. Wajahnya terlihat bersemu merah.

“Hahaha, betulkan kataku. Baru kusebut namanya saja, kau sudah langsung melupakanku,” sahut Hagrid tergelak. “Pergilah cari gadismu itu. Aku tadi sudah bertemu dengannya. Ini rahasia kita berdua saja ya,” Hagrid merendahkan suaranya, seolah berbisik pada Harry. “Kurasa gadis itu sangat merindukanmu sepanjang liburan ini, Nak. Begitu bertemu denganku tadi, ia tak sempat menayakan kabarku. Dia malah langsung bertanya apakah aku sudah bertemu denganmu atau tidak?” sambung Hagrid sambil mengerlingkan matanya menggoda Harry.

“Terima kasih Hagrid. Aku permisi dulu untuk mencarinya,” kata Harry segera berlalu dari hadapan Hagrid. Ia malu digoda terus menerus oleh penjaga sekolah itu. Namun sebelum terlalu jauh dari Hagrid ia masih sempat berteriak dengan suara keras pada Hagrid, “Apakah kau juga sudah bertemu dengan Ron dan Hermione?” tanya Harry.

“Ya, mereka juga sudah datang. Dan kurasa keduanya sudah langsung ke asrama,” sahut Hagrid.

Ron dan Hermione adalah dua sahabat setia Harry sejak tahun pertama di Hogwart. Bersama kedua sahabatnya itu Harry sudah mengalami berbagai petualangan seru selama di sekolah sihir ini. Begitu serunya J.K. Rowling menceritakan petualangan mereka, sampai-sampai Warner Brothers merasa tertarik untuk mencari untung dengan memfilmkannya. Gue gak tau apakah yang akan gue ceritakan ini juga seseru apa yang diceritakan oleh J.K. Rowling. Mudah-mudahan aja seru dan Falcon Studios atau Bel Ami tertarik untuk memfilmkannya juga.

Persahabatan antara Harry, Ron, dan Hermione rupanya membawa benih-benih cinta monyet di antara mereka. Untung saja kemudian muncul tokoh baru, Yaitu Cho Cang yang mencuri hati Harry. Kalo tidak, bisa dipastikan Hermione akan memiliki dua kekasih, yaitu Harry dan Ron. Karena Harry sudah menyukai Cho Cang, maka akhirnya Ron pun resmi jadian dengan Hermione. Karena kalau sampai mereka tidak jadian, mau gak mau Hermione kan terpaksa jadian dengan Albus Dumbledore dan Ron jadian dengan Professor Hervina McGonagall. Kan gak asik.

Harry akhirnya menemukan Cho Cang di tempat biasa mereka bertemu berduaan. Gadis oriental itu terlihat sedang duduk seorang diri pada sebuah bangku panjang di taman sekolah. Tekun matanya menatap sebuah buku setebal bantal yang terbuka lebar dalam pelukannya. Entah apa yang dibacanya. Namun lebih baik gue mempertemukan Harry dan Cho Cang dalam adegan seperti ini. Terkesan lebih mendidik dan romantis. Coba gue mempertemukan mereka dalam adegan dimana Cho Cang ketiduran di bangku panjang, karena kelamaan nungguin Harry, dengan iler yang menetes-netes dari bibir tipisnya. Kan norak banget.

“Hai,” sapa Harry dengan suara lembut pada Cho Cang. Ia mendekat ke arah gadis cantik itu.

“Hai,” balas Cho Cang sambil menengadahkan kepalanya memandang Harry yang sudah berdiri di dekatnya.

“Sudah lama menungguku?” kata Harry lagi. Pemuda ganteng itu kini duduk rapat disebelah Cho Cang.

“Siapa yang menunggumu?” tanya Cho Cang pura-pura cuek. Ia kembali mengarahkan pandangannya pada buku tebalnya. Dasar pere, suka pura-pura deh.

“Benar tidak menungguku?” tanya Harry. Mata Harry melirik buku yang sedang dilihat oleh Cho Cang. Ia ingin tahu apa yang sedang dilihati oleh gadis cantik itu dengan serius. Begitu melihat lembaran yang sedang terbuka yang dilihat oleh Cho Cang, mata Harry langsung mendelik. Pada halaman itu terpampang foto seorang model cowok dalam keadaan telanjang bulat. Tubuh model itu sangat kekar dengan wajah yang tampan. Rupanya yang dipegang oleh Cho Cang adalah bundel majalah Playgirl versi penyihir. Karena itu foto yang terpampang disitu bergerak-gerak seperti slide film. Jemari model itu mengelus-elus tubuhnya sendiri memamerkan keperkasaannya pada yang melihatnya. Dengan nakal lidahnya dilelet-leletkan menggoda.

Harry jadi enggak pede melihat foto itu. Meskipun untuk ukuran kontol, Harry siap bertanding dengan model itu namun untuk ukuran body jelas saja Harry kalah. Meskipun bodynya gak sampai seperti papan penggilesan tipisnya, namun Harry tidak kekar seperti model itu. Tubuh harry adalah tipikal slim. Harry lalu menutup bundel majalah itu yang sedang dilihat Cho Cang itu. Rupanya kelakuan Cho Cang gak beda-beda jauh juga dari dirinya, pikir Harry. Pemuda ganteng itu juga suka ngelihat foto-foto gadis telanjang yang ada dalam majalah Playboy versi penyihir bersama-sama dengan teman-temannya. Maklumlah, namanya juga usia abege.

“Benar tidak menungguku?” ulang Harry bertanya lagi. Kali ini tangannya sambil memegang dagu Cho Cang mengarahkan wajah cantik tanpa bintik itu menatap ke arahnya.

Cho Cang tersenyum manis padanya. “Tentu saja aku menunggumu, Sayang,” sahut Cho Cang mesra. Wajah keduanya semakin dekat. Terus mendekat. Kedua remaja abege itu akan berciuman, Saudara-saudara. Saat bibir keduanya sudah bersentuhan, tiba-tiba datanglah pengganggu.

“Hai! Kalian akan berbuat mesum ya!” sebuah suara terdengar berteriak nyaring. Harry dan Cho Cang kaget. Mereka urung berciuman jadinya.

“Draco Malvoy! Mau apa kau?!” bentak Harry kesal.

“Huh, dasar pengganggu!” sungut Cho Cang kesal. Padahal jantung gadis itu tadi sudah berdegup keras menantikan ciuman Harry.

Draco berdiri tegak sambil melipat tangannya di dada. Pemuda berambut pirang yang degil itu terlihat tersenyum sinis memandang Harry dan Cho Cang.

“Disini rupanya tempat kalian berbuat mesum ya!” bentak Draco. “Tak kusangka, dibalik wajah kalian yang terlihat baik-baik itu, kalian suka berbuat mesum di tempat sepi rupanya,” sambung Draco dengan sinis.

“Kami tidak sedang berbuat mesum Draco. Dan lagi apa pedulimu mengurusi urusan orang lain?!” kata Harry dengan suara keras. Ia sangat kesal dengan kata-kata Draco yang sangat mengejek itu.

Draco melangkah mendekati kedua remaja yang saling berpegangan tangan itu. Wajahnya tetap menampilkan senyum sinis dengan tatapan tajam bak elang pada keduanya. Setelah dekat, pemuda berambut pirang dengan tubuh langsing seperti Harry itu berkata,”Aku kini sudah tahu rahasiamu Harry Potter. Karena itu bila dihadapanku, tak usah lagi kau berpura-pura berpenampilan seperti malaikat. Apalagi bila sudah dihadapan Professor Dumbledore. Dasar munafik!” katanya tajam.

Harry sangat marah. Ia sangat ingin menghajar Draco. Tangannya langsung menarik kerah baju remaja degil itu. Draco pun langsung memasang sikap kuda-kuda. Keduanya sudah siap untuk berkelahi.

“Hei! Apa yang akan kalian lakukan. Berhenti!” sebuah suara mengagetkan mereka. Ini berarti Harry dan Cho Cang sudah dua kali kaget. Kalo sampe tiga kali, bisa dapet hadiah nih mereka. J

Tatapan ketiganya langsung mengarah pada datangnya suara itu. Rupanya itu Oliver Wood, kakak kelas mereka yang juga adalah Kapten Tim Gryffindor. Cho Cang terpana menatap Oliver yang tampan itu. Dengan stelan celana hitam dan sweater hitam yang membalut tubuh tinggi ramping atletisnya, Oliver terlihat semakin tampan saja. Dari dulu Cho Cang sangat menyukai kakak kelasnya itu. Namun entah kenapa Oliver sepertinya selalu menghindar bila bergaul dengan wanita. Karena itu Cho Cang tak pernah berani untuk mengungkapkan isi hatinya pada Oliver. Akhirnya ia menjatuhkan pilihannya pada Harry. Meskipun sebenarnya Harry bukanlah tipenya. Cho Cang sebenarnya lebih menyukai cowok yang meskipun langsing namun memiliki otot-otot yang terbentuk. Karena itu ia sangat suka melihat-lihat foto cowok telanjang di majaah Playgirl yang selalu dibawanya kemana pergi. Kalau saja ia bisa memaksa J.K. Rowling untuk mengubah takdirnya, maka ia memilih untuk dipasangkan dengan Oliver dibandingkan dengan Harry.

“Mau apa kalian berdua?” tanya Oliver dengan suaranya yang berwibawa.

“Aku hanya ingin menghentikan perbuatan mesum mereka berdua,” sahut Draco mencoba memfitnah.

“Benar begitu Harry?” tanya Oliver mengkonfirmasi.

“Kau mempercayai fitnahnya padaku Oliver? Aku kira kau lebih mempercayaiku dibandingkan dengannya,” kata Harry.

“Tentu saja aku tidak percaya padanya Harry. Aku tak pernah bisa mempercayai anak-anak Slytherin. Sudahlah Draco. Kamu jangan mengganggu Harry dan Cho Cang lagi. Dan kuingatkan padamu untuk tidak lagi mengganggu anak-anak Gryffindor. Sekarang tinggalkan tempat ini.” kata Oliver.

Meskipun kesal, Draco tak berani melawan Oliver. Draco tahu bahwa dia pasti akan kalah melawan Oliver yang bertubuh lebih besar darinya dan sepengetahuannya juga handal bela diri itu. Dengan kesal ia pergi meninggalkan ketiga anak Gryffindor itu. “Tunggu saja Harry. Aku akan membuktikan apa yang kukatakan benar!” kata Draco penuh amarah sebelum kemudian ia berlari menjauh.

“Sekarang kita juga harus pergi dari sini. Sebentar lagi hari gelap. Kita semua harus sudah berkumpul di ruang makan,” kata Oliver mengajak dua adik kelasnya itu.

“Ayolah,” sahut Harry. Bersama Cho Cang, Harry berjalan cepat mengejar Oliver yang sudah berjalan terlebih dahulu.

“Bagaimana Harry? Kamu sudah siap untuk bertanding pada musim ini?” tanya Oliver saat dilihatnya Harry dan Cho Cang sudah berjalan di sampingnya menuju asrama.

“Tentu saja Kapten. Aku akan memenangkan pertandingan untuk Gryffindor lagi nanti,” sahut Harry yakin. Oliver tersenyum senang mendengar tekad Harry. Ia yakin tekad Harry itu akan bisa dibuktikannya nanti. Adik kelasnya itu memang telah berkali-kali membuktikan kepiawaiannya dalam memberikan kemenangan bagi Tim Gryffindor pada pertandingan Quidditch melawan Tim Slyhterin.

Sepanjang jalan mereka bercerita tentang pengalaman liburan masing-masing. Cho Cang mengambil posisi di tengah saat berjalan. Kesempatan baginya untuk bisa dekat dengan Oliver rupanya. Dasar gatel!

Bersambung

###

47 Gay Erotic Stories from Rangga

Ada Yang Baru

Banyak yang mengirimkan imel ke gua. Selain ngajak berkenalan banyak yang menanyakan kenapa gua gak menulis lagi di MOTN. Menjawab pertanyaan itu dalam kesempatan ini gua mau sampaikan bahwa gua sedang merampungkan sekuel Petualangan Aji. Butuh waktu yang lumayan lama juga buat gua untuk merampungkan tulisan itu. Kenapa lama? Karena gua pengen sekuel ini berbeda dari kisah pertamanya

Aladin (01)

Zaman dahulu kala di Negeri Cina tinggallah seorang pemuda miskin Aladin namanya. Kemiskinannya membuat Aladin melakukan segala hal untuk menghidupi dirinya bersama dengan ibunya yang sudah tua renta. Kadangkala Aladin mengemis di pasar, menjadi kuli membantu para pedagang mengangkat barang dagangan mereka, dan juga mencuri. Sesungguhnya Aladin adalah pemuda yang baik. Kalau sangat tidak

Aladin (02)

“Pamanku benar-benar jahat,” batin Aladin. Ia terduduk sendiri merenungi nasibnya. Kini ia terkurung di dalam tanah bersama harta karun yang melimpah. Sementara sang paman meninggalkannya. Aladin memandangi harta karun di dalam kantong. Sebuah lampu yang terbuat dari emas tertangkap pandangannya. Aladin segera mengambil lampu itu. Ia berniat memindahkan api dari obornya ke sumbu lampu itu.

Aladin (03)

“Benar juga katamu itu Jafar. Wahai pemuda apakah tempat tinggalmu semegah istanaku ini?” tanya raja. “Tuanku, jika hamba memiliki tempat tinggal semegah tuanku, itu artinya hamba tidak menghormati tuanku raja. Namun demikian tempat tinggal hamba cukup megah tuanku. Tuanku raja dan Putri Jasmin hamba undang untuk melihat tempat tinggal hamba besok,” sahut Aladin mantap. Ibu Aladin dan Ali

Antara Mas Donny dan Justin

Cerita ini sangat berbeda dari cerita yang biasanya gue bikin. Bisa dibilang nyeleneh. Gak tau apa yang suka baca cerita di situs ini suka. Mas Donny ada-ada aja deh. Masak dia memintaku ngentot dengan si Justin, mahasiswa yang kos di rumah kami? Ngawur kan. Tapi aku juga ngawur. Kenapa? Karena aku mau aja melaksanakan apa yang disuruhnya itu. Gimana aku mau nolak? Habisnya ngentot itu enak

BBS Eksekutif Muda

“Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” Suara ponsel yang diset getar berulang-ulang berbunyi diatas meja. Tak ada yang menjawab. Suara erangan memenuhi ruangan kamar hotel yang tidak terlalu luas itu. Dua pria muda sedang sibuk memacu birahi diatas ranjang empuk yang berderak-deraj. “Oh… oh.. oh.. oh.. oh.. yeshh.. yesshh… oh… oh..,” “Hoh..hoshh..hohh..

Behind The Scenes

Prolog Ini cerita tentang Ananditya Tama. Lebih sering dipanggil Aditya. Umur 22 tahun, lulusan D3 Perhotelan dari sebuah Akademi Pariwisata di Jakarta. Anak kedua dari tiga orang bersaudara yang semuanya cowok. Ayah turunan Pakistan dan ibu Sunda asli. Ganteng sudah pasti. Kulit putih bersih, dengan postur tubuh proporsional. Ramping namun atletis. Tinggi 179 cm dan berat 65 kilogram. Sempat

Behind The Scenes, Part 2

Pengantar. Ternyata MOTN tidak memuat seluruh cerita yang saya submitted kemaren. Untuk membuat anda-anda tidak penasaran, ini kelanjutannya. “Mengapa tadi teman-teman gue bisa enjoy melakukannya ya?” tanya Aditya. “Mungkin mereka benar-benar bisa rileks. Sementara kamu tidak,” kata Martin. “Apa memang begitu Rhin?” tanya Aditya pada Rhino yang sedang berdiri menontonnya dari jarak yang

Cerita Remaja (3)

BAB II NAKALNYA MAMA ANDRE Minggu pagi yang cerah. Andre sarapan berdua saja dengan mamanya di rumah. Biasanya acara sarapan hari minggu mereka lakukan bertiga bersama dengan papanya. Soalnya di hari-hari lain, tidak ada kesempatan untuk mereka dapat sarapan bersama, apalagi makan siang bahkan makan malam. Kesibukan kedua orang tuanya, menyebabkan mereka hanya dapat berkumpul bersama di

Cerita Remaja (4)

Andre semakin mendekat ke pintu kamar yang terkuak itu. Ia longokkan kepalanya sedikit ke celah pintu yang terbuka itu. Serta merta mata Andre melotot melihat pemandangan di ruang kerja papanya itu. Diatas meja kerja papanya, dua manusia lain jenis dalam keadaan bugil sedang asik memacu birahi dengan penuh nafsu. Kedua manusia itu tiada lain tiada bukan adalah mamanya dan Mas Dharma sang

Cerita Remaja (5)

BAB III ANAK-ANAK BASKET Meskipun bukan anggota basket, tapi Calvin kini tak asing lagi dengan komunitas itu. Pergaulan anak-anak basket yang terkenal sangat eksklusif di SMU Dwi Warna dapat dimasuki olehnya. Ini semua berawal dari ajakan Andre untuk menyaksikan latihan basket di sekolah. Setelah mendengar cerita Andre tentang kedoyanan anak-anak basket pada memek cewek dan silit cowok

Dibooking Andre

Beginilah nasibku. Aku jelas-jelas bukan homo. Apalagi banci. Butuh uang untuk hidup membuatku terjebak dalam dunia pelacur waria kayak gini. Setiap hari pakai baju perempuan, nongkrong di pinggir jalan menanti laki-laki yang memiliki orientasi seksual menyimpang atau sekadar pengen coba-coba, membookingku. Si Misye, alias Misno, teman sekamar sekaligus seprofesiku jelas waria asli. Bencong

Enak Dibaca dan Nafsuin!

Ingat slogan majalah Tempo? Mudah-mudahan masih ada yang inget. Buat yang gak inget atau malah gak pernah denger sama sekali, nih gue kasih tau, slogannya adalah, “Enak dibaca dan perlu”. Nah, judul tulisan diatas adalah plesetan dari slogan ini. Gue bikin judul seperti itu karena tulisan berikut ini isinya mengulas judul tersebut. Kali ini gue gak menulis cerita seperti biasanya. Tulisan gue

Harry Fucker dan Ruang Ganti Rahasia (1)

Kereta api sihir yang berangkat dari peron 9 ½ di London akhirnya tiba di Hogwart. Suaranya desis kereta yang keras dan nyaring tak mampu mengalahkan nyaringnya celotehan para murid di tingkat kedua sekolah sihir itu. Bertemu kembali dengan teman sekamar di asrama rupanya membuat mereka tak sabar untuk saling bercerita tentang pengalaman liburan masing-masing. Harry tersenyum-senyum melihat

Kok Bisa Gitu Sih?

Namaku Dika. Aku mau cerita tentang kejadian yang pernah ku alami waktu aku duduk di kelas tiga SD dulu. Umurku belum sampai sepuluh tahun waktu itu. Jangan salah sangka dulu lho. Ini kejadian bukan tentang diriku. Tapi tentang orang yang sangat kuhormati. Aku adalah anak pertama dari papa dan mamaku yang asli turunan Sunda. Papaku, Dadang Sukmana, adalah seorang karyawan swasta di sebuah

Menjelang Pernikahan Mas Randy

"Ndre, abis sekolahan langsung balik ya, jangan kemana-mana lagi" pesan Nyonya Vera pada anaknya, Andre, yang masih duduk di kelas 3 SLTP melalui hand phone. "Kenapa emangnya Ma?" tanya Andre. "Thomas gak ada temennya tuh di rumah. Mama dan dan Tante Serly mau belanja untuk kebutuhan pesta Mas Randy nih," "Lho, kan ada Papa dan Om Darwin di rumah," sambung Andre lagi. "Papa dan Om

Menjelang Pernikahan Mas Randy (2)

Acara pemberkatan pernikahan Mas Randy akan dilangsungkan di gereja pukul sepuluh pagi ini. Andre melirik jam tangan yang melingkar di lengan kirinya, masih pukul delapan, tapi mamanya sudah sibuk menyuruhnya dan Thomas untuk bersiap-siap sejak pukul tujuh tadi. “Ayo jas hitamnya dipakai sekarang. Kalian kan pengiring pengantin prianya. Kalo gak siap-siap dari sekarang entar repot deh. Ayo dong,

Pandu dan Ricky dan Aku

“Bang, tolong jemput mereka sore ini ke bandara ya, soalnya mereka gak ngerti Jakarta tuh,” kata Dina, adik perempuanku semata wayang melalui telepon tadi pagi. Yang dimaksudnya dengan mereka itu adalah Pandu dan Ricky dua temannya waktu di SMU kemaren. kalo yang namanya Pandu bukan hanya sekadar teman buat Dina, adikku itu. denger-denger sih mereka pacaran sampai sekarang. Makanya Dina jadi

Pangeran Tidur

Pada zaman dahulu kala tersebutlah sebuah negeri bernama Antah Berada Dimana. Negeri yang makmur dan damai, diperintah oleh seorang raja muda gagah perkasa didampingi oleh permaisurinya yang cantik jelita. Sang raja memerintah dengan penuh keadilan dan bijaksana. Sedemikian makmur dan damainya negeri itu, hingga batangan emas yang tergeletak di tepi jalan pun tak ada yang mengambilnya.

Pangeran Tidur, Part 2

Pengantar. MOTN lagi ngadat ya, gak bisa memuat seluruh cerita saya. Ini lanjutannya supaya elo gak penasaran. “Siapa engkau?!” tanya Pangeran William. Ia sangat terkejut melihat perubahan gadis cantik yang tadi ditolongnya menjadi seorang laki-laki tampan bertubuh kekar dengan busana transparan yang memamerkan keperkasaan tubuhnya. “Aku adalah seorang peri. Aku tadi sengaja untuk

Pesta Bujangan Untuk Randy

Cerita ini adalah Prequel dari cerita Menjelang Pernikahan Mas Randy. Sepulang dari kantornya di bilangan Sudirman, Randy menyempatkan menjemput Tania, calon istrinya, yang bekerja di kawasan Kuningan. Mereka memang janjian untuk ke club kebugaran sepulang kerja. Melatih otot-otot tubuh sambil menantikan kemacetan di jalanan Jakarta usai. Keduanya memang rajin ke club kebugaran. Karenanya

Petualangan Aji 2, Part 1

1 Akhir April 1998. Suntuk! Semua tugas kuliahku yang sebarek-abrek belum satupun kukerjakan. Aku betul-betul disibukkan dengan segala macam aksi demonstrasi seiring dengan situasi politik yang semakin memanas sejak krisis moneter melanda Indonesia Juli 1997 lalu. Sebagai aktivis mahasiswa tentu saja tak pernah kulewatkan berbagai aksi turun ke jalan yang kami lakukan. Aksi-aksi ini telah

Petualangan Aji 2, Part 15

25 “Kami akan melaporkan perbuatan kalian ini!” kata Romi tegas. Suaranya tetap pelan. Matanya tak lepas menatap batang kami bergantian, pun anggota regunya itu. “Jangan Mas,” kataku memohon. Bram dan Irfan ketakutan. “Kami bersedia memberikan apa saja yang Mas minta asal jangan melaporkan hal ini,” aku segera berjalan menuju celana panjangku. Mencari dompetku. Setelah ketemu segera

Petualangan Aji 2, Part 16

26 “Ndri, giliran kamu,” kata Romi, tangaannya menarik resleting celananya ke atas. Romi kini sudah berpakaian rapi kembali. Sementara Andri kulihat segera melepaskan seluruh pakaian yang dikenakannya belum lagi kata-kata Romi usai seluruhnya. Dia benar-benar sudah tidak sabar menunggu giliran rupanya. Kami bertiga berdiri telanjang bulat memandangi Andri yang kini sudah bugil total di hadapan

Petualangan Aji 2, Part 17

27 Hampir pukul 3 dini hari ketika kami menyelesaikan persenggamaan itu. Setelah menggenakan pakaian, kami berlima kembali ke tempat masing-masing. Romi dan Andri kembali ke pos jaganya. Sedangkan aku, Bram dan Irfan kembali ke lobby. “Kapan-kapan kita ulangi lagi ya,” kata Romi saat kami berpisah. “Boleh Mas,” jawab kami bertiga serempak. Cengiran mesum terbentuk di bibir kami. Andri juga

Petualangan Aji 2, Part 18

29 Kedua tanganku mencengkeram bongkahan pantat Zaki dengan erat. Kepalaku bergerak-gerak, kadang maju mundur kadang berputar-putar tepat di depan selangkangan Zaki. Batang kontol besar dan panjang milik Zaki, keluar masuk mulutku. Pipiku mengempot menyedot-nyedot batang itu. Batangnya tidak bisa kumasukkan kedalam mulutku seluruhnya. Meski sudah kupaksakan, hanya sekitar ¾ nya saja yang bisa

Petualangan Aji 2, Part 19

31 “Capek Zak?” bisikku lembut di telinga Zaki. Ia masih menelungkup diatasku. “Iyah,” jawabnya pelan. “Puas?” tanyaku lagi. “Iya Ji, gak nyangka kalo ngentot dengan kamu enak banget,” “O ya?” “Iyah, tau enaknya kayak gini, sejak kemaren-kemaren aku udah ngajak ngentot dengan kamu,” katanya. Bibirku diciumnya. Kubalas ciumannya. Kami berciuman dengan buas. Saling melumat. Sambil

Petualangan Aji 2, Part 2

3 Didepan kami kini terpampang adegan oral sex yang dilakukan oleh sang cewek kepada sang cowok. Mulut kedua cewek itu begitu lihai menyelomoti kontol sang cowok. Kudengar sang cowok mulai mengerang-erang keenakan. Selanjutnya dengan posisi doggy style menghadap ke penonton sang cowok mengentot sang cewek. Rintihan, erangan, desah nafas mereka memenuhi ruangan. Sambil mengentot begitu sang

Petualangan Aji 2, Part 20

33 Epilog Pagi Hari di awal bulan Januari 2003. Aku sedang asik menonton berita di Liputan 6 Pagi, sambil minum kopi dan makan roti berselai coklat. Hampir lima tahun sejak jatuhnya Suharto, 21 Mei 1998 lalu, kembali mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa besar. Meskipun belum sebesar Tahun 1998 itu. Unjuk rasa yang kini dilakukan oleh junior-juniorku ini, mengingatkanku akan masa-masa indah

Petualangan Aji 2, Part 3

6 Pukul satu siang aku kembali ngumpul dengan teman-temanku sesama aktivis mahasiswa yang disebut Zaki kelompok nasionalis itu. Kami berkumpul di salah satu ruangan kampus. Kami akan mematangkan rencana acara orasi politik yang telah kami audiensikan dengan Dekan tadi pagi. Ketika aku datang seluruh anggota tim sukses acara telah hadir dan sedang serius membicarakan sesuatu. Aku segera duduk di

Petualangan Aji 2, Part 4

9 Hampir setengah jam aku bermain-main di lobang kenikmatan Bram. Berbagai jurus sudah kukeluarkan. Menjilat, menghisap, menyedot, menyelip-nyelipkan lidahku ke lobangnya yang sempit bahkan menyodok-nyodokkan jariku disana. Bram benar-benar keenakan dengan aksiku. Pantatnya bergoyang-goyang dan sekali-kali menekan mukaku. Kontolnya sudah tegak penuh dalam genggaman tanganku yang tak pernah

Petualangan Aji 2, Part 5

11 Pukul 7 pagi. Bunyi nyaring jam beker membangunkanku. Ahhhhh......aku menggeliat dengan tubuh telanjang bulat di tempat tidur. Aku memang suka tidur tanpa menggenakan busana selembar pun. Rasanya bebas. Ahhhh........kembali aku menggeliat, badanku terasa segar pagi ini. Tidur nyenyak mengembalikan staminaku yang semalam terkuras akibat “perang tanding” dengan Bram. Hehe. Dengan kontol

Petualangan Aji 2, Part 6

13 Tengah hari. “Kenapa sih kamu itu kalo kencing gak mau jongkok Ji?” sebuah suara yang sangat kukenal menegurku dari belakang. Suara Zaki. Aku menoleh padanya. Saat itu aku sedang kencing berdiri di kamar mandi. Tanganku menggenggam batang kontolku yang sedang mengeluarkan air kencing di water closet. “Eh, kamu Zak,” aku hanya nyengir mendengar komentarnya. Dia memang tak pernah bosan

Petualangan Aji 2, Part 7

15 “Ärghhhhhhhhh........” aku melenguh keras diatas tubuh telanjang Mas Doni yang berbaring telentang dibawahku. Kedua pahanya terkuak lebar mengangkang. Baru saja kusemburkan spermaku ke dalam lobang pantatnya yang empuk dan penuh dengan bulu-bulu halus. Setelah pembicaraan yang cukup mengagetkan tentang kakak beradik ini, kusenggamai Mas Doni dengan berbagai gaya. Mulai dari gaya duduk,

Petualangan Aji 2, Part 8

16 “Mashhh, Mashh......aku pengen keluarhhhhh,” desah Jono. Tubuhnya mulai menggeletar. Dibawah sana Mas Doni sedang asik bersilat lidah dengan batang kontolnya. Berbagai jurus oral yang diketahui Mas Doni sudah dipraktekkannya menyerang titik-titik kelemahan batang Jono. Sementara dari atas aku terus menggempur dada dan puting susunya. Rupanya Jono sudah tak mampu bertahan lagi akibat serangan

Petualangan Aji 2, Part 9

18 Pekan-pekan pertama di bulan Mei 1998. Tit, tit. Suara klakson mobilku mengagetkan Sony yang sedang duduk serius menonton televisi di ruang satpam. Saking seriusnya menonton dia tidak menyadari kalau aku sudah mengamatinya hampir dua menit dari jendela mobilku. Satpam satu ini gak kalah menarik dibanding si Jono. Kapan ya kurealisasikan rencanaku ngerjain dia seperti si Jono. Hehe. “Eh,

Petualangan Aji 2, Part10

19 Dengan perlahan kulepaskan kancing baju koko Ferdinand satu persatu. Dipejamkannya matanya, tak berani memandangku. Berdua kami berdiri berhadapan. Tubuhku sudah telanjang bulat sejak tadi dengan kontol mengacung tegak. Kami berada dalam kamarnya yang tidak terlalu luas dibandingkan dengan kamarku. Setelah mendengar pengakuannya yang diringi sedu sedan, kupacu mobilku menuju rumahnya. Dalam

Petualangan Aji 2, Part11

21 Pertengahan bulan Mei 1998. Jakarta rusuh. Pemicunya adalah kematian empat mahasiswa Trisakti saat unjuk rasa. Sayang sekali, keempatnya masih muda. Masyarakat marah. Masyarakat muak. Penjarahan dimana-mana. Kebencian pada etnis Cina menjalar. Toko-toko milik si mata sipit diserbu masyarakat. Barang-barang diambili. Beberapa gedung dibakar oleh massa yang marah. Papan bertuliskan “Milik

Petualangan Aji 2, Part12

Akhirnya aku baru tiba di kampus pukul 9 malam. Segera aku menemui teman-temanku di salah satu ruangan kampus, base camp kelompok kami. Aku hanya nyengir ketika teman-teman nasionalisku “marah-marah” padaku. Terutama si Yuda sang ketua. Katanya aku tidak tepat janji. Brifing untuk persiapan aksi besok sudah usai sejak satu jam yang lalu. Mau apalagi, kudengarkan saja “kemarahan” mereka, memang

Petualangan Aji 2, Part13

22 19 Mei 1998. Aksi kemaren sore benar-benar seru. Setelah didatangi dan didesak terus menerus oleh mahasiswa, akhirnya, pimpinan DPR dikomandani Harmoko mengeluarkan pernyataan yang mengagetkan. Mereka menyerukan kepada Suharto agar secara legowo mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden. Meskipun pernyataan itu terasa menggelikan, karena sebelumnya Harmokolah orang yang paling

Petualangan Aji 2, Part14

24 Subuh, 20 Mei 1998. Seharusnya hari ini ada acara di Monas. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang digagas oleh Amien Rais. Puluhan ribu mahasiswa dan masyarakat sudah siap untuk menghadiri acara itu. Perkembangan politik yang semakin memanas, memaksa Amien Rais untuk membatalkan acara. Desas-desus yang terdengar di kalangan mahasiswa adalah, bila acara tersebut tetap dilaksanakan,

Pondok Jejaka

Satu Usaha keras Yuda selama ini akhirnya membuahkan hasil juga. Dengan wajah sumringah ia menunjukkan namanya yang mejeng diantara nama-nama lain yang dinyatakan lulus SPMB pada kedua orang tuanya. Di Fakultas Teknik Elektro salah satu universitas negeri favorit di Depok. “Yuda lulus ma, pa,” katanya pada kedua orang tuanya. “Anak mama memang pinter deh,” sahut sang mama sambil

Seleksi Tim Volly

Daripada setiap hari sabtu dan minggu molor di kos-kosan karena gak ada kegiatan perkuliahan, Indra akhirnya mutusin ikut dalam club volly yang ada dikampusnya. Kebetulan semester ini ada rekrutmen anggota baru. Semester lalu Indra memang mutusin untuk full kegiatan akademik karena masa itu awal ia kuliah setelah lulus SMU. Saat itu ia tak ingin diganggu dengan segala tetek bengek selain kegiatan

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, 2

Menjelang tengah hari, kami tiba di Kota Gomorah. Dari celah sedekup aku mengintip ke luar. Seperti yang pernah di ceritakan oleh Noakh padaku, Gomorah memang sangat ramai. Kata Noakh, sama ramainya dengan Kota Sodom. Sejak kecil, aku memang belum pernah keluar dari desaku. Mendengar cerita Noakh tentang dua kota itu, membuatku punya keinginan untuk mengunjunginya. Namun bukan kunjungan seperti

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 3

Tiga batang kontol yang semuanya berukuran besar, milik Habel, Moab, dan Kenan mengacung tegak di depan mukaku. Setelah berhasil membuatku orgasme tadi, kini mereka menyuruhku untuk menghisap batang kontol milik mereka bergantian. “Aku tak pernah melakukannya. Aku tak bisa, aku tak mau” tolakku. Tiba-tiba aku teringat pada kekasihku. “Mulai sekarang, kau harus membiasakan diri melakukan hal

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 4

Enokh tidak jadi memperjakaiku malam itu. Ia hanya memintaku untuk mengoral kontolnya hingga orgasme. Aku sangat bersyukur, malam itu keperjakaanku tak perlu terenggut. Sambil melepas lelah seusai orgasmenya tuntas, dia bercerita tentang ketujuh putranya yang diperolehnya dari tiga orang istrinya padaku. Aku mendengarkan saja. Dia mengatakan padaku, bahwa keperjakaanku akan diserahkannya pada

Simpanan Mama

Mamaku itu emang hebat. Diusianya yang sudah kepala lima dia masih tetap cantik dan sexy. Di pekerjaanpun ia tetap paten. Karirnya melesat terus. Jabatannya kini sudah wakil direktur di perusahaan tempatnya bekerja. Karena hidup dengan mama sejahtera, maka aku memilih untuk tinggal bersamanya sejak ia bercerai dengan papaku setahun yang lalu. Papaku yang cuma bekerja sebagai pegawai rendahan,

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story