Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Petualangan Aji 2, Part 19

by Rangga


31

“Capek Zak?” bisikku lembut di telinga Zaki. Ia masih menelungkup diatasku.

“Iyah,” jawabnya pelan. “Puas?” tanyaku lagi.

“Iya Ji, gak nyangka kalo ngentot dengan kamu enak banget,”

“O ya?”

“Iyah, tau enaknya kayak gini, sejak kemaren-kemaren aku udah ngajak ngentot dengan kamu,” katanya. Bibirku diciumnya. Kubalas ciumannya. Kami berciuman dengan buas. Saling melumat. Sambil berciuman kubalikkan posisi kami. Aku berguling, kini Zaki dibawahku. Kontolnya yang lemas dan dipenuhi lendir itu terlepas dari jepitan celahku. Spermanya berceceran keluar dari lobang pantatku membasahi lantai kamar mandi. Menindih Zaki, kuciumi bibirnya. Mukanya, telinganya, semuanya. Ciumanku turun ke lehernya, dadanya yang bidang. Zaki mengerang, Zaki terangsang kembali oleh cumbuanku. Kontolnya mulai bergerak naik.

Sambil menjelajahi tubuhnya dengan bibirku, kukocok-kocok batangnya yang licin karena lendir sperma itu. Terus turun, mulutku kini di perutnya, diselangkangannya yang rimbun dengan bulu. Terus turun hingga ke bongkahan pantatnya. Kuangkat kedua kakinya. Zaki mengangkng dengan kedua kaki menekuk, terangkat ke atas. Kurimming celah pantatnya. Melanjutkan rimmingku yang tadi. Zaki meremas-remas rambut kepalaku. Lidahku kusodok ke celahnya. Menjelajahi celah sempit penuh bulu itu. Zaki mendesah.

Tiga jariku kusodokkan ke celah itu. Zaki mengernyitkan matanya. Dia kesakitan. Tapi tak apalah, dia kan lelaki perkasa, kuat, sakit sedikit seperti ini pasti dapat ditahannya. Kusodok terus berulang-ulang. Kuludahi celah pantatnya itu beberapa kali, membuat celah itu menjadi basah dan licin karena ludahku. Jariku menyodok semakin mudah.

Lobang Zaki sudah siap nih. Aku segera bangkit. “Zak, kamu nungging deh, seperti kalau sedang bersujud,” kataku. Zaki segera mengikuti perintahku. Kini ia bersujud dengan kedua paha menguak lebar. Aku sangat terangsang melihat bongkahan pantatnya. Sempit, kemerahan, dan diramaikan oleh bulu-bulu halus.

Selanjutnya aku berdiri dibelakangnya. Kutekukkan kakiku sedikit, agar batang kontolku tepat di depan celahnya. Jari-jari tangan kananku membantu menguak celahnya lebih lebar. Sedangkan tangan kiriku menyorong kepala kontolku ke pintu celahnya.

Perlahan-lahan kepala kontolku kususupkan ke celahnya. Susah, sempit. Zaki mengeden. Bongkahan pantatnya bergerak-gerak. Sepertinya ia sedang menahan sakit. Tapi tak ada protes dari mulutnya. Kulanjutkan penetrasiku. Kususpkan lagi, kudorong lagi. Zaki mulai mengerang. Kedua tangannya kulihat mengepal. Tetap tak ada protes. Kuteruskan lagi, hingga akhirnya seluruh batangku masuk ke lobang pantatnya.

“Sakit Zakh?” ujarku.

“Iyah, tapi terusin ajah...,” jawabnya. Aku tersenyum. Betapa pasrahnya cowok cakep ini. Kutarik kontolku keluar. Srettt. Ahhh..sempitttt. Zaki mengerang. Kudorong masuk. Srettt. Zaki mengerang lagi.

Tarik lagi. Sorong lagi. Tarik. Sorong. Tarik. Sorong. Tarik. Sorong. Tarik, sorong. Tarik, sorong. Tarik sorong tarik sorong. Goyanganku tak lambat lagi. Cepat. Semakin cepat. Tubuh Zaki bergoyang-goyang. Bongkahan pantatnya kuremas-remas. Kontolku terasa seperti dijepit kuat sekali.

“Ohhh...ohhhh...ohhh...oh....sssh...sshhhh...shhhh...ssshhhh...,”

Aku terus memacu gerakanku. Semakin cepat, kasar. Zaki benar-benar pasrah. Sebuah kepasrahan total. Dia pasti kesakitan. Tapi dia tak menunjukkan rasa sakit yang dideritanya.

Aku pengen ubah posisi nih. Tak melepaskan kontol dari lobang pantatnya kusuruh Zaki bangkit. Sambil terus menggerakkan pantat maju mundur, pelan-pelan kami berjalan ke arah westafel. Zaki kusuruh berdiri didepan wetafel. Tangannya berpegangan pada westafel. Tanganku juga berpegangan pada westafel, bersebelahan dengan tangannya. Kini aku dapat melihat ekspresi wajahnya dari pantulan cermin di westafel. Zaki memicingkan matanya, mulutnya membuka dan mengeluarkan eranagan-erangan. Melihat ekspresinya semakin menambah semagat juangku. Goyanganku semakin cepat. Semakin tak terarah. Rasanya kontolku akan muncrat. Tapi aku tak mau orgasme sekarang. Kuajak lagi Zaki berpindah. Kami masuk ke ruang wc. Ada water closed duduk disitu. Segera kududukkan pantatku di water closed itu. Zaki menduduki kontolku. Kedua kakinya tertekuk dan bertumpu disebelah pahaku pada tepi water closed. Pantatku bergerak naik turun, demikian juga pantat Zaki.

Kami terus berpacu. Sambil duduk begini aku bisa mengocok batang Zaki yang besar dan membonggol itu. Kami berdua benar-benar dibuai birahi yang menggila. Kami sudah tak peduli lagi kalau seandainya ada yang datang dan melihat. Yang ada dipikiran kami saat ini adalah terus memacu birahi meraih puncak kenikmatan.

Dan rasanya puncak kenikmatan ini akan segera tiba. Kontolku sudah tak bisa kuajak kompromi lagi. Spermaku akan segera tumpah. Pantatku kupacu semakin cepat. Kontol Zaki kukocok makin liar. Akhirnya......., akhirnya......., aaahhhhhhhhhhh.........

“Zakhhhhh................oohhhhhhhhhhhhh....,” aku mengerang keras. Aku berkelojotan. Pantatku kuhentak-hentakkan ke atas. Berkali-kali berbarengan dengan muncratan spermaku. Sambil kuhentak-hentakkan pantatku ke atas, buah pantat Zaki kupegang kuat-kuat, kutekan ke bawah bongkahan pantat itu, sehingga kontolku membenam dalam ke lobang pantat Zaki. “Ihhhhhhhh...,” erangku dalam kenikmatan. Zaki mengambil alih tanganku yang tadi memompa batang kontolnya. Kini dia bercoli sendiri diatasku. Dia mengerang-erang. Rupanya dia hampir sampai juga. Spermanya muncrat banyak sekali. Berceceran dilantai wc. “Ouhhhhhhhh......”, erangnya kuat.

Tubuhku terasa sangat lemas. Aku kelelahan. Kupejamkan mataku, mencoba beristirahat sejenak. Meredakan rasa lelah yang menghinggap. Zaki pun demikian. Tubuh kami basah bersimbah keringat. Masih dengan batang kontolku didalam lobang pantatnya, ia menyenderkan kepalanya dibahuku. Aku memeluk pinggangnya. Kusempatkan untuk mencium punggungnya yang basah.

Tiba-tiba, sekilas kulihat ada yang muncul di pintu wc. Aku segera beringsut, “Zak, ada orang,” bisikku pada Zaki. Zaki menahan tubuhku untuk tetap diam di tempatku. “Biarin aja, itu Ferdinand,” katanya. “Dia menjagai kita sejak tadi,” sambung Zaki.

“Ferdinand?” tanyaku bingung. Berarti sejak tadi dia menyaksikan pergumulan yang kami lakukan.

“Iya, santai saja,” kata Zaki lagi. Rupanya mereka sudah merencanakan ini semua dengan matang. Pantas persenggamaan kami yang seru dan penuh erang bisa aman sampai akhirnya.

Aku merasa lega. Kulihat Ferdinand tersenyum padaku. Aku membalas senyumnya. Selanjutnya aku memejamkan mataku. Aku pengen tidur meskipun sebentar saja. Dengan Ferdinand menjagai kami, aku punya waktu sedikit untuk beristirahat. Dia pasti tak akan mengijinkan orang lain untuk masuk ke kamar mandi ini.

Hanya sebentar saja, rasanya aku sudah tertidur pulas. Zaki tetap mendudukiku sambil menyenderkan kepalanya di dadaku. Aku tertidur sambil tetap memeluknya. Kontolku masih bersarang di lobang pantatnya.

32

Rasanya baru sebentar saja aku tertidur, ketika kurasakan ada yang mengguncang-guncang bahuku. Sayup-sayu terdengar suara seseorang membangunkanku, “Bangun...bangun..., Ji, bangun!” Kupaksakan membuka mata. Saking lelahnya, aku sangat susah untuk membuka kelopak mataku. Didepan mataku membayang wajah seorang laki-laki. Kabur. Bukan wajah Zaki, bukan juga Ferdinand. Tiba-tiba aku tersadar, aku kan masih di wc bersama Zaki. Astaga. Ada orang lain di wc ini. Kesadaranku muncul. Mataku terbuka lebar. Kini wajah didepanku terlihat jelas di mataku. Yuda! Aku bersegera bangkit. Kupandang sekeliling. Mana Zaki? Hey! Aku bukan di wc bersama Zaki. Aku berada di lobby. Di lantai. Bram dan Irfan tertidur nyenyak disebelahku. Kulirik jam tangan di lenganku, sudah jam 6 pagi. Artinya sejak persenggamaan massalku dengan para polisi tadi, aku sudah tertidur hampir tiga jam.

Kepalaku masih terasa pusing, karena kurang tidur mungkin. Yuda menyuruhku membangunkan Bram. Kami berdua disuruhnya untuk segera ngumpul di dapur umum, akan ada brifing katanya. Setelah itu Yuda pergi. Aku kembali bengong.

Apa yang telah terjadi? Apakah yang kualami bersama Zaki tadi hanya mimpi. Tak mungkin, tadi itu rasanya begitu dekat, begitu nyata.

Tubuhku masih terasa sangat lelah. Sambil melirik ke kiri dan ke kanan, kuselipkan tanganku ke balik celana dalamku. Selangkanganku basah kuyup oleh cairan kental. Sperma. Akhirnya kuyakini diriku bahwa apa yang terjadi tadi hanya mimpi. Pasti aku mimpi basah tadi. Mimpi masah yang begitu nyata kurasakan. Mimpi basah dengan orang yang sangat kurindukan. Zaki.

Wajah bagus Zaki berkelebat di benakku. Kuraba bibirku. Terbayang lumatan yang kami lakukan, terbayang bonggol besar kontolnya. Terbayang juga semua apa yang kualami dalam mimpi tadi. Betapa aku sangat merindukannya, hingga sampai terbawa dalam mimpiku. Mungkinkah aku bisa mendapatkan Zaki dalam kehidupan nyata. Rasanya tak mungkin. Sepertinya aku harus bersyukur diberikan mimpi menyenggamai Zaki dan disenggamai olehnya. Meskipun tak nyata, tapi cukup mengobati diriku akan obsesi untuk mencumbuinya.

Kulirik Bram dan Irfan. Keduanya masih terlelap. Aku segera membangunkan mereka. Setelah terbangun, segera kami meninggalkan tempat kami tidur tadi. Aku dan Bram menuju dapur umum, sedangkan Irfan kembali ke tempat ngumpul teman-temannya.

Di dapur umum aku bertemu Zaki dan Ferdinand. Keduanya, bersama-sama kelompoknya sedang sarapan. Zaki melambaikan tangannya padaku. Cowok itu nampak seperti biasanya. Tatapannya tetap teduh. Setelah membalas lambaiannya, aku segera membuang muka. Tak sanggup memandangnya berlama-lama. Bayangan mimpiku tadi langsung melintas di mataku. Aku terangsang. Birahiku datang. Segera aku berkumpul dengan teman-temanku. Mencoba larut dalam obrolan mereka, agar dapat melupakan bayangan mimpi tadi. Namun sangat susah, sesekali tetap juga bayangan itu datang tanpa perlu ku undang.

Kami brifing sebentar seusai sarapan. Yuda menyampaikan perkembangan yang terjadi. Katanya dinihari tadi ada pernyataan dari Amien Rais dan genknya tentang pemerintahan baru. Banyak yang bingung dengan arah pembicaraan Amien. Apakah maksudnya Komite Reformasi jadi dibentuk dan ressufle kabinet jadi dilakukan seperti yang diumumkan oleh Suharto? Atau ada hal yang lain. Entahlah. Yang pasti kabar burung ramai menyebar. Katanya Suharto akan mundur. Tapi banyak diantara kami yang pesimis. Kalaupun ada yang terlihat optimis, tetap saja punya keraguan.

Selesai brifing, teman-teman segera menuju halaman gedung, unjuk rasa akan dimulai kembali. Namun sebagian dari kami, yaitu Yuda, Bram, aku, dan beberapa orang lagi tidak ikut ke lapangan untuk berunjuk rasa. Kami akan memantau situasi melalui televisi. Di lobby, sebagian mahasiswa juga sudah asik memelototi layar televisi. Menyaksikan tayangan berita dari TV Pool. Sejak beberapa hari lalu, tayangan berita memang disiarkan melalui TV Pool di TVRI. Stasiun Televisi swasta tidak diperkenankan lagi menyiarkan siaran berita. Wawancara Ira Kusno dengan Sarwono Kusumaatmadja tentang “mencabut gigi” rupanya membuat gerah pemerintahan Suharto. Baru saja penyiar berita menyatakan pagi ini Suharto akan menyampaikan sesuatu pada pukul 9 nanti. Apakah pengumuman Komite Reformasi dan Ressufle kabinet yang akan dilakukan oleh Suharto esok hari dipercepat jadi hari ini? Entahlah. Tapi bisa saja, mungkin inilah maksud pernyataan Amien Rais dini hari tadi.

Jam di lenganku masih menunjukkan pukul 8 pagi. Tapi yang menonton televisi semakin ramai. Tak sabar menunggu jam 9 nanti. Bram duduk disebelahku. Dia sedang berdo’a dengan serius. Sebagai pengganti misa di gereja yang tak bisa dihadirinya, katanya. Memang seharusnya hari ini ia ke gereja, karena hari ini adalah hari Wafatnya Isa Al Masih. Lama juga Bram berdo’a. Mungkin, dalam do’anya ia juga menyempatkan bermohon pada Tuhan untuk segera menurunkan Suharto dari tahtanya.

Bersambung............

###

47 Gay Erotic Stories from Rangga

Ada Yang Baru

Banyak yang mengirimkan imel ke gua. Selain ngajak berkenalan banyak yang menanyakan kenapa gua gak menulis lagi di MOTN. Menjawab pertanyaan itu dalam kesempatan ini gua mau sampaikan bahwa gua sedang merampungkan sekuel Petualangan Aji. Butuh waktu yang lumayan lama juga buat gua untuk merampungkan tulisan itu. Kenapa lama? Karena gua pengen sekuel ini berbeda dari kisah pertamanya

Aladin (01)

Zaman dahulu kala di Negeri Cina tinggallah seorang pemuda miskin Aladin namanya. Kemiskinannya membuat Aladin melakukan segala hal untuk menghidupi dirinya bersama dengan ibunya yang sudah tua renta. Kadangkala Aladin mengemis di pasar, menjadi kuli membantu para pedagang mengangkat barang dagangan mereka, dan juga mencuri. Sesungguhnya Aladin adalah pemuda yang baik. Kalau sangat tidak

Aladin (02)

“Pamanku benar-benar jahat,” batin Aladin. Ia terduduk sendiri merenungi nasibnya. Kini ia terkurung di dalam tanah bersama harta karun yang melimpah. Sementara sang paman meninggalkannya. Aladin memandangi harta karun di dalam kantong. Sebuah lampu yang terbuat dari emas tertangkap pandangannya. Aladin segera mengambil lampu itu. Ia berniat memindahkan api dari obornya ke sumbu lampu itu.

Aladin (03)

“Benar juga katamu itu Jafar. Wahai pemuda apakah tempat tinggalmu semegah istanaku ini?” tanya raja. “Tuanku, jika hamba memiliki tempat tinggal semegah tuanku, itu artinya hamba tidak menghormati tuanku raja. Namun demikian tempat tinggal hamba cukup megah tuanku. Tuanku raja dan Putri Jasmin hamba undang untuk melihat tempat tinggal hamba besok,” sahut Aladin mantap. Ibu Aladin dan Ali

Antara Mas Donny dan Justin

Cerita ini sangat berbeda dari cerita yang biasanya gue bikin. Bisa dibilang nyeleneh. Gak tau apa yang suka baca cerita di situs ini suka. Mas Donny ada-ada aja deh. Masak dia memintaku ngentot dengan si Justin, mahasiswa yang kos di rumah kami? Ngawur kan. Tapi aku juga ngawur. Kenapa? Karena aku mau aja melaksanakan apa yang disuruhnya itu. Gimana aku mau nolak? Habisnya ngentot itu enak

BBS Eksekutif Muda

“Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” Suara ponsel yang diset getar berulang-ulang berbunyi diatas meja. Tak ada yang menjawab. Suara erangan memenuhi ruangan kamar hotel yang tidak terlalu luas itu. Dua pria muda sedang sibuk memacu birahi diatas ranjang empuk yang berderak-deraj. “Oh… oh.. oh.. oh.. oh.. yeshh.. yesshh… oh… oh..,” “Hoh..hoshh..hohh..

Behind The Scenes

Prolog Ini cerita tentang Ananditya Tama. Lebih sering dipanggil Aditya. Umur 22 tahun, lulusan D3 Perhotelan dari sebuah Akademi Pariwisata di Jakarta. Anak kedua dari tiga orang bersaudara yang semuanya cowok. Ayah turunan Pakistan dan ibu Sunda asli. Ganteng sudah pasti. Kulit putih bersih, dengan postur tubuh proporsional. Ramping namun atletis. Tinggi 179 cm dan berat 65 kilogram. Sempat

Behind The Scenes, Part 2

Pengantar. Ternyata MOTN tidak memuat seluruh cerita yang saya submitted kemaren. Untuk membuat anda-anda tidak penasaran, ini kelanjutannya. “Mengapa tadi teman-teman gue bisa enjoy melakukannya ya?” tanya Aditya. “Mungkin mereka benar-benar bisa rileks. Sementara kamu tidak,” kata Martin. “Apa memang begitu Rhin?” tanya Aditya pada Rhino yang sedang berdiri menontonnya dari jarak yang

Cerita Remaja (3)

BAB II NAKALNYA MAMA ANDRE Minggu pagi yang cerah. Andre sarapan berdua saja dengan mamanya di rumah. Biasanya acara sarapan hari minggu mereka lakukan bertiga bersama dengan papanya. Soalnya di hari-hari lain, tidak ada kesempatan untuk mereka dapat sarapan bersama, apalagi makan siang bahkan makan malam. Kesibukan kedua orang tuanya, menyebabkan mereka hanya dapat berkumpul bersama di

Cerita Remaja (4)

Andre semakin mendekat ke pintu kamar yang terkuak itu. Ia longokkan kepalanya sedikit ke celah pintu yang terbuka itu. Serta merta mata Andre melotot melihat pemandangan di ruang kerja papanya itu. Diatas meja kerja papanya, dua manusia lain jenis dalam keadaan bugil sedang asik memacu birahi dengan penuh nafsu. Kedua manusia itu tiada lain tiada bukan adalah mamanya dan Mas Dharma sang

Cerita Remaja (5)

BAB III ANAK-ANAK BASKET Meskipun bukan anggota basket, tapi Calvin kini tak asing lagi dengan komunitas itu. Pergaulan anak-anak basket yang terkenal sangat eksklusif di SMU Dwi Warna dapat dimasuki olehnya. Ini semua berawal dari ajakan Andre untuk menyaksikan latihan basket di sekolah. Setelah mendengar cerita Andre tentang kedoyanan anak-anak basket pada memek cewek dan silit cowok

Dibooking Andre

Beginilah nasibku. Aku jelas-jelas bukan homo. Apalagi banci. Butuh uang untuk hidup membuatku terjebak dalam dunia pelacur waria kayak gini. Setiap hari pakai baju perempuan, nongkrong di pinggir jalan menanti laki-laki yang memiliki orientasi seksual menyimpang atau sekadar pengen coba-coba, membookingku. Si Misye, alias Misno, teman sekamar sekaligus seprofesiku jelas waria asli. Bencong

Enak Dibaca dan Nafsuin!

Ingat slogan majalah Tempo? Mudah-mudahan masih ada yang inget. Buat yang gak inget atau malah gak pernah denger sama sekali, nih gue kasih tau, slogannya adalah, “Enak dibaca dan perlu”. Nah, judul tulisan diatas adalah plesetan dari slogan ini. Gue bikin judul seperti itu karena tulisan berikut ini isinya mengulas judul tersebut. Kali ini gue gak menulis cerita seperti biasanya. Tulisan gue

Harry Fucker dan Ruang Ganti Rahasia (1)

Kereta api sihir yang berangkat dari peron 9 ½ di London akhirnya tiba di Hogwart. Suaranya desis kereta yang keras dan nyaring tak mampu mengalahkan nyaringnya celotehan para murid di tingkat kedua sekolah sihir itu. Bertemu kembali dengan teman sekamar di asrama rupanya membuat mereka tak sabar untuk saling bercerita tentang pengalaman liburan masing-masing. Harry tersenyum-senyum melihat

Kok Bisa Gitu Sih?

Namaku Dika. Aku mau cerita tentang kejadian yang pernah ku alami waktu aku duduk di kelas tiga SD dulu. Umurku belum sampai sepuluh tahun waktu itu. Jangan salah sangka dulu lho. Ini kejadian bukan tentang diriku. Tapi tentang orang yang sangat kuhormati. Aku adalah anak pertama dari papa dan mamaku yang asli turunan Sunda. Papaku, Dadang Sukmana, adalah seorang karyawan swasta di sebuah

Menjelang Pernikahan Mas Randy

"Ndre, abis sekolahan langsung balik ya, jangan kemana-mana lagi" pesan Nyonya Vera pada anaknya, Andre, yang masih duduk di kelas 3 SLTP melalui hand phone. "Kenapa emangnya Ma?" tanya Andre. "Thomas gak ada temennya tuh di rumah. Mama dan dan Tante Serly mau belanja untuk kebutuhan pesta Mas Randy nih," "Lho, kan ada Papa dan Om Darwin di rumah," sambung Andre lagi. "Papa dan Om

Menjelang Pernikahan Mas Randy (2)

Acara pemberkatan pernikahan Mas Randy akan dilangsungkan di gereja pukul sepuluh pagi ini. Andre melirik jam tangan yang melingkar di lengan kirinya, masih pukul delapan, tapi mamanya sudah sibuk menyuruhnya dan Thomas untuk bersiap-siap sejak pukul tujuh tadi. “Ayo jas hitamnya dipakai sekarang. Kalian kan pengiring pengantin prianya. Kalo gak siap-siap dari sekarang entar repot deh. Ayo dong,

Pandu dan Ricky dan Aku

“Bang, tolong jemput mereka sore ini ke bandara ya, soalnya mereka gak ngerti Jakarta tuh,” kata Dina, adik perempuanku semata wayang melalui telepon tadi pagi. Yang dimaksudnya dengan mereka itu adalah Pandu dan Ricky dua temannya waktu di SMU kemaren. kalo yang namanya Pandu bukan hanya sekadar teman buat Dina, adikku itu. denger-denger sih mereka pacaran sampai sekarang. Makanya Dina jadi

Pangeran Tidur

Pada zaman dahulu kala tersebutlah sebuah negeri bernama Antah Berada Dimana. Negeri yang makmur dan damai, diperintah oleh seorang raja muda gagah perkasa didampingi oleh permaisurinya yang cantik jelita. Sang raja memerintah dengan penuh keadilan dan bijaksana. Sedemikian makmur dan damainya negeri itu, hingga batangan emas yang tergeletak di tepi jalan pun tak ada yang mengambilnya.

Pangeran Tidur, Part 2

Pengantar. MOTN lagi ngadat ya, gak bisa memuat seluruh cerita saya. Ini lanjutannya supaya elo gak penasaran. “Siapa engkau?!” tanya Pangeran William. Ia sangat terkejut melihat perubahan gadis cantik yang tadi ditolongnya menjadi seorang laki-laki tampan bertubuh kekar dengan busana transparan yang memamerkan keperkasaan tubuhnya. “Aku adalah seorang peri. Aku tadi sengaja untuk

Pesta Bujangan Untuk Randy

Cerita ini adalah Prequel dari cerita Menjelang Pernikahan Mas Randy. Sepulang dari kantornya di bilangan Sudirman, Randy menyempatkan menjemput Tania, calon istrinya, yang bekerja di kawasan Kuningan. Mereka memang janjian untuk ke club kebugaran sepulang kerja. Melatih otot-otot tubuh sambil menantikan kemacetan di jalanan Jakarta usai. Keduanya memang rajin ke club kebugaran. Karenanya

Petualangan Aji 2, Part 1

1 Akhir April 1998. Suntuk! Semua tugas kuliahku yang sebarek-abrek belum satupun kukerjakan. Aku betul-betul disibukkan dengan segala macam aksi demonstrasi seiring dengan situasi politik yang semakin memanas sejak krisis moneter melanda Indonesia Juli 1997 lalu. Sebagai aktivis mahasiswa tentu saja tak pernah kulewatkan berbagai aksi turun ke jalan yang kami lakukan. Aksi-aksi ini telah

Petualangan Aji 2, Part 15

25 “Kami akan melaporkan perbuatan kalian ini!” kata Romi tegas. Suaranya tetap pelan. Matanya tak lepas menatap batang kami bergantian, pun anggota regunya itu. “Jangan Mas,” kataku memohon. Bram dan Irfan ketakutan. “Kami bersedia memberikan apa saja yang Mas minta asal jangan melaporkan hal ini,” aku segera berjalan menuju celana panjangku. Mencari dompetku. Setelah ketemu segera

Petualangan Aji 2, Part 16

26 “Ndri, giliran kamu,” kata Romi, tangaannya menarik resleting celananya ke atas. Romi kini sudah berpakaian rapi kembali. Sementara Andri kulihat segera melepaskan seluruh pakaian yang dikenakannya belum lagi kata-kata Romi usai seluruhnya. Dia benar-benar sudah tidak sabar menunggu giliran rupanya. Kami bertiga berdiri telanjang bulat memandangi Andri yang kini sudah bugil total di hadapan

Petualangan Aji 2, Part 17

27 Hampir pukul 3 dini hari ketika kami menyelesaikan persenggamaan itu. Setelah menggenakan pakaian, kami berlima kembali ke tempat masing-masing. Romi dan Andri kembali ke pos jaganya. Sedangkan aku, Bram dan Irfan kembali ke lobby. “Kapan-kapan kita ulangi lagi ya,” kata Romi saat kami berpisah. “Boleh Mas,” jawab kami bertiga serempak. Cengiran mesum terbentuk di bibir kami. Andri juga

Petualangan Aji 2, Part 18

29 Kedua tanganku mencengkeram bongkahan pantat Zaki dengan erat. Kepalaku bergerak-gerak, kadang maju mundur kadang berputar-putar tepat di depan selangkangan Zaki. Batang kontol besar dan panjang milik Zaki, keluar masuk mulutku. Pipiku mengempot menyedot-nyedot batang itu. Batangnya tidak bisa kumasukkan kedalam mulutku seluruhnya. Meski sudah kupaksakan, hanya sekitar ¾ nya saja yang bisa

Petualangan Aji 2, Part 19

31 “Capek Zak?” bisikku lembut di telinga Zaki. Ia masih menelungkup diatasku. “Iyah,” jawabnya pelan. “Puas?” tanyaku lagi. “Iya Ji, gak nyangka kalo ngentot dengan kamu enak banget,” “O ya?” “Iyah, tau enaknya kayak gini, sejak kemaren-kemaren aku udah ngajak ngentot dengan kamu,” katanya. Bibirku diciumnya. Kubalas ciumannya. Kami berciuman dengan buas. Saling melumat. Sambil

Petualangan Aji 2, Part 2

3 Didepan kami kini terpampang adegan oral sex yang dilakukan oleh sang cewek kepada sang cowok. Mulut kedua cewek itu begitu lihai menyelomoti kontol sang cowok. Kudengar sang cowok mulai mengerang-erang keenakan. Selanjutnya dengan posisi doggy style menghadap ke penonton sang cowok mengentot sang cewek. Rintihan, erangan, desah nafas mereka memenuhi ruangan. Sambil mengentot begitu sang

Petualangan Aji 2, Part 20

33 Epilog Pagi Hari di awal bulan Januari 2003. Aku sedang asik menonton berita di Liputan 6 Pagi, sambil minum kopi dan makan roti berselai coklat. Hampir lima tahun sejak jatuhnya Suharto, 21 Mei 1998 lalu, kembali mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa besar. Meskipun belum sebesar Tahun 1998 itu. Unjuk rasa yang kini dilakukan oleh junior-juniorku ini, mengingatkanku akan masa-masa indah

Petualangan Aji 2, Part 3

6 Pukul satu siang aku kembali ngumpul dengan teman-temanku sesama aktivis mahasiswa yang disebut Zaki kelompok nasionalis itu. Kami berkumpul di salah satu ruangan kampus. Kami akan mematangkan rencana acara orasi politik yang telah kami audiensikan dengan Dekan tadi pagi. Ketika aku datang seluruh anggota tim sukses acara telah hadir dan sedang serius membicarakan sesuatu. Aku segera duduk di

Petualangan Aji 2, Part 4

9 Hampir setengah jam aku bermain-main di lobang kenikmatan Bram. Berbagai jurus sudah kukeluarkan. Menjilat, menghisap, menyedot, menyelip-nyelipkan lidahku ke lobangnya yang sempit bahkan menyodok-nyodokkan jariku disana. Bram benar-benar keenakan dengan aksiku. Pantatnya bergoyang-goyang dan sekali-kali menekan mukaku. Kontolnya sudah tegak penuh dalam genggaman tanganku yang tak pernah

Petualangan Aji 2, Part 5

11 Pukul 7 pagi. Bunyi nyaring jam beker membangunkanku. Ahhhhh......aku menggeliat dengan tubuh telanjang bulat di tempat tidur. Aku memang suka tidur tanpa menggenakan busana selembar pun. Rasanya bebas. Ahhhh........kembali aku menggeliat, badanku terasa segar pagi ini. Tidur nyenyak mengembalikan staminaku yang semalam terkuras akibat “perang tanding” dengan Bram. Hehe. Dengan kontol

Petualangan Aji 2, Part 6

13 Tengah hari. “Kenapa sih kamu itu kalo kencing gak mau jongkok Ji?” sebuah suara yang sangat kukenal menegurku dari belakang. Suara Zaki. Aku menoleh padanya. Saat itu aku sedang kencing berdiri di kamar mandi. Tanganku menggenggam batang kontolku yang sedang mengeluarkan air kencing di water closet. “Eh, kamu Zak,” aku hanya nyengir mendengar komentarnya. Dia memang tak pernah bosan

Petualangan Aji 2, Part 7

15 “Ärghhhhhhhhh........” aku melenguh keras diatas tubuh telanjang Mas Doni yang berbaring telentang dibawahku. Kedua pahanya terkuak lebar mengangkang. Baru saja kusemburkan spermaku ke dalam lobang pantatnya yang empuk dan penuh dengan bulu-bulu halus. Setelah pembicaraan yang cukup mengagetkan tentang kakak beradik ini, kusenggamai Mas Doni dengan berbagai gaya. Mulai dari gaya duduk,

Petualangan Aji 2, Part 8

16 “Mashhh, Mashh......aku pengen keluarhhhhh,” desah Jono. Tubuhnya mulai menggeletar. Dibawah sana Mas Doni sedang asik bersilat lidah dengan batang kontolnya. Berbagai jurus oral yang diketahui Mas Doni sudah dipraktekkannya menyerang titik-titik kelemahan batang Jono. Sementara dari atas aku terus menggempur dada dan puting susunya. Rupanya Jono sudah tak mampu bertahan lagi akibat serangan

Petualangan Aji 2, Part 9

18 Pekan-pekan pertama di bulan Mei 1998. Tit, tit. Suara klakson mobilku mengagetkan Sony yang sedang duduk serius menonton televisi di ruang satpam. Saking seriusnya menonton dia tidak menyadari kalau aku sudah mengamatinya hampir dua menit dari jendela mobilku. Satpam satu ini gak kalah menarik dibanding si Jono. Kapan ya kurealisasikan rencanaku ngerjain dia seperti si Jono. Hehe. “Eh,

Petualangan Aji 2, Part10

19 Dengan perlahan kulepaskan kancing baju koko Ferdinand satu persatu. Dipejamkannya matanya, tak berani memandangku. Berdua kami berdiri berhadapan. Tubuhku sudah telanjang bulat sejak tadi dengan kontol mengacung tegak. Kami berada dalam kamarnya yang tidak terlalu luas dibandingkan dengan kamarku. Setelah mendengar pengakuannya yang diringi sedu sedan, kupacu mobilku menuju rumahnya. Dalam

Petualangan Aji 2, Part11

21 Pertengahan bulan Mei 1998. Jakarta rusuh. Pemicunya adalah kematian empat mahasiswa Trisakti saat unjuk rasa. Sayang sekali, keempatnya masih muda. Masyarakat marah. Masyarakat muak. Penjarahan dimana-mana. Kebencian pada etnis Cina menjalar. Toko-toko milik si mata sipit diserbu masyarakat. Barang-barang diambili. Beberapa gedung dibakar oleh massa yang marah. Papan bertuliskan “Milik

Petualangan Aji 2, Part12

Akhirnya aku baru tiba di kampus pukul 9 malam. Segera aku menemui teman-temanku di salah satu ruangan kampus, base camp kelompok kami. Aku hanya nyengir ketika teman-teman nasionalisku “marah-marah” padaku. Terutama si Yuda sang ketua. Katanya aku tidak tepat janji. Brifing untuk persiapan aksi besok sudah usai sejak satu jam yang lalu. Mau apalagi, kudengarkan saja “kemarahan” mereka, memang

Petualangan Aji 2, Part13

22 19 Mei 1998. Aksi kemaren sore benar-benar seru. Setelah didatangi dan didesak terus menerus oleh mahasiswa, akhirnya, pimpinan DPR dikomandani Harmoko mengeluarkan pernyataan yang mengagetkan. Mereka menyerukan kepada Suharto agar secara legowo mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden. Meskipun pernyataan itu terasa menggelikan, karena sebelumnya Harmokolah orang yang paling

Petualangan Aji 2, Part14

24 Subuh, 20 Mei 1998. Seharusnya hari ini ada acara di Monas. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang digagas oleh Amien Rais. Puluhan ribu mahasiswa dan masyarakat sudah siap untuk menghadiri acara itu. Perkembangan politik yang semakin memanas, memaksa Amien Rais untuk membatalkan acara. Desas-desus yang terdengar di kalangan mahasiswa adalah, bila acara tersebut tetap dilaksanakan,

Pondok Jejaka

Satu Usaha keras Yuda selama ini akhirnya membuahkan hasil juga. Dengan wajah sumringah ia menunjukkan namanya yang mejeng diantara nama-nama lain yang dinyatakan lulus SPMB pada kedua orang tuanya. Di Fakultas Teknik Elektro salah satu universitas negeri favorit di Depok. “Yuda lulus ma, pa,” katanya pada kedua orang tuanya. “Anak mama memang pinter deh,” sahut sang mama sambil

Seleksi Tim Volly

Daripada setiap hari sabtu dan minggu molor di kos-kosan karena gak ada kegiatan perkuliahan, Indra akhirnya mutusin ikut dalam club volly yang ada dikampusnya. Kebetulan semester ini ada rekrutmen anggota baru. Semester lalu Indra memang mutusin untuk full kegiatan akademik karena masa itu awal ia kuliah setelah lulus SMU. Saat itu ia tak ingin diganggu dengan segala tetek bengek selain kegiatan

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, 2

Menjelang tengah hari, kami tiba di Kota Gomorah. Dari celah sedekup aku mengintip ke luar. Seperti yang pernah di ceritakan oleh Noakh padaku, Gomorah memang sangat ramai. Kata Noakh, sama ramainya dengan Kota Sodom. Sejak kecil, aku memang belum pernah keluar dari desaku. Mendengar cerita Noakh tentang dua kota itu, membuatku punya keinginan untuk mengunjunginya. Namun bukan kunjungan seperti

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 3

Tiga batang kontol yang semuanya berukuran besar, milik Habel, Moab, dan Kenan mengacung tegak di depan mukaku. Setelah berhasil membuatku orgasme tadi, kini mereka menyuruhku untuk menghisap batang kontol milik mereka bergantian. “Aku tak pernah melakukannya. Aku tak bisa, aku tak mau” tolakku. Tiba-tiba aku teringat pada kekasihku. “Mulai sekarang, kau harus membiasakan diri melakukan hal

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 4

Enokh tidak jadi memperjakaiku malam itu. Ia hanya memintaku untuk mengoral kontolnya hingga orgasme. Aku sangat bersyukur, malam itu keperjakaanku tak perlu terenggut. Sambil melepas lelah seusai orgasmenya tuntas, dia bercerita tentang ketujuh putranya yang diperolehnya dari tiga orang istrinya padaku. Aku mendengarkan saja. Dia mengatakan padaku, bahwa keperjakaanku akan diserahkannya pada

Simpanan Mama

Mamaku itu emang hebat. Diusianya yang sudah kepala lima dia masih tetap cantik dan sexy. Di pekerjaanpun ia tetap paten. Karirnya melesat terus. Jabatannya kini sudah wakil direktur di perusahaan tempatnya bekerja. Karena hidup dengan mama sejahtera, maka aku memilih untuk tinggal bersamanya sejak ia bercerai dengan papaku setahun yang lalu. Papaku yang cuma bekerja sebagai pegawai rendahan,

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story