Gay Erotic Stories

Kali ini gue gak menulis cerita seperti biasanya. Tulisan gue kali ini merupakan sebuah uraian non fiksi. Mengenai bagaimana gue menulis cerita erotis selama ini.

Kenapa gue membuat tulisan ini? Mungkin sebagian teman-teman ada yang bertanya seperti itu. Tulisan ini gue buat karena banyak imel yang dikirimkan ke gue menanyakan hal ini. Dengan tulisan ini maka sekaligus gue menjawab pertanyaan dari teman-teman itu.

Kalo kita perhatikan, sangat banyak cerita erotis dari penulis Indonesia yang dipublikasikan dalam MOTN. Sampai saat ini jumlahnya sudah lebih dari 900 judul. Jumlah yang sangat fantastis menurut gue. Namun demikian, menurut gue, tidak semua cerita itu menarik untuk dibaca alias enak dibaca apalagi membangkitkan birahi alias nafsuin. Bahkan ada cukup banyak cerita yang baru dibaca bagian awalnya saja sudah membuat kita tidak pengen untuk ngelanjutinnya sampai tuntas.

Padahal, menurut gue lagi, untuk menulis cerita yang enak dibaca dan nafsuin itu tidaklah sulit. Sangat mudah malah. Gue yakin, semua kita bisa menulis cerita yang enak dibaca dan nafsuin. Ada teman gue yang pernah membuktikan hal itu. Mulanya dia bilang ke gue, kalo dia gak bisa menulis sama sekali. Padahal, katanya, imajinasinya penuh dengan hal-hal yang erotis. Namun entah kenapa ia sulit sekali menuangkannya dalam bentuk tulisan. Berulang-ulang gue memotivasinya untuk menuliskan imajinasinya itu. Gue bilang ke dia, gak peduli mau hasilnya belepotan, yang penting gue pengen baca tulisan elo tentang imajinasi elo itu. Lalu dia mencoba. Setelah tulisannya jadi dikirimnya ke gue. Ternyata hasilnya bagus banget. Gue sangat suka membaca ceritanya itu. Kalimat-kalimatnya enak dibaca dan nafsuin!

Menurut gue selama kita gak buta huruf, gue yakin, semua kita bisa menulis. Yang penting adalah, kita harus berani memulai menggoreskan tinta kita untuk menulis.

Tapi gue gak bisa menguraikan adegan hardcore. Gue belon pernah ngesex sama sekali. Gimana gue harus menuliskannya? Jangan salah! Cerita erotis tidak harus berisi adegan hardcore. Hal-hal yang tidak berbau persenggamaan sama sekalipun bisa menjadi cerita erotis yang enak dibaca dan nafsuin. Tulisan teman gue itu adalah contohnya. Tak ada aksi senggama yang dituangkannya dalam ceritanya, namun saat membacanya nafsu gue bisa bangkit. Dia hanya bercerita tentang hubungan dua sahabat yang saling memendam perasaan satu sama lain. Gue berharap suatu saat teman gue itu mempublikasikan tulisannya ke MOTN. Agar teman-teman yang lain bisa ikutan juga membacanya. Entah kenapa dia tak mau mempublikasikannya sampai sekarang.

Jangan salah juga. bukan berarti kalo elo gak punya pengalaman ngesex lalu elo gak bisa menulis cerita erotis yang berisi adegan hardcore. Banyak media yang bisa elo jadikan sebagai referensi dalam hal ini. Bisa VCD bokep, buku, dan tentu saja internet. Bejibun situs-situs gratis berisi adegan hardcore yang bisa elo jelajahi untuk menambah wawasan mengenai hal itu.

Sebagai percobaan, mungkin elo bisa melakukannya dengan menyadur cerita orang lain. Ada teman yang melakukan hal itu. Ia menuliskan ulang cerita milik orang lain dan menambahinya dengan imajinasinya sendiri. Hasilnya ternyata sangat bagus. Dan dia sudah mempublikasikan tulisan sadurannya itu di MOTN lho.

Sebelum menulis, hendaknya elo menentukan tema terlebih dahulu. Ini sangat penting agar tulisan elo jelas arahnya. Menentukan tema sangat mudah. Bisa berasal dari pengalaman elo sendiri atau juga apa yang elo lihat, denger, baca, dan juga fantasi elo. Misalnya elo punya fantasi dengan teman elo di kelompok pencinta alam. Nah, fantasi elo dengan dia itu bisa elo angkat sebagai tema cerita yang akan elo tulis. Dan sekaligus juga tema itu bisa elo jadikan sebagai judul cerita elo.

Setelah itu elo harus menyusun kerangka tulisan. Penyusunannya tidak perlu harus tertulis. Bisa juga elo simpan di pikiran elo. Kerangka tulisan ini sangat penting agar tulisan yang elo bikin enggak melebar kemana-mana. Kerangka tulisan bisa dibuat sangat sederhana. Misalnya seperti ini. Bagian awal cerita adalah pengenalan tokoh. Seperti apa rupa tokoh-tokoh itu. Biasanya dalam cerita erotis pengenalan tokoh ini ditampilkan dalam uraian fisik, seperti namanya, tinggi beratnya, wajahnya, gayanya, dan lain sebagainya. Selain itu juga bisa diuraikan bagaimana hubungan antar tokoh. Contohnya sahabat, teman sekolah, saudara, teman sekantor, dan lain sebagainya.

Pada bagian isi, uraikan tentang peristiwa apa yang membuat tokoh-tokoh ini bertemu. Lalu bagaimana para tokoh saling tertarik satu sama lain. Dibagian isi juga bisa diuraikan peristiwa ngesex yang mereka lakukan kalau cerita yang elo tulis memang bermaksud menuangkan adegan hardcore. Biasanya bagian isi ini, paling panjang dari keseluruhan tulisan.

Selanjutnya bagian penutup. Bagian ini merupakan akhir cerita. Disini bisa diuraikan tentang kelanjutan hubungan para tokoh. Misalnya mereka menjadi sahabat yang sangat akrab, atau berpisah karena suatu hal, dan lain sebagainya.

Nah, setelah kerangka tulisan sudah ada tunggu apalagi, mulailah menulis! Jangan tunda-tunda lagi. Lebih baik memulai menulis saat tema dan kerangka tulisan yang kita buat itu sedang penuh di pikiran kita. Imajinasi kita tentang hal itu sedang maksimal. Biasanya saat seperti itu kita semakin lancar menulis. Soalnya lagi hot-hotnya kan. Hehehe.

Biasanya, semakin luas wawasan kita, semakin “berisi” tulisan yang kita buat. Jadi tulisan yang kita hasilkan tidak semata-mata berisi kata-kata jorok aksi persenggamaan saja. Namun dengan wawasan yang kita miliki itu, tulisan yang kita hasilkan memiliki latar belakang cerita yang menarik. Misalnya kita memiliki pemahaman tentang sebuah peristiwa sejarah, maka kita bisa menjadikan peristiwa sejarah itu menjadi latar belakang cerita. Beberapa cerita di MOTN gue lihat ada yang seperti itu. Misalnya cerita yang ditulis Endy tentang Alexander Agung, atau cerita serial Tentang Paijo (sayang kok gak dilanjutin sih cerita ini?) yang ditulis oleh Fred Batavia, berlatar belakang peristiwa pendudukan Belanda dan Jepang di Indonesia. Dalam hal ini gue mengacungkan dua jempol gue untuk kedua penulis itu. Salut gue dengan tulisan yang mereka hasilkan.

Karena itu, untuk menambah wawasan hendaknya elo-elo rajin baca buku, majalah, dan sumber informasi lain. Hitung-hitung nambah ilmu dan juga supaya tulisan yang elo buat gak membuat pembacanya menjadi bosan karena sangat dangkal.

Dalam menulis, hendaknya jangan terjebak pada kalimat-kalimat yang panjang. Mungkin elo berfikir semakin panjang kalimat maka pembaca akan semakin jelas dengan maksud yang hendak elo sampaikan. Salah! Kalimat-kalimat panjang malah menyebabkan kebosanan. Selain itu juga kadang menimbulkan kebingungan untuk menangkap maknanya. Usahakan menggunakan kalimat-kalimat yang pendek. Kalimat-kalimat pendek membuat tulisan menjadi enak dibaca dan gak ngebosenin. Perhatikan cerita-cerita yang ditulis oleh Anak ITB, kalimatnya pendek-pendek. Maknanya mudah ditangkap. Karenanya, buat gue, tulisan Anak ITB itu semuanya enak dibaca dan nafsuin. Sayang, gue gak ngerti kenapa dia gak pernah nulis lagi di MOTN.

Terakhir, sebagai bumbu dalam cerita yang elo tulis, jangan lupa masukin kata-kata sakti berikut, “Ahhhh…ahhh….ohhhh……godhhh……shitt……oohhh…hoh..hoh…hoh..hohh..yeshhh…crott..crott…crott….” Ini penting dalam cerita erotis. Kata-kata sakti ini biasanya cukup ampuh membangkitkan birahi pembaca. Hehehe.

Oke deh, itu aja dulu. Mudah-mudahan meskipun tulisan ini bukan cerita erotis seperti yang biasa gue publikasikan, elo-elo tetap bisa enjoy membacanya. Bagi teman-teman yang punya imajinasi, jangan cuman bengong sambil mengkhayalkannya doang. Ambil pena dan kertas, atau kalau yang punya komputer letakkan jari-jari elo di tuts keyboard, lalu tunggu apalagi, mulailah menulis!

Ciao