Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 3

by Rangga


Tiga batang kontol yang semuanya berukuran besar, milik Habel, Moab, dan Kenan mengacung tegak di depan mukaku. Setelah berhasil membuatku orgasme tadi, kini mereka menyuruhku untuk menghisap batang kontol milik mereka bergantian. “Aku tak pernah melakukannya. Aku tak bisa, aku tak mau” tolakku. Tiba-tiba aku teringat pada kekasihku. “Mulai sekarang, kau harus membiasakan diri melakukan hal ini Seth,” kata Habel. Kemudian dia menyorongkan batang kontol miliknya ke mulutku. Aku mengatupkan mulutku. “Ayolah Seth, jangan melawan. Nanti malam, kau harus sudah siap untuk melayani Tuan Enokh. Kami tidak mau dimarahi, karena tidak mengajarkanmu melakukan hal ini,” bujuk Kenan. “Kami bisa mengerti penolakanmu ini. Kami juga seperti itu dulu, tapi bagaimanapun, kita tak bisa menolak hal ini kan?” sambung Kenan. Dia berjongkok disampingku. Matanya menatapku lembut. Bukan pandangan birahi, namun pandangan kasihan. Pandangan yang bisa memahami penolakanku. Kupandangi Habel dan Moab. Mereka juga memandangiku kasihan. “Aku punya kekasih yang sangat kucintai,” kataku lirih. “Kenapa aku harus melakukan semua ini?! Seharusnya aku melakukannya dengan Rahel. Tidak dengan laki-laki sepertiku juga,” “Kita sama Seth, kami juga seperti dirimu. Tahukan engkau, pada saat aku dibawa kemari setengah tahun yang lalu, kekasihku sudah menantiku di pelaminan. Kami akan dinikahkan ketika itu,” kata Moab, kulihat matanya berkaca-kaca. “Kenapa nasib kita seperti ini?” tanyaku.

“Mau apalagi Seth. Kita harus menjalaninya. Kita tak bisa menolaknya kan?” kata Habel bijak. Aku hanya bisa terpekur mendengar kata-katanya. Lama aku terdiam, pun demikian dengan tiga orang teman baruku ini. Tangan Habel membelai rambutku lembut. Tak tahu lagi harus berbuat apa, tanganku kemudian meraih batang kontol Habel. Kemudian batang besar berurat itu kumasukkan kedalam mulutku. Kujilat, kuhisap, kulakukan seperti apa yang mereka lakukan tadi padaku. Bergantian, ketiga batang kontol itu ku oral. Sambil aku mengoral, mereka memberikan instruksi-instruksi apa saja yang harus kulakukan saat mengoral. Mereka melatihku dengan baik. Selesai dengan pelajaran mengoral, ketiga teman baruku ini mengajarkanku melakukan anal sex. Moab dan Kenan mempraktekkan berbagai gaya anal sex dihadapanku, sementara Habel duduk disampingku, menerangkan apa yang dilakukan oleh Moab dan Kenan. Mereka tidak melakukan anal sex padaku, mereka tetap menjaga keperjakaanku untuk dipersembahkan pada Enokh nanti. Cukup banyak gaya yang ditunjukkan oleh Moab dan Kenan. Mereka benar-benar lelaki-lelaki yang perkasa. Lama mereka melakukan anal sex, hingga akhirnya tergolek lemas, kelelahan, dengan tubuh mandi keringat dan kontol menyembur-nyemburkan sperma dengan deras. Aku terhanyut juga menyaksikan pertunjukan yang disuguhkan oleh Moab dan Kenan itu. Sebuah persetubuhan dua laki-laki perkasa yang kasar, binal, dan penuh gairah. “Kau harus melakukan seperti apa yang ditunjukkan oleh Moab dan Kenan tadi. Tuan Enokh sangat menyukai sebuah persetubuhan yang binal dan kasar,” kata Habel. “Bagaimana bila aku tak melakukannya seperti itu?” tanyaku.

“Dia akan menghukummu kawan. Sebuah hukuman yang akan membuatmu sangat menderita,” Malam itu, setelah aku dimandikan kembali oleh teman-temanku hingga tubuhku benar-benar bersih dan harum, seorang pengawal mengantarku menuju peraduan Enokh. “Lakukan dengan baik,” pesan teman-temanku saat aku meninggalkan mereka. Jantungku berdebar keras, dalam setiap langkahku menuju peraduan Enokh. Kurasakan tubuhku yang hanya di tutupi oleh selembar kain putih penutup batang kontolku, seperti menggigil. Tapi meskipun demikian, aku tetap melangkah dengan mantap dan gagah. Sampai di depan pintu peraduan Enokh, sang pengawal menyuruhku menunggu sebentar di depan pintu yang ditutup dengan tirai kain sutra. Pengawal itu masuk ke dalam. Tak lama ia kembali ke luar dan menyuruhku masuk. Pengawal yang mengantarku kemudian berjaga-jaga di depan pintu peraduan Enokh. Enokh duduk diatas tempat tidur, memandangku tajam. Bibirnya menyunggingkan senyum menawan. Dia mengenakan pakaian putih terusan yang terbuat dari sutra. Karena kepalanya tak berpenutup maka aku dapat melihat rambut ikal hitam sebahunya yang tergerai. Pria ini benar-benar tampan. “Mendekatlah,” katanya, sambil melambaikan tangan, menyuruhku mendekatinya. Aku mendekatinya. Aku berdiri tepat di depan Enokh yang masih tetap duduk di ranjangnya. Jantungku masih berdebar kuat. Kedua tangannya kemudian meraih pinggangku. Matanya menatap tajam ke tubuhku yang kekar. “Tubuhmu benar-benar indah,” katanya. Selanjutnya dengan satu hentakan kuat, tubuhku ditariknya. Dadaku yang bidang menyentuh bibirnya. Selanjutnya dengan kasar dan penuh nafsu, mulutnya menjelajahi dadaku. Puting susuku dijilat, diisap, dan digigitnya. Ludahnya membasahi dadaku. “Hmmmmmm, slrerpp….slerpppp…..dadamu sangat kekar, aku suka,” katanya. Sambil menyelomoti dadaku, tangannya meremas bongkahan pantatku yang ditutupi kain putih. Aku mengerang atas perlakuannya ini. Batang kontolku kurasakan mulai mengeras. Debar jantungku kembali menjelang, namun sekarang bukan debar ketakutan, melainkan debar nafsu. Tiba-tiba tangannya menarik kain putih penutup kontolku. “Kita tidak memerlukan ini,” katanya. Tangannya menyentakkan kain itu hingga terlepas dari pantatku dan kemudian membuangnya ke lantai. Tubuhku telanjang bulat dalam cengkeramannya. Batang kontolku yang tegak keras menempel erat di perutnya, menggesek kain sutra bajunya yang lembut. Mulutnya terus menjelajahi tubuh atasku. Ketiakku yang ditumbuhi rimbunan bulu, tak lepas dari jelajahan lidahnya. Enokh mendengus-dengus penuh birahi. “Robekhh, bajukuh…robekhh…bajukuh…,” perintahnya. Dia benar-benar ingin bermain kasar rupanya. Segera kuikuti perintahnya. Kucabik-cabik baju sutranya. Kini Enokh telanjang bulat di depanku. Tubuhnya kekar, dadanya yang bidang dipenuhi dengan bulu-bulu. Kemudian dia menyuruhku berjongkok diselangkangannya. Aku mengerti apa maunya. Dia ingin aku oral. Aku segera membenamkan batang kontolnya yang besar kedalam mulutku. Semua pelajaran yang kuperoleh dari Habel, Moab, dan Kenan tadi kupraktikkan di batang kontol Enokh. Akibatnya pria kaya raya ini mengerang-erang kuat seperti kesetanan. Kontolnya dipompa keluar masuk mulutku dengan cepat. Bulu jembutnya yang hitam lebat itu menggelitik hidung dan bibirku. Aku kewalahan oleh perlakuannya, apalagi saat kepala kontolnya yang besar itu menerobos dalam ke tenggorokanku. Rasanya aku hampir muntah. Namun aku tak berdaya melawan perlakukan binalnya. Puas diselomoti olehku, Enokh kemudian memaksaku berbaring telentang diatas tempat tidurnya. Selanjutnya dia berjongkok dari tepi tempat tidur. Kedua kakiku ditekukkannya ke atas. Mulutnya segera menari-nari didaerah selangkanganku. Kontolku yang tegak mengacung keras dioralnya dengan buas. Mulutnya tak henti menghisap, lidahnya terus menjilat, giginya sesekali menggigit-gigit lembut batang kontol dan buah pelirku yang penuh jembut. Ohhhhhh......mengapa begitu nikmat. Mengapa aku bisa menikmatinya. Tiba-tiba terbersit bayangan Rahel dimataku. Aku merasa bersalah padanya, karena ternyata aku menikmati cumbuan Enokh. Lobang pantatku yang masih perjaka ting ting juga tak lupa dikerjai Enokh. Kenapa dia tak merasa jijik menjilati lobang pelepasanku itu. Mengapa lidahnya tak sungkan-sungkan menerobos celah sempit itu. Aku mengerang-erang. Deru nafasku memburu bak banteng liar marah. Rambutnya yang ikal itu ku remas-remas diantara rasa nikmat yang kurasakan. Tiba-tiba kurasakan jari telunjuk Enokh sudah merojok lobang pantatku. Rasanya geli, enak, dan sedikit sakit. Ohhhh...... tapi sakitnya tak sebanding dengan rasa enaknya. Begitu nikmat. Tak kusangka lobang pantat bila disodok-sodok dengan jari seperti ini ternyata enak. Sambil satu jarinya mengorek-ngorek lobang pantatku, jari-jarinya yang lain mencoba melebar-lebarkan lobang sempitku itu. Mulutnya tak henti menghisap batangku. Lobang pantatku sepertinya mulai semakin melebar. Kini dua jari Enokh sudah bisa masuk kedalam. Lobang pantatku terasa penuh. Aku semakin terangsang. Tubuhku basah bersimbah keringat. Begitupun tubuh Enokh. Akhirnya aku tak bisa lagi menahan orgasmeku. Tanpa bisa kutahan tubuhku mengejang. Batang kontolku terasa berdenyut-denyut. Segera saja spermaku berlompatan, menyembur keluar dari lobang kencingku. Menyemprot kedalam mulut Enokh yang terus memompa. Enokh tak melepaskan mulutnya dari batang kontolku. Seluruh sperma yang kusemprotkan itu masuk kedalam mulutnya. Gila, ia menelan semuanya. Tubuhku terasa ringan. Aku tergolek lemas tak berdaya diatas tempat tidur. Tubuhku basah kuyup dengan keringat yang mengalir deras keluar dari pori-poriku. Enokh yang juga berkeringat, berdiri tegak dengan batang yang sekeras batu. Ia menatapku sambil tersenyum puas. “Bagaimana Tampan, kau menikmatinya kan,” katanya padaku. Aku tak tahu harus menjawab apa. Yang pasti apa yang baru saja kualami bersamanya begitu nikmat. Akhirnya aku mengangguk lemah menjawab pertanyaannya. Enokh kemudian mengambil tempayan tempat air minum yang ada di kamar itu. Dia memberikannya padaku. Aku bangkit kemudian duduk ditepi tempat tidur. Kusambut tempayan dari genggamannya. Segera kuteguk air dalam tempayan itu. Tenggorokanku yang kering akibat memacu birahi bersama Enokh tadi terasa segar. Aku minum dengan lahap. Enokh tertawa melihatku. Selesai aku minum, Enokh juga minum dari tempayan itu. Ia meneguk air dari tempayan itu hingga habis. Rupanya dia kehausan juga sepertiku. Usai minum ia naik ke atas tempat tidur. Dia menarik tubuhku agar berbaring bersamanya. Kami berbaring miring berhadapan. Dia memelukku. Tangannya mengelus-elus punggungku. Bibirnya menciumi rambutku, pipiku, mataku, bibirku, daguku, telingaku, juga leherku. Sebenarnya aku tak suka diperlakukan seperti ini. Aku diperlakukannya seperti perempuan saja. Tapi apa dayaku untuk menolaknya. Dia punya kuasa untuk melakukan ini semua. Dia menggesek-gesekkan dadanya pada dadaku, kontolnya pada kontolku. Buah pantatku kini diremas-remasnya. Desah nafasnya mulai keras kurasakan menyentuh wajahku. Dia akan memulai babak kedua persetubuhan kami rupanya. Saat Enokh asik mencumbuku, tiba-tiba tirai penutup pintu kamar itu tersibak. Posisi berbaringku yang kebetulan tepat menghadap pintu kamar, langsung dapat melihat seorang remaja tampan yang menyibakkan tirai itu. Kini ia berdiri tegak menatap tajam pada kami. Aku kaget. Aku segera bangkit dari posisi berbaringku, menyebabkan Enokh yang sedang asik mencumbuku terkejut dengan perbuatanku. Dia segera mengikuti tatapanku ke arah pintu. Enokh juga nampak terkejut. Selanjutnya pengawal yang bertugas menjaga pintu tadi juga menyusul masuk ke kamar. Ia mengelus-elus kepalanya, muka sang pengawal menunjukkan kesakitan. “Maafkan saya Tuan, tuan muda memaksa masuk. Saya tadi sudah mencoba meghalangi, tapi ia memukul kepala saya hingga saya terjatuh,” kata sang Pengawal. “Sudahlah, tidak apa-apa. Sekarang kamu kembali keluar,” perintah Enokh pada pengawalnya. Sang pengawal segera melaksanakan perintah tuannya. Setelah pengawal itu keluar, Enokh yang masih dalam keadaan telanjang bulat itu, kemudian mendekati remaja tampan yang berdiri diam di pintu. “Ada apa Ruben?!” tanyanya berwibawa.

“Aku ingin melihat pemuda yang baru Ayah bawa dari desa,” jawab remaja itu tersenyum pada Enokh. “Hahahaha, putraku kau tak sabar ingin mencicipinya juga ya,” Enokh tertawa lebar sambil menepuk-nepuk bahu remaja tampan yang ternyata tak lain adalah putranya itu. “Tentu saja Ayah. Hmmm.... pilihan Ayah memang tak pernah salah. Kapan giliranku mencicipinya Ayah? Aku sudah bosan menyetubuhi Habel, Moab, dan Kenan,” jawab Ruben sambil menatapku dengan tatapan binal. Aku tak suka dengan tatapannya itu. upanya bukan hanya Enokh saja yang harus kulayani disini. “Hahaha, sabar nak. Kau pasti akan dapat giliran juga menikmatinya. Sekarang kau pergilah, aku masih ingin menuntaskan nafsuku padanya,” Ruben kemudian meninggalkan kami. Selanjutnya Enokh kembali mendekatiku. “Ruben itu putraku yang paling muda, dia memang sangat manja. Padahal usianya masih 12 tahun tapi nafsu sexnya luar biasa. Seusia Ruben dulu, kakak-kakaknya belum kuijinkan bersetubuh dengan siapapun. Dan kakak-kakaknya yang bisa menahan diri. Tapi kalau si Ruben itu tidak bisa, dia tak bisa membendung nafsunya. Saat usianya 11 tahun, dengan tanpa seijinku, dia sudah memaksa Habel untuk melayaninya. Hahahaha. Setiap aku membawa laki-laki kemari, dia pasti tak sabar untuk tahu paling awal,” kata Enokh padaku menunjukkan kebanggannya pada Ruben. Aku hanya diam mendengarnya. Kakak-kakak Ruben? Ada berapa orang mereka? Apakah aku juga harus melayani mereka semua.

Bersambung...

###

47 Gay Erotic Stories from Rangga

Ada Yang Baru

Banyak yang mengirimkan imel ke gua. Selain ngajak berkenalan banyak yang menanyakan kenapa gua gak menulis lagi di MOTN. Menjawab pertanyaan itu dalam kesempatan ini gua mau sampaikan bahwa gua sedang merampungkan sekuel Petualangan Aji. Butuh waktu yang lumayan lama juga buat gua untuk merampungkan tulisan itu. Kenapa lama? Karena gua pengen sekuel ini berbeda dari kisah pertamanya

Aladin (01)

Zaman dahulu kala di Negeri Cina tinggallah seorang pemuda miskin Aladin namanya. Kemiskinannya membuat Aladin melakukan segala hal untuk menghidupi dirinya bersama dengan ibunya yang sudah tua renta. Kadangkala Aladin mengemis di pasar, menjadi kuli membantu para pedagang mengangkat barang dagangan mereka, dan juga mencuri. Sesungguhnya Aladin adalah pemuda yang baik. Kalau sangat tidak

Aladin (02)

“Pamanku benar-benar jahat,” batin Aladin. Ia terduduk sendiri merenungi nasibnya. Kini ia terkurung di dalam tanah bersama harta karun yang melimpah. Sementara sang paman meninggalkannya. Aladin memandangi harta karun di dalam kantong. Sebuah lampu yang terbuat dari emas tertangkap pandangannya. Aladin segera mengambil lampu itu. Ia berniat memindahkan api dari obornya ke sumbu lampu itu.

Aladin (03)

“Benar juga katamu itu Jafar. Wahai pemuda apakah tempat tinggalmu semegah istanaku ini?” tanya raja. “Tuanku, jika hamba memiliki tempat tinggal semegah tuanku, itu artinya hamba tidak menghormati tuanku raja. Namun demikian tempat tinggal hamba cukup megah tuanku. Tuanku raja dan Putri Jasmin hamba undang untuk melihat tempat tinggal hamba besok,” sahut Aladin mantap. Ibu Aladin dan Ali

Antara Mas Donny dan Justin

Cerita ini sangat berbeda dari cerita yang biasanya gue bikin. Bisa dibilang nyeleneh. Gak tau apa yang suka baca cerita di situs ini suka. Mas Donny ada-ada aja deh. Masak dia memintaku ngentot dengan si Justin, mahasiswa yang kos di rumah kami? Ngawur kan. Tapi aku juga ngawur. Kenapa? Karena aku mau aja melaksanakan apa yang disuruhnya itu. Gimana aku mau nolak? Habisnya ngentot itu enak

BBS Eksekutif Muda

“Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” Suara ponsel yang diset getar berulang-ulang berbunyi diatas meja. Tak ada yang menjawab. Suara erangan memenuhi ruangan kamar hotel yang tidak terlalu luas itu. Dua pria muda sedang sibuk memacu birahi diatas ranjang empuk yang berderak-deraj. “Oh… oh.. oh.. oh.. oh.. yeshh.. yesshh… oh… oh..,” “Hoh..hoshh..hohh..

Behind The Scenes

Prolog Ini cerita tentang Ananditya Tama. Lebih sering dipanggil Aditya. Umur 22 tahun, lulusan D3 Perhotelan dari sebuah Akademi Pariwisata di Jakarta. Anak kedua dari tiga orang bersaudara yang semuanya cowok. Ayah turunan Pakistan dan ibu Sunda asli. Ganteng sudah pasti. Kulit putih bersih, dengan postur tubuh proporsional. Ramping namun atletis. Tinggi 179 cm dan berat 65 kilogram. Sempat

Behind The Scenes, Part 2

Pengantar. Ternyata MOTN tidak memuat seluruh cerita yang saya submitted kemaren. Untuk membuat anda-anda tidak penasaran, ini kelanjutannya. “Mengapa tadi teman-teman gue bisa enjoy melakukannya ya?” tanya Aditya. “Mungkin mereka benar-benar bisa rileks. Sementara kamu tidak,” kata Martin. “Apa memang begitu Rhin?” tanya Aditya pada Rhino yang sedang berdiri menontonnya dari jarak yang

Cerita Remaja (3)

BAB II NAKALNYA MAMA ANDRE Minggu pagi yang cerah. Andre sarapan berdua saja dengan mamanya di rumah. Biasanya acara sarapan hari minggu mereka lakukan bertiga bersama dengan papanya. Soalnya di hari-hari lain, tidak ada kesempatan untuk mereka dapat sarapan bersama, apalagi makan siang bahkan makan malam. Kesibukan kedua orang tuanya, menyebabkan mereka hanya dapat berkumpul bersama di

Cerita Remaja (4)

Andre semakin mendekat ke pintu kamar yang terkuak itu. Ia longokkan kepalanya sedikit ke celah pintu yang terbuka itu. Serta merta mata Andre melotot melihat pemandangan di ruang kerja papanya itu. Diatas meja kerja papanya, dua manusia lain jenis dalam keadaan bugil sedang asik memacu birahi dengan penuh nafsu. Kedua manusia itu tiada lain tiada bukan adalah mamanya dan Mas Dharma sang

Cerita Remaja (5)

BAB III ANAK-ANAK BASKET Meskipun bukan anggota basket, tapi Calvin kini tak asing lagi dengan komunitas itu. Pergaulan anak-anak basket yang terkenal sangat eksklusif di SMU Dwi Warna dapat dimasuki olehnya. Ini semua berawal dari ajakan Andre untuk menyaksikan latihan basket di sekolah. Setelah mendengar cerita Andre tentang kedoyanan anak-anak basket pada memek cewek dan silit cowok

Dibooking Andre

Beginilah nasibku. Aku jelas-jelas bukan homo. Apalagi banci. Butuh uang untuk hidup membuatku terjebak dalam dunia pelacur waria kayak gini. Setiap hari pakai baju perempuan, nongkrong di pinggir jalan menanti laki-laki yang memiliki orientasi seksual menyimpang atau sekadar pengen coba-coba, membookingku. Si Misye, alias Misno, teman sekamar sekaligus seprofesiku jelas waria asli. Bencong

Enak Dibaca dan Nafsuin!

Ingat slogan majalah Tempo? Mudah-mudahan masih ada yang inget. Buat yang gak inget atau malah gak pernah denger sama sekali, nih gue kasih tau, slogannya adalah, “Enak dibaca dan perlu”. Nah, judul tulisan diatas adalah plesetan dari slogan ini. Gue bikin judul seperti itu karena tulisan berikut ini isinya mengulas judul tersebut. Kali ini gue gak menulis cerita seperti biasanya. Tulisan gue

Harry Fucker dan Ruang Ganti Rahasia (1)

Kereta api sihir yang berangkat dari peron 9 ½ di London akhirnya tiba di Hogwart. Suaranya desis kereta yang keras dan nyaring tak mampu mengalahkan nyaringnya celotehan para murid di tingkat kedua sekolah sihir itu. Bertemu kembali dengan teman sekamar di asrama rupanya membuat mereka tak sabar untuk saling bercerita tentang pengalaman liburan masing-masing. Harry tersenyum-senyum melihat

Kok Bisa Gitu Sih?

Namaku Dika. Aku mau cerita tentang kejadian yang pernah ku alami waktu aku duduk di kelas tiga SD dulu. Umurku belum sampai sepuluh tahun waktu itu. Jangan salah sangka dulu lho. Ini kejadian bukan tentang diriku. Tapi tentang orang yang sangat kuhormati. Aku adalah anak pertama dari papa dan mamaku yang asli turunan Sunda. Papaku, Dadang Sukmana, adalah seorang karyawan swasta di sebuah

Menjelang Pernikahan Mas Randy

"Ndre, abis sekolahan langsung balik ya, jangan kemana-mana lagi" pesan Nyonya Vera pada anaknya, Andre, yang masih duduk di kelas 3 SLTP melalui hand phone. "Kenapa emangnya Ma?" tanya Andre. "Thomas gak ada temennya tuh di rumah. Mama dan dan Tante Serly mau belanja untuk kebutuhan pesta Mas Randy nih," "Lho, kan ada Papa dan Om Darwin di rumah," sambung Andre lagi. "Papa dan Om

Menjelang Pernikahan Mas Randy (2)

Acara pemberkatan pernikahan Mas Randy akan dilangsungkan di gereja pukul sepuluh pagi ini. Andre melirik jam tangan yang melingkar di lengan kirinya, masih pukul delapan, tapi mamanya sudah sibuk menyuruhnya dan Thomas untuk bersiap-siap sejak pukul tujuh tadi. “Ayo jas hitamnya dipakai sekarang. Kalian kan pengiring pengantin prianya. Kalo gak siap-siap dari sekarang entar repot deh. Ayo dong,

Pandu dan Ricky dan Aku

“Bang, tolong jemput mereka sore ini ke bandara ya, soalnya mereka gak ngerti Jakarta tuh,” kata Dina, adik perempuanku semata wayang melalui telepon tadi pagi. Yang dimaksudnya dengan mereka itu adalah Pandu dan Ricky dua temannya waktu di SMU kemaren. kalo yang namanya Pandu bukan hanya sekadar teman buat Dina, adikku itu. denger-denger sih mereka pacaran sampai sekarang. Makanya Dina jadi

Pangeran Tidur

Pada zaman dahulu kala tersebutlah sebuah negeri bernama Antah Berada Dimana. Negeri yang makmur dan damai, diperintah oleh seorang raja muda gagah perkasa didampingi oleh permaisurinya yang cantik jelita. Sang raja memerintah dengan penuh keadilan dan bijaksana. Sedemikian makmur dan damainya negeri itu, hingga batangan emas yang tergeletak di tepi jalan pun tak ada yang mengambilnya.

Pangeran Tidur, Part 2

Pengantar. MOTN lagi ngadat ya, gak bisa memuat seluruh cerita saya. Ini lanjutannya supaya elo gak penasaran. “Siapa engkau?!” tanya Pangeran William. Ia sangat terkejut melihat perubahan gadis cantik yang tadi ditolongnya menjadi seorang laki-laki tampan bertubuh kekar dengan busana transparan yang memamerkan keperkasaan tubuhnya. “Aku adalah seorang peri. Aku tadi sengaja untuk

Pesta Bujangan Untuk Randy

Cerita ini adalah Prequel dari cerita Menjelang Pernikahan Mas Randy. Sepulang dari kantornya di bilangan Sudirman, Randy menyempatkan menjemput Tania, calon istrinya, yang bekerja di kawasan Kuningan. Mereka memang janjian untuk ke club kebugaran sepulang kerja. Melatih otot-otot tubuh sambil menantikan kemacetan di jalanan Jakarta usai. Keduanya memang rajin ke club kebugaran. Karenanya

Petualangan Aji 2, Part 1

1 Akhir April 1998. Suntuk! Semua tugas kuliahku yang sebarek-abrek belum satupun kukerjakan. Aku betul-betul disibukkan dengan segala macam aksi demonstrasi seiring dengan situasi politik yang semakin memanas sejak krisis moneter melanda Indonesia Juli 1997 lalu. Sebagai aktivis mahasiswa tentu saja tak pernah kulewatkan berbagai aksi turun ke jalan yang kami lakukan. Aksi-aksi ini telah

Petualangan Aji 2, Part 15

25 “Kami akan melaporkan perbuatan kalian ini!” kata Romi tegas. Suaranya tetap pelan. Matanya tak lepas menatap batang kami bergantian, pun anggota regunya itu. “Jangan Mas,” kataku memohon. Bram dan Irfan ketakutan. “Kami bersedia memberikan apa saja yang Mas minta asal jangan melaporkan hal ini,” aku segera berjalan menuju celana panjangku. Mencari dompetku. Setelah ketemu segera

Petualangan Aji 2, Part 16

26 “Ndri, giliran kamu,” kata Romi, tangaannya menarik resleting celananya ke atas. Romi kini sudah berpakaian rapi kembali. Sementara Andri kulihat segera melepaskan seluruh pakaian yang dikenakannya belum lagi kata-kata Romi usai seluruhnya. Dia benar-benar sudah tidak sabar menunggu giliran rupanya. Kami bertiga berdiri telanjang bulat memandangi Andri yang kini sudah bugil total di hadapan

Petualangan Aji 2, Part 17

27 Hampir pukul 3 dini hari ketika kami menyelesaikan persenggamaan itu. Setelah menggenakan pakaian, kami berlima kembali ke tempat masing-masing. Romi dan Andri kembali ke pos jaganya. Sedangkan aku, Bram dan Irfan kembali ke lobby. “Kapan-kapan kita ulangi lagi ya,” kata Romi saat kami berpisah. “Boleh Mas,” jawab kami bertiga serempak. Cengiran mesum terbentuk di bibir kami. Andri juga

Petualangan Aji 2, Part 18

29 Kedua tanganku mencengkeram bongkahan pantat Zaki dengan erat. Kepalaku bergerak-gerak, kadang maju mundur kadang berputar-putar tepat di depan selangkangan Zaki. Batang kontol besar dan panjang milik Zaki, keluar masuk mulutku. Pipiku mengempot menyedot-nyedot batang itu. Batangnya tidak bisa kumasukkan kedalam mulutku seluruhnya. Meski sudah kupaksakan, hanya sekitar ¾ nya saja yang bisa

Petualangan Aji 2, Part 19

31 “Capek Zak?” bisikku lembut di telinga Zaki. Ia masih menelungkup diatasku. “Iyah,” jawabnya pelan. “Puas?” tanyaku lagi. “Iya Ji, gak nyangka kalo ngentot dengan kamu enak banget,” “O ya?” “Iyah, tau enaknya kayak gini, sejak kemaren-kemaren aku udah ngajak ngentot dengan kamu,” katanya. Bibirku diciumnya. Kubalas ciumannya. Kami berciuman dengan buas. Saling melumat. Sambil

Petualangan Aji 2, Part 2

3 Didepan kami kini terpampang adegan oral sex yang dilakukan oleh sang cewek kepada sang cowok. Mulut kedua cewek itu begitu lihai menyelomoti kontol sang cowok. Kudengar sang cowok mulai mengerang-erang keenakan. Selanjutnya dengan posisi doggy style menghadap ke penonton sang cowok mengentot sang cewek. Rintihan, erangan, desah nafas mereka memenuhi ruangan. Sambil mengentot begitu sang

Petualangan Aji 2, Part 20

33 Epilog Pagi Hari di awal bulan Januari 2003. Aku sedang asik menonton berita di Liputan 6 Pagi, sambil minum kopi dan makan roti berselai coklat. Hampir lima tahun sejak jatuhnya Suharto, 21 Mei 1998 lalu, kembali mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa besar. Meskipun belum sebesar Tahun 1998 itu. Unjuk rasa yang kini dilakukan oleh junior-juniorku ini, mengingatkanku akan masa-masa indah

Petualangan Aji 2, Part 3

6 Pukul satu siang aku kembali ngumpul dengan teman-temanku sesama aktivis mahasiswa yang disebut Zaki kelompok nasionalis itu. Kami berkumpul di salah satu ruangan kampus. Kami akan mematangkan rencana acara orasi politik yang telah kami audiensikan dengan Dekan tadi pagi. Ketika aku datang seluruh anggota tim sukses acara telah hadir dan sedang serius membicarakan sesuatu. Aku segera duduk di

Petualangan Aji 2, Part 4

9 Hampir setengah jam aku bermain-main di lobang kenikmatan Bram. Berbagai jurus sudah kukeluarkan. Menjilat, menghisap, menyedot, menyelip-nyelipkan lidahku ke lobangnya yang sempit bahkan menyodok-nyodokkan jariku disana. Bram benar-benar keenakan dengan aksiku. Pantatnya bergoyang-goyang dan sekali-kali menekan mukaku. Kontolnya sudah tegak penuh dalam genggaman tanganku yang tak pernah

Petualangan Aji 2, Part 5

11 Pukul 7 pagi. Bunyi nyaring jam beker membangunkanku. Ahhhhh......aku menggeliat dengan tubuh telanjang bulat di tempat tidur. Aku memang suka tidur tanpa menggenakan busana selembar pun. Rasanya bebas. Ahhhh........kembali aku menggeliat, badanku terasa segar pagi ini. Tidur nyenyak mengembalikan staminaku yang semalam terkuras akibat “perang tanding” dengan Bram. Hehe. Dengan kontol

Petualangan Aji 2, Part 6

13 Tengah hari. “Kenapa sih kamu itu kalo kencing gak mau jongkok Ji?” sebuah suara yang sangat kukenal menegurku dari belakang. Suara Zaki. Aku menoleh padanya. Saat itu aku sedang kencing berdiri di kamar mandi. Tanganku menggenggam batang kontolku yang sedang mengeluarkan air kencing di water closet. “Eh, kamu Zak,” aku hanya nyengir mendengar komentarnya. Dia memang tak pernah bosan

Petualangan Aji 2, Part 7

15 “Ärghhhhhhhhh........” aku melenguh keras diatas tubuh telanjang Mas Doni yang berbaring telentang dibawahku. Kedua pahanya terkuak lebar mengangkang. Baru saja kusemburkan spermaku ke dalam lobang pantatnya yang empuk dan penuh dengan bulu-bulu halus. Setelah pembicaraan yang cukup mengagetkan tentang kakak beradik ini, kusenggamai Mas Doni dengan berbagai gaya. Mulai dari gaya duduk,

Petualangan Aji 2, Part 8

16 “Mashhh, Mashh......aku pengen keluarhhhhh,” desah Jono. Tubuhnya mulai menggeletar. Dibawah sana Mas Doni sedang asik bersilat lidah dengan batang kontolnya. Berbagai jurus oral yang diketahui Mas Doni sudah dipraktekkannya menyerang titik-titik kelemahan batang Jono. Sementara dari atas aku terus menggempur dada dan puting susunya. Rupanya Jono sudah tak mampu bertahan lagi akibat serangan

Petualangan Aji 2, Part 9

18 Pekan-pekan pertama di bulan Mei 1998. Tit, tit. Suara klakson mobilku mengagetkan Sony yang sedang duduk serius menonton televisi di ruang satpam. Saking seriusnya menonton dia tidak menyadari kalau aku sudah mengamatinya hampir dua menit dari jendela mobilku. Satpam satu ini gak kalah menarik dibanding si Jono. Kapan ya kurealisasikan rencanaku ngerjain dia seperti si Jono. Hehe. “Eh,

Petualangan Aji 2, Part10

19 Dengan perlahan kulepaskan kancing baju koko Ferdinand satu persatu. Dipejamkannya matanya, tak berani memandangku. Berdua kami berdiri berhadapan. Tubuhku sudah telanjang bulat sejak tadi dengan kontol mengacung tegak. Kami berada dalam kamarnya yang tidak terlalu luas dibandingkan dengan kamarku. Setelah mendengar pengakuannya yang diringi sedu sedan, kupacu mobilku menuju rumahnya. Dalam

Petualangan Aji 2, Part11

21 Pertengahan bulan Mei 1998. Jakarta rusuh. Pemicunya adalah kematian empat mahasiswa Trisakti saat unjuk rasa. Sayang sekali, keempatnya masih muda. Masyarakat marah. Masyarakat muak. Penjarahan dimana-mana. Kebencian pada etnis Cina menjalar. Toko-toko milik si mata sipit diserbu masyarakat. Barang-barang diambili. Beberapa gedung dibakar oleh massa yang marah. Papan bertuliskan “Milik

Petualangan Aji 2, Part12

Akhirnya aku baru tiba di kampus pukul 9 malam. Segera aku menemui teman-temanku di salah satu ruangan kampus, base camp kelompok kami. Aku hanya nyengir ketika teman-teman nasionalisku “marah-marah” padaku. Terutama si Yuda sang ketua. Katanya aku tidak tepat janji. Brifing untuk persiapan aksi besok sudah usai sejak satu jam yang lalu. Mau apalagi, kudengarkan saja “kemarahan” mereka, memang

Petualangan Aji 2, Part13

22 19 Mei 1998. Aksi kemaren sore benar-benar seru. Setelah didatangi dan didesak terus menerus oleh mahasiswa, akhirnya, pimpinan DPR dikomandani Harmoko mengeluarkan pernyataan yang mengagetkan. Mereka menyerukan kepada Suharto agar secara legowo mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden. Meskipun pernyataan itu terasa menggelikan, karena sebelumnya Harmokolah orang yang paling

Petualangan Aji 2, Part14

24 Subuh, 20 Mei 1998. Seharusnya hari ini ada acara di Monas. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang digagas oleh Amien Rais. Puluhan ribu mahasiswa dan masyarakat sudah siap untuk menghadiri acara itu. Perkembangan politik yang semakin memanas, memaksa Amien Rais untuk membatalkan acara. Desas-desus yang terdengar di kalangan mahasiswa adalah, bila acara tersebut tetap dilaksanakan,

Pondok Jejaka

Satu Usaha keras Yuda selama ini akhirnya membuahkan hasil juga. Dengan wajah sumringah ia menunjukkan namanya yang mejeng diantara nama-nama lain yang dinyatakan lulus SPMB pada kedua orang tuanya. Di Fakultas Teknik Elektro salah satu universitas negeri favorit di Depok. “Yuda lulus ma, pa,” katanya pada kedua orang tuanya. “Anak mama memang pinter deh,” sahut sang mama sambil

Seleksi Tim Volly

Daripada setiap hari sabtu dan minggu molor di kos-kosan karena gak ada kegiatan perkuliahan, Indra akhirnya mutusin ikut dalam club volly yang ada dikampusnya. Kebetulan semester ini ada rekrutmen anggota baru. Semester lalu Indra memang mutusin untuk full kegiatan akademik karena masa itu awal ia kuliah setelah lulus SMU. Saat itu ia tak ingin diganggu dengan segala tetek bengek selain kegiatan

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, 2

Menjelang tengah hari, kami tiba di Kota Gomorah. Dari celah sedekup aku mengintip ke luar. Seperti yang pernah di ceritakan oleh Noakh padaku, Gomorah memang sangat ramai. Kata Noakh, sama ramainya dengan Kota Sodom. Sejak kecil, aku memang belum pernah keluar dari desaku. Mendengar cerita Noakh tentang dua kota itu, membuatku punya keinginan untuk mengunjunginya. Namun bukan kunjungan seperti

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 3

Tiga batang kontol yang semuanya berukuran besar, milik Habel, Moab, dan Kenan mengacung tegak di depan mukaku. Setelah berhasil membuatku orgasme tadi, kini mereka menyuruhku untuk menghisap batang kontol milik mereka bergantian. “Aku tak pernah melakukannya. Aku tak bisa, aku tak mau” tolakku. Tiba-tiba aku teringat pada kekasihku. “Mulai sekarang, kau harus membiasakan diri melakukan hal

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 4

Enokh tidak jadi memperjakaiku malam itu. Ia hanya memintaku untuk mengoral kontolnya hingga orgasme. Aku sangat bersyukur, malam itu keperjakaanku tak perlu terenggut. Sambil melepas lelah seusai orgasmenya tuntas, dia bercerita tentang ketujuh putranya yang diperolehnya dari tiga orang istrinya padaku. Aku mendengarkan saja. Dia mengatakan padaku, bahwa keperjakaanku akan diserahkannya pada

Simpanan Mama

Mamaku itu emang hebat. Diusianya yang sudah kepala lima dia masih tetap cantik dan sexy. Di pekerjaanpun ia tetap paten. Karirnya melesat terus. Jabatannya kini sudah wakil direktur di perusahaan tempatnya bekerja. Karena hidup dengan mama sejahtera, maka aku memilih untuk tinggal bersamanya sejak ia bercerai dengan papaku setahun yang lalu. Papaku yang cuma bekerja sebagai pegawai rendahan,

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story